Bagaimana jadinya ketika sebuah kisah nyata diangkat menjadi sebuah film? Ya, itulah film Sihir Pelakor. Film bergenre horor dengan sentuhan Islami ini merupakan film terbaru yang mulai rilis pada 31 Juli 2025 di bioskop.
Diketahui cerita dalam film ini merupakan sebuah kisah nyata yang sempat viral pada sebuah podcast yakni RJL 5 yang bisa disaksikan lewat kanal YouTube.
Mengisahkan sebuah keluarga yang mendapatkan teror akibat dari ilmu hitam atau sihir yang bernama Sabdo Pandito. Dahulu, pada masa penjajahan ilmu tersebut biasanya digunakan untuk mengalahkan musuh.
Namun, sekarang penggunaannya sering kali disalahgunakan. Dalam film ini sihir tersebut digambarkan sebagai salah satu cara licik untuk mendapatkan suatu keinginan.
Vita (Neona Ayu) pada suatu hari memergoki ayahnya Edi (Fathir Muchtar) berselingkuh dengan seorang perempuan bernama Rini (Asmara Abigail).
Rini menggunakan ilmu hitam bernama Sabdo Pandito itu untuk merebut Edi dari istrinya Jumiati (Marcella Zalianty). Rini memanfaatkan kesempatan sebagai pelanggan di Salon yang Jumiati kelola untuk melancarkan aksinya.
Sihir tersebut telah membuat keluarga tersebut kehilangan akal sehatya, sehingga tak sadar jika selama satu setengah tahun Edy telah pergi dan tidak pernah pulang ke rumah.
Kecurigaan mulai muncul dari para tetangga yang mempertanyakan kehilangan Edi yang secara tiba-tiba hingga ada anggapan bahwa Edi dan Jumiati telah bercerai. Namun, Keluarga Jumiati tidak membenarkan hal tersebut.
Serangkaian teror dan permasalahan juga bermunculan di kehidupan keluarga Jumiati. Sebab Edi yang telah dikuasai Rini sikapnya menjadi lebih arogan dan malah ingin menghancurkan usaha salon yang Jumiati kelola.
Edi dan Rini juga diketahui membuat sebuah perjanjian dengan Jin untuk menghancurkan usaha Jumiati yang membuat salon yang dikelolanya menjadi sepi.
Film ini menyajikan perpaduan drama keluarga dan horor dengan unsur supranatural khas Indonesia, yang tidak hanya menampilkan teror horor biasa tapi juga menggambarkan trauma psikologis dan konflik emosional dalam keluarga akibat perselingkuhan.
Film ini juga memadukan unsur horor dan religi, namun dari segi horornya tidak terlalu intens lebih banyak menggambarkan drama keluarga yang dibalut dengan emosional yang memuncak sepanjang alur ceritanya.
Akting para pemainnya bisa dibilang sukses dan mencuri perhatian penonton, terlebih perseteruan Neona Ayu dan Asmara Abigail yang bisa dibilang menjadi puncak emosi film tersebut.
Perjuangan seorang anak untuk mempertahankan kelurganya dari perpecahan menjadi poin yang menarik dalam film ini. Vita digambarkan sebagai seorang murid SMP yang memiliki karakter dengan pemikiran yang dewasa.
Karakter Rini yang diperankan Asmara Abigail juga sangat menarik perhatian, pasalnya karakter yang ia perankan dengan sifat Rini yang digambarkan dalam film sebagai wanita centil sangat relatable dengan sosok seorang pelakor.
Alur cerita yang dibangun sebenarnya sedikit berbelit-belit sehingga tidak terfokus pada satu tema cerita besar dalam filmnya. Selain itu juga banyak efek-efek yang kurang realistis seperti pada penggambaran Jin perempuan dan teror bola api yang dihadapi keluarga Jumiati.
Pesan moral utama yang ingin disampaikan dalam film Sihir Pelakor terletak pada dampak negatif perselingkuhan terhadap keluarga dan pentingnya perjuangan seorang anak dalam mempertahankan keharmonisan keluarga.
Melalui kisah ini, film menyampaikan pesan bahwa keluarga adalah hal yang harus diperjuangkan dan dipertahankan meski menghadapi tantangan berat, termasuk konflik batin dan gangguan supranatural.
Jadi, selain unsur horor, film ini juga mengandung pesan moral tentang pentingnya kesetiaan, kejujuran, dan perjuangan menjaga keluarga dari kehancuran akibat konflik internal dan eksternal.
Selain itu, film ini juga memberkan pesan tentang keikhlasan dan pengingat bahwa sebaik-baiknya pertolongan adalah pertolongan dari Allah SWT sebagai pemilik alam semesta.
Film ini sangat cocok bagi kamu yang suka dengan film horor yang tidak terlalu intens menampilan kengerian sosok gaib dan tidak terlalu banyak adegan jump scares. Jangan lupa saksikan di bioskop kesayangan kamu ya!
Baca Juga
-
Pink dan Hijau: Simbol Keberanian, Solidaritas, dan Empati Rakyat Indonesia
-
Jaga Jempolmu: Jejak Digital, Rekam Jejak Permanen yang Tak Pernah Hilang
-
Membaca untuk Melawan: Saat Buku Jadi Senjata
-
Diaspora Tantang DPR, Sahroni Tolak Debat: Uang Tak Bisa Beli Keberanian?
-
Keadilan bagi Affan: Ketika Kendaraan Negara Merenggut Nyawa Pencari Nafkah
Artikel Terkait
-
5 Rekomendasi Film Baru Sambut Pekan Pertama Agustus, Ada The Naked Gun
-
Review Film Ghost Train, Cari Hantu demi Konten Berujung Petaka
-
Review Film Drowning Dry: Tentang Menyelami Luka dan Mengulang Ingatan
-
Review Film The Naked Gun: Komedi Slapstick yang Bikin Ngakak dan Nostalgia
-
Review Film Mickey 17, Angkat Isu Sosial yang Keras Dibalut Humor Gelap
Ulasan
-
Ulasan Novel Mayday, Mayday: Berani untuk Berdiri Setelah Apa yang Terjadi
-
Review Film Red Sonja: Petualangan Savage yang Liar!
-
Review Film DollHouse: Ketika Boneka Jadi Simbol Trauma yang Kelam
-
Di Tengah Krisis Literasi, Kampung Ini Punya Perpustakaannya Sendiri
-
Ulasan Novel Mean Streak: Keberanian Memilih Jalan Hidup Sendiri
Terkini
-
Jago Matematika Disebut Pintar: Kenapa Angka Jadi Ukuran Cerdas di Indonesia?
-
Zita Anjani dan Gelombang Kritik: Antara Tanggung Jawab dan Gaya Hidup
-
Ghosting Bukan Selalu Soal Cinta: Saat Teman Jadi Avoidant
-
Demo Ojol Geruduk DPR di Tengah Hujan: Ini Tuntutan Pedas Mereka!
-
Belum Juga Jera, AFC Kembali Bikin Ulah Jelang Bergulirnya Ronde Keempat Babak Kualifikasi