Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Radeva Mahendra
Soe Hok Gie, aktivis Indonesia keturunan tionghoa yang turut andil dalam penurunan kekuasaan Orde Lama (Wikipedia)

Puisi adalah bentuk seni tulis yang mampu menggambarkan perasaan, pikiran, dan pengalaman manusia dengan kata-kata yang indah. Salah satu puisi yang menggugah hati dan memperlihatkan keindahan alam adalah "Mandalawangi Pangrango" karya Soe Hok Gie. Ia seorang aktivis Indonesia keturunan tionghoa yang turut andil dalam penurunan kekuasaan Orde Lama.

Selain tulisan-tulisannya yang begitu lantang mengkritik bobroknya rezim, Gie juga dikenal sebagai penulis terkenal pada era tahun 1960-an di Indonesia, memiliki kecintaan yang mendalam terhadap alam dan lingkungan. Dalam puisi "Mandalawangi Pangrango," ia berhasil menggambarkan keindahan lembah Mandalawangi di gunung Pangrango, gunung yang terletak di wilayah Jawa Barat, Indonesia. Melalui kata-kata puitisnya, Soe Hok Gie mampu mengekspresikan kekaguman dan keterikatan emosionalnya terhadap keajaiban alam.

Mandalawangi-Pangrango

Karya Soe Hok Gie

Senja ini, ketika matahari turun

Ke dalam jurang-jurangmu

Aku datang kembali

Ke dalam ribaanmu, dalam sepimu

Dan dalam dinginmu

Walaupun setiap orang berbicara

Tentang manfaat dan guna

Aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan

Dan aku terima kau dalam keberadaanmu

Seperti kau terima daku

Aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi

Sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada

Hutanmu adalah misteri segala

Cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta

Malam itu ketika dingin dan kebisuan

Menyelimuti mandalawangi

Kau datang kembali

Dan bicara kepadaku tentang kehampaan semua

Hidup adalah soal keberanian,

Menghadapi yang tanda tanya

Tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita bisa menawar

Terimalah, dan hadapilah

Dan antara ransel-ransel kosong

Dan api unggun yang membara

Aku terima itu semua

Melampaui batas-batas hutanmu

Melampaui batas-batas jurangmu

Aku cinta padamu Pangrango

Karena aku cinta pada keberanian hidup

Puisi "Mandalawangi Pangrango" karya Soe Hok Gie adalah ungkapan cinta dan kekaguman yang mendalam terhadap keindahan alam dan keberanian hidup. Dalam puisi ini, Soe Hok Gie menggambarkan kedekatannya dengan gunung Pangrango dan pegunungan Mandalawangi, serta hubungan yang kuat antara manusia dan alam.

BACA JUGA: 6 Fakta Menarik Anjing Laut yang Miliki Kemampuan Adaptasi Luar Biasa!

Puisi ini dimulai dengan senja, ketika matahari turun ke dalam jurang-jurang gunung, menciptakan suasana yang penuh dengan kesunyian dan keromantisan. Dalam keheningan itu, Soe Hok Gie datang kembali ke gunung-gurun yang ia cintai, merasakan kehadiran alam dalam kesepian dan kedinginan yang menggigit. Ia melihat alam bukan hanya sebagai sumber manfaat materi, tetapi juga sebagai objek keindahan yang memancarkan cinta yang mendalam.

Pangrango, yang dijelaskan sebagai dingin dan sepi, menjadi objek cinta Soe Hok Gie. Sungai-sungainya dinyanyikan sebagai nyanyian keabadian tentang ketiadaan, dan hutan-hutannya adalah misteri yang tak terpecahkan. Dalam keheningan dan keindahan alam, cinta Soe Hok Gie dan cinta alam bersatu, menciptakan kebisuan yang meluas ke seluruh semesta.

Pada malam yang dingin dan sunyi, Mandalawangi hadir kembali. Dalam momen itu, Soe Hok Gie berdialog dengan alam tentang kehampaan dan makna hidup. Ia menyadari bahwa hidup adalah tentang keberanian untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab. Tanpa kemampuan untuk memahami atau menegosiasikannya, kita harus menerimanya dan menghadapinya dengan kepala tegak. Melampaui batas-batas hutan dan jurang, Soe Hok Gie menerima segala hal yang ada dan mengalami keberanian hidup yang sejati.

Pada akhir puisi, Soe Hok Gie menyatakan cintanya yang mendalam pada Pangrango. Cintanya bukan hanya karena keindahan fisik gunung tersebut, tetapi juga karena gunung tersebut melambangkan keberanian hidup yang ia yakini. Dalam keberanian menghadapi ketidakpastian hidup, Soe Hok Gie menemukan kedekatan dengan alam dan merasakan keberadaan yang sejati.

Puisi "Mandalawangi Pangrango" mengajak kita untuk melihat alam sebagai sumber keindahan, keheningan, dan keberanian hidup. Soe Hok Gie mengingatkan kita akan pentingnya menjaga dan menghargai alam sebagai bagian integral dari kehidupan kita. Puisi ini menjadi pengingat bahwa dalam keberanian kita untuk menghadapi tantangan hidup, alam selalu menjadi teman yang memberikan inspirasi dan ketenangan.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Radeva Mahendra

Baca Juga