Melalui dongeng, fantasi atau imajinasi anak akan bertumbuh. Betapa mengasyikkan dongeng dan aneka kisah di dalamnya. Untuk itulah, dongeng harus tetap membudaya. Banyak cara dapat dilakukan untuk melestarikan dongeng, salah satunya melalui gerakan nyata giat mendongeng yang dilakukan secara individu maupun bersama komunitas.
Ayo Dongeng Indonesia (AyoDI), merupakan sebuah komunitas mendongeng yang berdiri pada tahun 3 Desember 2011 di Kota Jakarta. Komunitas yang kini telah memiliki lebih dari 200 anggota dari berbagai daerah di Indonesia ini berkomitmen pada kampanye kegiatan mendongeng bagi anak di Indonesia untuk keceriaan, inspirasi, motivasi dan pengembangan imajinasi.
Salah satu kegiatan rutin yang diselenggarakan komunitas Ayo Dongeng Indonesia adalah menyelenggarakan Festival Dongeng Internasional Indonesia setiap tahunnya. Festival Dongeng Internasional Indonesia 2021 diselenggarakan secara virtual melalui YouTube dan Instagram karena pandemi virus corona belum selesai. Festival Dongeng Internasional Indonesia 2021 berlangsung sejak 23-28 November 2021.
“Ayo Dongeng Indonesia itu setiap tahun mengadakan Festival Dongeng Internasional Indonesia, disana kita menghadirkan beragam dongeng untuk merayakan dongeng, jadi banyak yang bisa menikmati. Tapi yang mau belajar juga bisa disana. Nah sekaligus kita memberikan Penghargaan Dongeng Indonesia untuk seniman penutur cerita yang memberikan dedikasinya untuk dunia anak, dunia dongeng dan cerita. Sebagai pengingat juga bagi semua.” Kata Kak Aio (Mochamad Ariyo Faridh Zidni, pendiri Komunitas Ayo Dongeng Indonesia).
Menjadi bukti apa yang dikatakan Kak Aio, dalam Festival Dongeng Internasional Indonesia 2021 berlangsung momen pemberian Penghargaan Dongeng Indonesia pada sosok inspiratif atas dedikasinya untuk dunia anak, dunia dongeng, dan dunia cerita. Penghargaan Dongeng Indonesia tahun 2021 tersebut diberikan kepada Bagong Soebardjo. Namun akibat pandemi, penyerahan penghargaan tersebut baru dapat terlaksana pada Sabtu, 9 Juli 2022 di Yogyakarta.
Menemui Sosok Inspiratif, Bagong Soebardjo
Menyusuri padatnya jalanan Kota Yogyakarta di akhir pekan, saya (Kak Ares) bersama dua relawan Ayo Dongeng Indonesia lainnya (Kak Lita dan Kak Desi) menemani Kak Aio dengan berkendara sepeda motor mencari alamat Pak Bagong yang baru.
Berbekal aplikasi GoogleMaps Kak Aio menjadi kapten perjalanan kami menuju kediaman Pak Bagong Soebardjo. Dari Alun-Alun Kidul tempat kami berkumpul memulai perjalanan, sekitar 41 menit kemudian aplikasi memberi notifikasi bahwa kami telah tiba di tujuan. Kami berhenti di sebuah tanah lapang dengan beberapa bangunan joglo yang sebagian sudah berdiri utuh, sebagian lainnya masih belum dibangun sempurna. Beberapa warga tampak sibuk berbenah di masing-masing joglo yang kami jumpai. Setelah bertanya pada salah satu warga, akhirnya kami menemukan rumah Pak Bagong.
Pria berambut putih keluar menyambut kami dengan senyumnya yang ramah saat kami memarkirkan motor di tanah lapang berumput. Dialah Pak Bagong, pecinta dongeng sejak kecil dan memilih dongeng sebagai jalan hidupnya hingga kini dia tak muda lagi.
Kami dipersilahkan masuk ke rumah yang belum sepenuhnya jadi. Suara gergaji tukang bangunan di belakang rumah mengalun seirama langkah kaki kami memasuki ruangan kecil dengan interior kursi babon lawas khas rumah jawa. Lantai yang kami tapaki dengan bertelanjang kaki terasa kasar, masih menyisakan butiran pasir dan semen di permukaannya.
