Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Rizka Utami Rahmi
Ilustrasi Artificial Intelligence (Freepik/phonlamaistudio)

Video Presiden Jokowi berpidato Bahasa Mandarin viral di media sosial. Terlihat Presiden Jokowi yang seakan-akan mahir berbahasa Mandarin berbicara di depan podium.

Akan tetapi video yang beredar di media sosial itu buru-buru ditepis oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo). Kemkominfo mengatakan bahwa video tersebut merupakan rekayasa teknologi artificial intelligence (AI) “deepfake”.

Lalu apakah sebenarnya deepfake itu? Mengutip dari softwarelab.org berikut adalah informasinya.

Definisi Deepfake

Kata deepfake sendiri diambil dari dua kata, yaitu deep (pembelajaran mendalam) dan fake (palsu). Deepfake merupakan produk kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) khususnya pembelajaran algoritme mendalam yang memiliki kemampuan untuk membuat konten palsu yang sangat terlihat realistis seperti halnya gambar, video, dan audio.

Media yang dihasilkan dari AI tersebut sangat meyakinkan sehingga sangat sulit dibedakan dari gambar atau suara yang sebenarnya. 

Cara Kerja Deepfake

Proses pembuatan deepfake melibatkan penggunaan teknik pembelajaran mesin tingkat lanjut, seperti generative adversarial network (GAN) dan autoencoder untuk membuat dan menyempurnakan konten palsu.

Pembuatan deepfake bisa dilakukan dengan mudah dan singkat berkat bantuan alat-alat seperti Deep Art Effects, Deepswap, Deep Video Portraits, FaceApp, FaceMagic, MyHeritage, Wav2Lip, Wombo, dan Zao.

Oleh karena itu, sangat penting untuk menemukan metode deteksi dan pencegahan yang efektif terhadap kecerdasan buatan tersebut.

Proses Pembuatan Video Deepfake

Dilansir dari Avast, proses pembuatan video deepfake pertama-tama yaitu AI memerlukan dua kelompok gambar masukan: sumber asli (orang A) dan target deepfake (orang B). Komputer dapat dilatih pada serangkaian wajah acak atau berbagai gambar orang tertentu.

Untuk membuat video deepfake, AI memasukkan dua kelompok gambar, yaitu dari sumber dan dari target. Setelah itu AI membuat output gambar. Dalam hal ini AI menentukan mana elemen gambar atau ekspresi yang paling halus agar menghasilkan gerakan wajah yang terjadi secara alami dan unik pada individu target.

Selain gambar video, AI juga bisa membuat suara deepfake seseorang dengan menggunakan teknologi deepfake yang menggunakan pembelajaran mesin dan masukan teks untuk membuat suara deepfake sintetis yang sangat mirip dengan suara orang sungguhan. Seperti deepfake AI lainnya, deepfake suara dapat dilakukan dengan aplikasi populer dan alat online lainnya.

Demikian tadi informasi mengenai Artificial Interlligence (AI) deepfake. Semoga informasi ini bermanfaat!

Rizka Utami Rahmi