Penikmat kopi di negeri ini tak lekas oleh zaman. Bukan hanya diminta untuk dinikmati, melainkan juga sebagai produk lokal dalam menambah perekonomian. Terkait dengan produk lokal, Kalapuaq Coffee kini menjadi UMKM brand lokal di kabupaten Majene, Sulawesi Barat, yang mulai mengekspos dirinya sebagai kopi unggulan dalam bentuk kemasan.
Salah satu keunikan Kalapuaq Coffee, yakni dengan menyeduh kopi dengan teknik saring dan tentunya tersedia beberapa origin asli dari belahan nusantara.
Menyeduh Kalapuaq Coffee sambil edukasi mengenai perkopian sangatlah menambah cerita lebih asik dan romantis. Apalagi kopi merupakan produk yang seksi di semua kalangan, bahkan nilai eksportirnya pun sangat tinggi.
Inovasi munculnya Kalapuaq Coffee tidaklah datang secara tiba-tiba. Iin sapaan akrabnya selaku pemilik Kalapuaq Coffee awalnya tidak suka minum kopi.
"Awalnya saya tidak suka dengan kopi, tetapi waktu saya ikut pada program Kementerian Pariwisata yang membuka pelatihan mengenai peracik kopi atau familiar disebut barista. Di situ bermula perlahan saya merasakan enaknya minum kopi," Kata Iin saat bercerita terkait pengalamannya yang dulu tak suka kopi.
Pelaksanaan pelatihan itu digelar kurang lebih sebulan di Medan. Perwakilan dari Sulawesi Barat waktu itu berjumlah 8 orang dan Iin salah satunya. Uniknya peserta yang berangkat mengikuti pelatihan itu, hanyalah Iin seorang perempuan.
"Awalnya saya berkecil hati, tetapi setelah berkenalan dengan ketujuh teman saya, justru saya menjadi tenang dan bersemangat karena teman-teman seperjuangan saya itu semuanya baik dan solid. Dari situlah saya meyakinkan orang tuaku untuk tetap bisa berangkat," ungkapnya.
Para peserta pelatihan diasramakan dan terbagi menjadi dua kejuruan, yaitu barista dan woodworking. Berbekal niat Iin yang tulus untuk belajar dan berharap ke depan bisa menambah nilai produktifitas.
"Hobi menjelajah rasa dan bernilai produktif, ke depan jika dijadikan motivasi dan branding diri tidaklah mustahil untuk meningkatkan perekonomian. Apalagi sekarang kita hidup di zaman yang kompetitif, suatu keharusan mengubah pola pikir," beber Iin.
Menurut penjelasan Iin, bahwa usaha Kalapuaq Coffee belumlah terlalu besar, tetapi besar harapannya bisa ikut berkompetisi di dunia enterpreneur.
Baca Juga
-
Media Sosial, Desa, dan Budaya yang Berubah
-
Media Sosial dan Dunia Anak: Antara Manfaat dan Tantangan
-
Pendidikan Etika Digital sebagai Pilar Pembangunan Berkelanjutan
-
Pendidikan, Kunci Generasi Muda Menuju Indonesia Emas 2045
-
9 HP Kamera 0,5 Harga 1-2 Jutaan Terbaik 2025, Foto Ramean Jadi Full Team!
Artikel Terkait
-
Niat Kasih Kecap ke Bakso, Ujungnya Malah Tuang Cairan Tak Terduga gara-gara Hal Ini
-
Kebijakan Work From Home dan Meningkatnya Konsumsi Kopi di Tengah Pandemi Covid-19
-
Realisasi Penyaluran KUR UMKM Capai Rp 6,39 Triliun
-
Sandiaga Uno Pakai Brand Lokal Telusur Kultur, Busana Unik dengan Ilustrasi Kuliner Khas Nusantara
-
5 Jenis Penikmat Kopi di Indonesia, Kamu Termasuk yang Mana?
Ulasan
-
Dari Utas viral, Film Dia Bukan Ibu Buktikan Horor Nggak Lagi Murahan
-
Review The Long Walk: Film Distopia yang Brutal, Suram, dan Emosional
-
Menyikapi Gambaran Orientasi Seksualitas di Ruang Religius dalam Film Wahyu
-
Review Film Janji Senja: Perjuangan Gadis Desa Jadi Prajurit TNI!
-
Review Film Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih: Drama Romansa Penuh Dilema
Terkini
-
Skin Barrier Auto Sehat! Ini 4 Pelembab Panthenol dengan Persentase Tinggi
-
Land of Leisures 2025: 90+ Brand Lokal, Barasuara, dan Kolaborasi Kreatif Siap Guncang Yogyakarta
-
Bahas Lavender Marriage! Sarwendah Bagi-Bagi Ilmu atau Sindir Seseorang?
-
Bernadya Rilis 'Lulla Bear': Kolaborasi Musik & Seni Visual yang Wajib Kamu Koleksi di JICAF 2025
-
JEYC Resmi Bermitra dengan Cambridge untuk Pendidikan Usia Dini Berstandar Internasional di DIY