Siapa bilang permainan kartu hanya untuk bersenang-senang? Kini ada "Aksata Card", sebuah inovasi permainan yang bukan hanya menghibur, tapi juga memberikan banyak dampak bagi kelekatan antara ibu dan anak. Aksata Card dirancang khusus oleh mahasiswa Psikologi Universitas Jambi (UNJA) untuk mengatasi berbagai permasalahan yang sering dihadapi dalam hubungan ibu dan anak.
Aksata Card adalah sebuah permainan kartu yang bertujuan untuk mengurangi masalah emosional dan psikologis yang sering dirasakan oleh anak dan ibu. Dengan konsep yang unik dan interaktif, Aksata Card tidak hanya sekadar permainan, tetapi juga alat yang memperkuat pondasi hubungan ibu dan anak. Kartu-kartu ini didesain dengan perancangan baik yang melibatkan prinsip psikologi sehingga dapat memicu diskusi, mempererat komunikasi, dan meningkatkan rasa saling memiliki antara ibu dan anak.
Menurut riset, banyak faktor yang menyebabkan gangguan permasalahan pada remaja, seperti ekonomi, bullying, dan faktor keluarga. Di Indonesia, sekitar 6,9% siswa pernah berpikir untuk bunuh diri, dan 3% di antaranya pernah melakukan percobaan bunuh diri.
Masalah ini tidak hanya dialami oleh remaja, tetapi juga oleh orang dewasa, di mana kasus ibu yang bunuh diri juga sering terdengar. Namun, setelah dikritisi, kunci utama untuk mengatasi permasalahan sedari dini dan menghindari hal- hal yang tidak diinginkan adalah komunikasi.
Aksata Card hadir sebagai solusi untuk membantu mengurangi masalah ini. Dengan bermain Aksata Card, ibu dan anak dapat berbagi perasaan dan cerita, sehingga masalah yang selama ini terpendam bisa lebih mudah diatasi. Permainan ini memberikan ruang bagi anak untuk merasa didengar dan dipahami, serta bagi ibu untuk memberikan dukungan yang lebih berarti.
Apa yang membedakan "Aksata Card" dengan kartu interaktif lainnya?
- Aksata Card merupakan permainan yang saat ini masih sangat jarang beredar di masyarakat Indonesia
- Aksata Card menggunakan Plantable Sleed Paper. Kartu ini akan membantu ibu dan anak
mendapatkan kegiatan untuk semakin memperkuat ikatan. Yang mana kartu
ini jika ditanam dan disiram, maka akan tumbuh tanaman. Ini juga bentuk pencegahan penumpukan limbah sampah. - Permainan dalam bentuk kartu dalam upaya memperbaiki komunikasi
antara ibu dan anak yang dikemas dengan ilmu psikologi - Produk dapat meningkatkan awareness akan pentingnya komunikasi
antara ibu dan anak dalam pertumbuhan anak untuk menghadapi segala
masalah yang akan datang - Kemasan yang didesain semenarik mungkin dan isi kartu memiliki pertanyaan yang sudah melewati tahap rise
Bagaimana cara memainkan "Aksata Card"?
- Kartu dibagi menjadi 2 bagian yaitu kartu open up dan kartu act out.
Permainan dimulai dari urutan Ibu lalu anak - Untuk menentukan jenis kartu apa yang akan di ambil, pemain harus
melemparkan koin. Apabila koin menunjukkan tulisan ‘open up’ maka pemain
harus membuka kartu ‘open up’ dan menjawab pertanyaan yang tersedia. Begitu
pula sebaliknya, apabila koin menunjukkan tulisan ‘act out’ maka pemain harus
membuka kartu ‘act out’ dan melakukan tantangan yang diberikan. - Permainan dilakukan secara bergantian, setiap pemain mendapatkan satu
kesempatan untuk melempar koin dan mengambil satu kartu. - Permainan dilakukan bergantian sampai semua kartu habis
Aksata Card bukan hanya sekadar permainan, tetapi sebuah inovasi yang bisa memberikan dampak positif besar dalam hubungan ibu dan anak. Dengan memperkenalkan cara bermain yang edukatif dan menyenangkan, Aksata Card membantu memperkuat ikatan emosional, mengurangi masalah psikologis, dan membuka kesempatan baru. Jadi, tunggu apa lagi? Aksara Card hanya dapat dibeli melalui Instagram @aksatacard . Mari ciptakan kenangan indah bersama Aksata Card dan pererat hubungan dengan buah hati atau ibundamu!
Baca Juga
-
Viral, Lagu Cancer oleh My Chemical Romance: Melodi Detik Terakhir Hidup
-
Romantic Homicide oleh D4vd: Menyelami Sakit Hati Dicampakkan
-
Nobody Gets Me oleh SZA: Terjebak Kenangan Bersama Mantan
-
3 Rekomendasi Kamus Psikologi, Langsung Kasih Paham ke Bijinya!
-
Melihat Perselingkuhan dari Kacamata Hierarki Kebutuhan Maslow: Mengapa Bisa Terjadi?
Artikel Terkait
-
Sambut Hari Anak Sedunia PBB, Doyoung NCT Donasi Rp1,1 Miliar ke UNICEF
-
Kabar Tibrata Putra dan Trisha Eungelica Anak Ferdy Sambo Sekarang, Ada yang Jadi Dokter Muda
-
Sebut Kasusnya Sudah Damai, Abdul Mu'ti Buka Peluang Angkat Guru Supriyani jadi P3K
-
Mau Anak Bijak Kelola Keuangan, Uang Jajan Kenzy dari Andre Taulany Cuma Segini
-
Tiko Anak Ibu Eny Sekolah di Mana? Public Speaking-nya di Acara TV Banjir Pujian
Ulasan
-
4 Toko Kain Lokal Terbaik, Temukan Kain Impianmu di Sini!
-
Ulasan Buku Hal-Hal yang Boleh dan Tak Boleh Kulakukan, Kunci Hidup Bahagia
-
Ulasan Film Raatchasan: Mengungkap Pelaku Pembunuh Berantai Para Remaja
-
Ulasan Buku 'Seseorang di Kaca', Refleksi Perasaan terhadap Orang Terkasih
-
Resensi Novel Lari dari Pesantren: Sebuah Renungan dari Kisah Dua Santri
Terkini
-
Sambut Hari Anak Sedunia PBB, Doyoung NCT Donasi Rp1,1 Miliar ke UNICEF
-
3 Film Korea yang Dibintangi Song Kang Ho, Ada Sporty hingga Mendebarkan
-
Indonesia dan Lunturnya Budaya Malu, dari "Jam Karet" hingga Korupsi
-
4 Tips OOTD Rok ala Zara Adhisty yang Girly Abis, Cocok Buat Hangout!
-
TVXQ Resmi Merilis Album Perayaan Debut 20 Tahun di Jepang Bertajuk 'Zone'