Setelah duduk di kursi, perhatian tertuju pada tumpukan puluhan kardus yang memenuhi hamper setengah ruangan tempat kami berada. Isinya wayang dan berbagai karya Pak Bagong yang belum sempat ditata.
Selain tempat tinggal, Pak Bagong juga berencana membangun tempat yang lebih layak dan luas untuk Sanggar Wayang Dongeng. Ia memang sudah merintis sanggar tersebut seiring dengan perjalanannya menjadi pendongeng.
“Nantinya di sebelah sana mau saya bangun Sanggar Wayang Dongeng, ada perpustakaan dan studionya juga. Nanti teman-teman pendongeng bisa pentas di sana.” Kata Pak Bagong sambil menunjuk lokasi yang rencananya akan dia bangun.
Penghargaan Dongeng Indonesia
Bapak dari empat orang anak ini dikenal sebagai pendongeng, kartunis dan penulis. Wayang-wayang yang ia buat dijadikan sebuah media untuk menyampaikan pesan melalui dongeng. Sejak tahun 1979 Pak Bagong membuat wayang-wayang kartun dari karton dan barang bekas. Alasannya sederhana, barang baku dari barang bekas harganya murah dan mudah didapat.
Pak Bagong memiliki keterampilan yang berbeda dari pendongeng lainnya, karena jago memvisualisasikan tokoh-tokoh dari dongeng dalam bentuk wayang dongeng. Di rumahnya dijumpai wayang berbentuk aneka alat tranasportasi, aneka hewan dan tumbuhan, tokoh anak kecil hingga orang tua dengan berbagai kostum. Bahkan beberapa tokoh kartun juga dibuatnya menjadi wayang. Semua itu dibuat dari barang bekas. Di dinding rumahnya juga terpajang hiasan seni rupa dari bahan bekas.
“Eh itu burung ya Pak? Itu burung apa Pak?” tanya Kak Aio menunjuk salah satu karya tiga dimensi yang terpajang di atas almari.
Pak Bagong menjelaskan, itu adalah burung kuntul. Badannya terbuat dari botol oli bekas. Mendengar penjelasan Pak Bagong, seketika kami saling berpandangan. Sungguh kreatif, beliau bisa menemukan ide dan membuat bentuk hewan sesuai barang bekas yang tersedia.
Ada juga karya tiga dimensi berupa topeng yang sempat menjuarai lomba beberapa waktu lalu. Topeng tersebut dibuat seluruhnya dari barang bekas. Pak Bagong menyusun warna dari barang-barang bekas sedemikian rupa sehingga jika sekilas dipandang topeng tersebut diberi pewarna. Padahal warna yang ada pada topeng dibuat asli dari susunan barang bekas yang ditata sedemikian rupa sesuai warna asli barang bekas yang dipakai. Kalau semua yang ada di kardus dipajang, sepertinya imajinasi kami akan sulit dikontrol karena karya-karya beliau yang selain bagus, juga memiliki makna dalam setiap proses pembuatannya.
Keunikan Pak Bagong dalam mementaskan dongeng menggunakan wayang dongeng menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta dongeng. Berkat keahliannya mendongeng sambal memainkan wayang, membawa Pak Bagong tak hanya aktif pentas di dalam negeri, dongeng dan wayang karyanya pernah membawanya ke luar negeri.
Empat tahun lalu, tepatnya tahun 2018 Pak Bagong pernah diundang di sebuah konferensi di Australia sebagai pembicara. Pada 2019, Pak Bagong kembali tampil di negara tetangga di Singapura berkolaborasi dengan puppeter lain. Wayang dongeng Pak Bagong bahkan pernah diangkat ke layar kaca. Dongeng yang diberinya judul Bajra Bagaskara difilmkan dan ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta.
Deretan kesempatan yang diperoleh Pak Bagong untuk mengisi berbagai acara bergengsi tersebut tentu bukan diperoleh secara cuma-cuma. Semua itu diperolehnya berkat semangat, kegigihan dan ketulusannya untuk melestarikan dongeng dan menghadirkan dongeng lewat wajah yang berbeda dengan cara sekreatif mungkin.
