Setiap daerah di wilayah Indonesia tentunya memiliki berbagai macam tradisi ketika hari raya IdulFitri. Tak terkecuali di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Warga di daerah yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan ini memiliki tradisi khusus dalam merayakan Hari Kemenangan. Tradisi itu disebut Balumbo Biduk.
Menggunakan dialek Melayu, lomba pacu perahu di Sarolangun ini dikenal dengan istilah Balumbo Biduk atau Pacu Biduk. Lomba ini selalu menyimpan cerita yang tak hilang ditelan waktu dan sudah menjadi tradisi serta merupakan satu warisan sejarah. Tradisi turun temurun itu lekat dengan sendi-sendi kehidupan masyarakat Sarolangun yang kental dengan agama. Sehingga Balumbo Biduk selalu ada saat menyambut dan menutup Hari Raya IdulFitri.
BACA JUGA: Dampak Impor Kain Ilegal bagi Perkembangan Bisnis Fashion Muslim Lokal
Balumbo Biduk atau Pacu Biduk ini diambil dari bahasa daerah setempat yang sebenarnya sama dengan lomba balap perahu tradisional. Oleh Pemkab Sarolangun, kegiatan tersebut menjadi agenda tahunan setiap lebaran tiba bersamaan dengan Festival Beatrix.
Setelah beberapa tahun kegiatan ini absen menjadi hiburan masyarakat, kini warga Sarolangun sudah dapat menyaksikan kembali perayaan meriah itu dari tepi sungai Batang Tembesi. Perlombaan ini biasanya digelar di sungai Batang Tembesi yang memang melintasi Kota Sarolangun sebagai ibu Kota Sarolangun. Lokasinya berada tak jauh dari Jembatan Beatrix, jembatan paling terkenal dan bersejarah di Kabupaten Sarolangun.
Sebelum acara puncaknya, biasanya masing-masing kecamatan telah melaksanakan lomba pacu perahu tingkat kecamatan, yang memudian pemenang tingkat kecamatan akan diuji kehandalannya untuk mengendalikan perahunya dengan peserta lain di tingkat Kabupaten.
Dapat dilihat dari Jembatan Beatrix
Saat ini, pacu biduk tidak hanya sebagai tradisi memeriahkan Lebaran. Namun juga sebagai entitas wisata di Kabupaten Sarolangun. Hampir setiap tahun pacu biduk selalu dipadati penonton.
Tak hanya warga Sarolangun dan kabupaten tetangga, warga Sumatera Selatan yang tinggal berdekatan juga datang. Untuk melihatnya, warga biasanya menonton dari tepian Cikminah Sarolangun dan area tepi Sungai Batang Tembesi Sarolangun atau bahkan dari pinggiran jembatan Beatrix, ikon pariwisata bersejarah dari kota Sarolangun.
Di samping menjadi warisan budaya dan ajang wisata yang menjadi kegiatan menghibur warga usai satu bulan penuh menjalankan ibadah puasa, Balumbo Biduk ini pun telah menjadi cabang olahraga yang mana tiap pada saat tradisi ini dijalankan, akan sekaligus sebagai ajang pemilihan atlet-atlet baru.
Nah, itu dia tentang festival Beatrix yang selalu mengadakan perlombaan perahu atau pacu biduk yang menjadi agenda rutin di Kota Sarolangun. Semoga bermanfaat!
Artikel Terkait
-
Needs You Cafe: Ngopi dengan View Danau Sipin yang Bikin Betah Berlama-lama
-
4 Budaya Qatar yang Bikin Kamu Jatuh Cinta saat Berwisata Selain Berbelanja
-
Unik! Tradisi Sesaji Rewanda: Wisata Kuliner Ekstrem Kera di Goa Kreo, Semarang
-
Sejarah Festival Balon Udara Pekalongan: Tradisi Bulan Syawal Kini Jadi Perdebatan
-
Kisah Cinta Terlarang Membuka Pintu bagi Ekowisata Gunung Tangkuban Perahu
Ulasan
-
Ulasan Novel 1984: Distopia yang Semakin Relevan di Dunia Modern
-
Ulasan Novel Harga Teman: Ketika Hasil Kerja Tidak di Hargai oleh Klien
-
Review Film Warfare: Tunjukkan Perang dan Kekacauan dengan Utuh serta Jujur
-
Hidup dalam Empati, Gaya Hidup Reflektif dari Azimah: Derita Gadis Aleppo
-
KH. Hasyim Asy'ari: Tak Banyak Tercatat, Tapi Abadi di Hati Umat
Terkini
-
Asnawi Mangkualam Perkuat ASEAN All Stars, Erick Thohir Singgung Kluivert
-
Cinta dalam Balutan Hanbok, 4 Upcoming Drama Historical-Romance Tahun 2025
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Stray Kids Raih Sertifikasi Gold Keempat di Prancis Lewat Album HOP
-
ASTRO & Friends 'Moon' Ungkapan Cinta dan Kerinduan untuk Mendiang Moonbin