Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Calvin Vadero
Bupati Samosir, Vandiko Gultom melihat produk madu dari Desa Sijambur (samosirkab.go.id)

Desa Sijambur Lumban Pokki yang terletak di Kecamatan Ronggurni Huta Pulau Samosir merupakan permata tersembunyi bagi mereka yang ingin merasakan keindahan alam dan belajar tentang praktik pertanian tradisional.

Meskipun lokasinya terpencil dan sumber daya terbatas, desa ini berhasil menarik pengunjung karena kegiatan pertanian hilirnya yang unik dan produk kreatifnya.

Masyarakat Desa Sijambur dikenal dengan sebutan Pardolok yang artinya orang pegunungan karena bentuknya yang mirip desa dan medan yang menantang. Air di wilayah tersebut juga dikenal sulit sehingga membuat banyak orang tidak nyaman.

Akibatnya, banyak anak muda yang memilih meninggalkan desa untuk mencari peluang yang lebih baik di tempat lain. Namun seiring berjalannya waktu, jalan menuju Desa Sijambur sudah semakin baik sehingga memudahkan pengunjung untuk mengakses kawasan tersebut.

Meski menghadapi banyak tantangan, masyarakat setempat tetap antusias untuk meraih peluang pembangunan dan memanfaatkan sumber daya yang ada.

BACA JUGA: Nepal Van Java, Desa Wisata Populer di Magelang yang Punya Pemandangan Menakjubkan

Disadur dari jadesta.kemenparekraf.go.id, salah satu sumber daya di desa ini adalah kegiatan pertanian hilir desa yang telah melahirkan petani multifungsi yang dapat menghasilkan sumber daya pertanian dan mengubahnya menjadi produk yang dapat dipasarkan.

Inilah yang menjadi ciri khas Desa Sijambur Lumban Pokki yang lebih sering dikunjungi karena hasil pertaniannya ketimbang pemandangannya yang indah.

Desa ini sangat terkenal dengan Madu Hutan Samosir dan Minyak Sereh, keduanya memiliki nilai potensi yang besar dan dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi produk turunannya seperti Minyak Cengkeh dan Minyak Kayu Putih.

Namun karena keterbatasan peralatan, desa tersebut belum mampu memproduksi produk tersebut dalam jumlah banyak.

Terlepas dari tantangan tersebut, desa ini mampu mengembangkan beberapa produk kreatif, berkat orang-orang seperti Raja Tamba, yang telah memilih untuk tinggal di desa dan membantu mengembangkan sumber daya yang ada di desa ini.  

Bagi mereka yang tertarik dengan ekowisata dan belajar tentang praktik pertanian tradisional, Desa Sijambur Lumban Pokki menawarkan tiket masuk dan parkir gratis.

Pengunjung memiliki kesempatan untuk belajar tentang berbagai tumbuhan dan mengamati proses produksi madu dan minyak. Namun, karena kesulitan pasokan air, desa tersebut belum mampu menawarkan banyak hal lain dalam hal ekowisata.

BACA JUGA: Desa Penglipuran Bali, Destinasi Desa Wisata Terbersih di Dunia

Menuju Desa Sijambur Lumban Pokki cukup menantang, karena pengunjung harus melewati hutan dan pegunungan. Bagi yang datang dari Pangururan sebaiknya memilih jalan menuju Danau Sidihoni, sedangkan yang dari Tomok harus menuju ke Ronggurnihuta lalu ke Desa Sijambur.

Meski menempuh perjalanan yang menantang, pengunjung disuguhi pemandangan pohon cengkeh, pinus, kayu putih, dan tanaman keras lainnya.

Kesimpulannya, Desa Sijambur Lumban Pokki adalah permata tersembunyi bagi mereka yang ingin merasakan keindahan alam dan belajar tentang praktik pertanian tradisional.

Meski menghadapi banyak tantangan, masyarakat setempat tetap antusias untuk meraih peluang pembangunan dan memanfaatkan sumber daya yang ada. Bagi mereka yang tertarik dengan ekowisata, desa ini menawarkan pengalaman unik dan otentik yang sulit ditemukan di tempat lain.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Calvin Vadero