Bagi ayah empat orang anak ini, dongeng merupakan bagian penting untuk mengiringi perkembangan anak. Oleh karena itu, konten yang dibawakan harus memuat ajaran luhur dan bernilai positif. Tak jarang Pak Bagong mendesain konten dongeng yang dibawakannya agar amanat dari dongeng yang dia tampilkan memiliki nilai keteladanan bagi anak-anak.
Cuplikan-cuplikan kecil dari kisah Pak Bagong inilah yang akhirnya menjadikan Pak Bagong sebagai sosok inspiratif dalam dunia dongeng sehingga layak menerima Penghargaan Dongeng Indonesia.
“Pak, tujuan utama kami kemari untuk mengantarkan titipan dari teman-teman Ayo Dongeng Indonesia berupa piagam penghargaan atas dedikasi dan kisah inspiratif Pak Bagong dalam dunia dongeng,” kata Kak Aio sambal membuka pembungkus piagam.
Pak Bagong menerima piagam berpigura itu dengan raut wajah sumringah. Selain piagam, Ayo Dongeng Indonesia juga memberikan beberapa hadiah untuk Pak Bagong.
Dalam kesempatan itu, Pak Bagong memberi pesan dan nasihat kepada kami untuk terus semangat mendongeng.
“Kak Aio, ini saya terima. Sampaikan salam dan terimakasih saya untuk teman-teman Ayo Dongeng Indonesia. Semoga semuanya selalu sehat dan segera bisa membuat event-event dongeng lagi,” kata Pak Bagong menerima penghargaan yang diberikan Kak Aio sebagai penggagas Festival Dongeng Internasional Indonesia.
Penghargaan Dongeng Indonesia dianugerahkan pertama kali kepada Pak Raden atau Pak Suyadi. Selanjutnya ada Pak I Made Taro, Kak Ibnu Wees Say, Mbah Ledjar dan sekarang Pak Bagong sebagai penerima Penghargaan Dongeng Indonesia.
Dari sosok inspiratif seperti Pak Bagong, semoga dapat menjadi pemantik siapapun untuk terus bergerak menciptakan kebermanfaatan dalam bidang apapun. Semoga semangat Pak Bagong menjadi pendorong siapapun untuk tetap berkarya meski usia tak lagi muda.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
BRI Raih Penghargaan Internasional Berkat Transformasi Digital Melalui BRIAPI
-
5 Potret Syifa Hadju Tampil Memukau Hadiri Penghargaan, Tak Lupa Ucapkan Terima Kasih pada El Rumi
-
Terapkan Bisnis Berkelanjutan Unilever Indonesia Raih "The Best Listed Company Based on ESG Score"
-
Daftar Lengkap Pemenang Korea Grand Music Awards Hari Pertama dan ke-2
-
8 Potret Cinta Laura Raih Penghargaan Most Inspiring Youth 2024 di YPP Award, Inspiratif!
Ulasan
-
Mama yang Berubah Jadi Peri di Mummy Fairy and Me 4: Keajaiban Putri Duyung
-
Jambi Paradise, Destinasi Wisata Pilihan Keluarga
-
Melancong ke Jembatan Terindah di Jambi, Gentala Arasy
-
Review Film Role Play, Menjelajahi Dunia Karakter dan Narasi
-
Ulasan Novel Hotel Royal Costanza: Kisah Seorang Jurnalis yang Disandera
Terkini
-
3 Rekomendasi Oil Serum Lokal Ampuh Meredakan Jerawat, Tertarik Mencoba?
-
Selamat! NCT Dream Raih Trofi ke-2 Lagu 'When I'm With You' di Music Bank
-
Disney Umumkan 5 Drama Korea yang Tayang di Tahun 2025, Ada Knock Off!
-
See To Wear 2024 Guncang Industri Fashion Lokal, Suguhkan Pengalaman Berbeda
-
3 Penyerang yang Berpotensi Tersingkir dengan Hadirnya Ole Romeny di Timnas Indonesia