Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Adela Puspita
Ubud Monkey Forest (Instagram/niteshkurup)

Ubud Monkey Forest adalah nama populernya dari Suaka Hutan Monyet Suci atau dalam bahasa Bali adalah Mandala Suci Wenara Wana. Hutan ini adalah tempat konservasi, cagar alam, dan situs kompleks pura Hindu di Ubud. Sekitar 340 ekor monyet panjang (Macaca fascicularis) bertempat tinggal di hutan ini.

Nama "hutan monyet" atau "Monkey Forest" berasal dari fakta bahwa ada empat kelompok monyet yang sangat besar yang tinggal di kawasan berbeda di hutan ini.

Salah satu tempat terkenal di Ubud adalah Ubud Monkey Forest. Banyak orang suka berkunjung di sana, bahkan setiap bulannya hutan monyet ini dikunjungi sekitar 10.000 hingga 15.000 orang.

Lokasi Ubud Monkey Forest

Ubud Monkey Forest terletak di Desa Padangtegal, Kecamatan Ubud, Bali. Hutan ini memiliki 115 spesies pohon yang berbeda dan hutan ini memiliki luas sekitar 27 hektar. Lokasi ini penuh dengan hutan yang lebat. Hutan ini juga memiliki jurang yang dalam dengan sungai berbatu di bagian bawahnya.

Hutan dan monyet yang berada di lokasi Ubud Monkey Forest ini dianggap sakral oleh masyarakat desa setempat dan juga dianggap sebagai pusat spiritual. Selain itu, hutan wisata dan monyet ini juga sangat penting bagi ekonomi, pendidikan, dan konservasi desa.

Harga Tiket dan Jam Operasional

Harga tiket di Ubud Monkey Forest ini memiliki dua kategori yaitu weekdays dan weekend. Tiket untuk wisatawan dewasa yaitu 80.000, sedangkan untuk anak-anak 60.000 untuk kategori weekdays. Kemudian untuk weekend, pengunjung dewasa harus membayar sebesar 100.000, dan untuk anak-anak 80.000.

Tempat wisata ini buka dari pukul 09.00 hingga 16.00 WITA. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah saat sore hari. Monyet-monyet tersebut sudah kenyang dan tidak terlalu tertarik untuk mendekati pengunjung.

Keunikan dan Daya Tarik

Kawasan hutan monyet ini memiliki 3 pura Hindu yang sudah dibangun sekitar tahun 1350. Pura Dalem Agung Padangtegal atau biasa dikenal sebagai Pura Utama terletak di bagian barat daya taman. Pura ini digunakan untuk memuja Siwa Dewa Pelebur, Pendaur Ulang, atau Pengubah sebagai personifikasi Sang Hyang Widhi (Tuhan).

Kemudian, Pura Beji di bagian barat laut taman. Pura ini digunakan untuk memuja Sang Hyang Widhi dalam personifikasi dewi Gangga. Pura ini dikenal sebagai pemandian mata air suci, sehingga lokasi ini dijadikan tempat pembersihan dan kesucian spiritual dan fisik sebelum upacara keagamaan.

Pura Prajapati yang terletak di bagian timur laut taman, digunakan untuk memuja Sang Hyang Widhi dalam personifikasi Prajapati. Di dekat lokasi tersebut, ada pemakanan sementara sambil menunggu upacara Ngaben yang akan diadakan selama 5 tahun sekali.

Adela Puspita