Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Yayang Nanda Budiman
Potret The Jansen Band Punk .[Instagram.com/@thejansen_id]

Semangat yang ditunjukkan oleh para pemuda saat ini memang sangat menggebu. Energi tersebut semakin terasa dengan munculnya banyak pemuda yang memainkan musik dengan kualitas di atas rata-rata, salah satunya adalah The Jansen.

Band asal Kota Hujan ini terbentuk pada tahun 2015 dengan aliran musik punk, yang digawangi oleh Cintarama Bani Satria (vokal/gitar), Adji Pamungkas (bass), dan Aduy (drum). Baru-baru ini, mereka merilis album berjudul Banal Semakin Binal, yang dengan cepat menarik perhatian.

Semesta seolah mendukung apa yang diharapkan The Jansen di setiap langkah mereka. Dengan usaha yang konsisten dan militan, mereka pantas mendapatkan hasil yang diimpikan, yaitu apresiasi yang tiada henti.

Album ini hadir dengan meramaikan skena musik Indonesia, berisi selusin lagu yang terinspirasi oleh gaya musik punk era 70-an. Nuansa Ramones dan Buzzcocks langsung terasa saat saya mendengarkan seluruh lagu dalam album ini. 

Pilihan judul lagu yang ‘jadul’ seperti “Dua Bilah Mata Pedang”, “Kau Pemeran Utama Di Sebuah Opera”, “Ku Bukan Mesin Lotremu”, dan “Mereguk Anti Depresan Lagi”, serta nama album Banal Semakin Binal, memberikan ciri khas tersendiri bagi The Jansen.

Secara subjektif, materi lagu The Jansen banyak mengadopsi tema sehari-hari dalam konteks urban atau kalangan bawah. Mereka membawakan musik yang liar dengan tempo cepat. 

Meskipun mengklaim bukan pribadi konsumtif, mereka menegaskan diri sebagai individu yang produktif, dan prinsip ini menjadi ideologi mereka sebagai punkers.

The Jansen telah menciptakan karya yang tak terlupakan, menggali inspirasi dari pengalaman hidup dan menyajikannya dalam harmoni yang mengena. 

Dari semua lagu di album tersebut, “Kau Pemeran Utama Di Sebuah Opera” adalah favorit saya yang langsung teringat di kepala. Penggunaan variasi tiga chord pada gitar dengan efek yang tepat, vokal yang lepas tanpa kompromi, dan lirik yang sederhana menjadikan lagu ini terasa berkesan dan menunjukkan kualitas The Jansen dalam meramu lagu.

Sekali lagi, The Jansen mampu mempertahankan konsistensi dalam kualitas komposisi lagu, serta berhasil mengubah nuansa retro menjadi modern.

Hal ini terlihat dari respons positif para pendengar. Semangat muda yang membara ini diharapkan bisa memotivasi band-band lain untuk menciptakan karya-karya yang berkualitas.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Yayang Nanda Budiman