Matra laut TNI akan kembali diperkuat dengan alutsista baru di tahun 2023 ini. Setelah beragam pengadaan alutsista yang telah terjadi pada kurun 2020-2022, kini beberapa pesanan yang telah dilakukan oleh TNI-AL akan mulai diterima satu per satu.
Hal ini tentunya akan menjadi langkah yang positif dalam menyongsong modernisasi alutsisat maritim demi menyongsong MEF (Minimum Essential Force) di tahun 2024 nanti.
Satu dari sekian banyak alutsista baru yang dibeli oleh TNI-AL adalah kapal penyapu ranjau. Hal ini dikarenakan kapal penyapu ranjuau yang dimiliki oleh TNI-AL seperti Pulau Rengat-class (Tripartite-class) dan Pulau Rote-class (Kondor-class) sudah mulai menua dan harus segera dimodernisasi.
BACA JUGA: 4 Daftar Rekomendasi Wisata Sejarah di Magelang
Dilansir dari situs indomiliter.com, pihak TNI pada tahun 2019 telah merencanakan membeli kapal penyapu ranjau terbaru. Kapal ini dikenal dengan nama Frankenthal-class. Seperti apakah kapal tersebut ? mari kita simak ulasannya berikut ini.
1. Dibeli dari Galangan di Jerman
Kapal penyapu ranjau terbaru TNI-AL yakni Frankenthal-class dibeli dari galangan di Jerman. Galangan yang dimaksud yakni Abeking & Rasmussen (A & R) di daerah Bremen, Jerman.
Dilansir dari situs abeking.com, pemerintah Indonesia telah menyetujui pembangunan 2 unit kapal penyapu ranjau terbaru dari galangan Abeking & Rasmussen di Jerman yang mengarah kepada kapal jenis Frankenthal-class.
Kapal yang memiliki panjang sekitar 62 meter tersebut akan didesain sesuai dengan pemesanan yang diinginkan oleh Indonesia dan akan dilengkapi dengan berbagai sistem buru ranjau terbaru, termasuk dengan kendaraan nirawak untuk kegiatan eksplorasi di bawah laut.
2. Mampu Membawa Kendaraan Nirawak
Kapal yang mulai didesain sejak dekade 1990-an ini memiliki beragam kemampuan deteksi ranjau mutakhir dan dapat membawa kendaraan nirawak bawah laut atau drone laut. Kendaraan ini dikenal dengan nama remotely operated underwater vehicle (ROV).
Di dunia sipil kendaraan semacam ini digunakan untuk kepentingan pemetaan bawah laut dan keperluan keilmuan, sedangkan untuk kepentingan militer umumnya digunakan untuk melakukan survei area bawah laut dan bantuan pelacakan ranjau. ROV standar yang dioperasikan oleh kapal ini yakni Pinguin B3 mine-hunting.
Selain itu, kapal ini memiliki sistem sonar dan radar mutakhir guna mendukung perannya sebagai kapal penyapu ranjau. Serta, kapal ini juga memiliki perangkat pertempuran elektronik yang dikenal dengan nama TKWA/MASS (Multi Ammunition Softkill System).
Untuk sistem persenjataannya kapal ini dilengkapi 1 meriam Bofors 40mm/L70 atau meriam autocannon MLG 27 dengan kaliber 27 mm. Kapal ini juga dilengkapi dengan sistem rudal anti serangan udara jarak pendek. Kapal yang mampu melaju hingga 33 km/jam ini diawaki oleh sekitar 40 orang pelaut.
BACA JUGA: 4 Kota Terbaik di Dunia sebagai Destinasi Liburan Tahun Baru 2023
3. Diberi Nama Pulau Fani-class
Di Indonesia kapal ini akan dispesifikasikan sebagai Pulau Fani-class yang merujuk ke nama kapal pertamanya yakni KRI Pulau Fani (731) yang diluncurkan pada oktober 2022.
Indonesia menganggarkan dana sebesar 204 juta USD untuk pembangunan 2 unit kapal yang diklasifikasikan sebagai Mine Countermeasures Vessels (MCMV) tersebut.
Beberapa pengamat menyebut pembelian kapal penyapu ranjau oleh Indonesia ini merupakan sebuah langkah evolusi bagi kapal Frankenthal-class, terutama dari segi panjang yang mencapai 62 meter. Hal ini dikarenakan panjang kapal tersebut dahulunya hanya sekitar 55 meter.
Nah, itulah sedikit informasi mengenai kapal pemburu ranjau terbaru TNI-AL, yakni Frankenthal-class. Kapal ini diharapkan akan segera dapat memperkua satuan kapal ranjau (Satran) TNI-AL. Pembangunan Kapal kedua dari jenis ini kemungkinan akan mulai dilaksanakan tahun 2023 ini.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
PSSI Anak Tirikan Timnas Indonesia Senior, Media Asing Berikan Sorotan!
-
Cadangkan Zahaby Gholy saat Jumpa Brazil, Nova Arianto Berikan Klarifikasi!
-
Piala Dunia U-17: Takluk dari Brazil, Peluang Lolos Indonesia Masih Ada!
-
Misi Baru! Gagal di Edisi 2026, PSSI target Timnas Main di Piala Dunia 2030
-
PSSI Tak Masukkan Laga Uji Coba Timnas U-22 ke Kalender FIFA: Konsistensi Dipertanyakan?
Artikel Terkait
-
Profil Jenderal Andika Perkasa, Panglima TNI yang Baru Saja Purna Tugas
-
BMKG Minta Layanan Kapal Ferry Merak - Bakauheni Waspada Angin Kencang
-
Keadaan Karimunjawa Genting, Ganjar Pranowo Telepon KSAL Pinjam Kapal Perang
-
Perayaan Malam Tahun Baru Berubah Kesedihan, Rumah di Komplek TNI AL di Palembang Terbakar
-
Mengenal Dassault Falcon 7X dan 8X, Pesawat Jet VVIP Terbaru TNI-AU
Ulasan
-
Sabtu Bersama Bapak: Novel yang Menggugah dan Penuh Perenungan
-
Netflix Ungkap Kasus Nyata Paling Ngeri dalam The Monster of Florence
-
Ulasan Novel Never Over, Cinta yang Tak Pernah Selesai
-
4 Rekomendasi Novel Thriller Indonesia dengan Alur Cerita yang Menegangkan!
-
Review Film Predator Badlands: Kala Sang Monster Jadi Mangsa di Tanah Asing
Terkini
-
Usai Perceraian, Andre Rosiade Sebut Pernikahan Azizah Salsha Bukan Paksaan
-
Bandung Sustainability Summit 2025: Saat Bandung Menunjukkan Cara Baru Gelar Acara Ramah Lingkungan
-
Jangan Cuma Ikut Tren, Ini 7 Hal Wajib Kamu Cek Sebelum Beli Smartphone Baru
-
ANTARA Ajak Mahasiswa Belajar Memotret dengan Hati Lewat Workshop Fotografi Jurnalistik di UGM
-
Rahasia Otak Bahagia: Ternyata Salmon Hingga Cokelat Hitam Bisa Jadi Antidepresan Alami!