I Hate Love Me karya Ibunda adalah buku tentang belajar pelan-pelan untuk mengenal, menerima, dan mencari solusi saat merasa terlalu sering mengkritik dan menyalahkan diri sendiri.
Jadi buku ini mengajak pembacanya mengambil jeda agar kita bisa lebih cinta sama diri sendiri. Dalam buku penuh warna ini, ada juga berbagai quotes motivasi, quiz, dan checklist menarik yang bisa memandu perjalanan kamu dalam mengenal dan menerima diri.
Jadi setelah membaca buku ini rasanya diajak untuk memulai perjalanan menyenangkan untuk menjadi baik sama diri sendiri. Karena hanya kita yang bisa memulainya.
Setelah membaca I Hate Love Me rasanya seperti diberi pelukan virtual saat sedang merasa insecure. Bahasanya dikemas sederhana dan ada ilustrasi simpel. Jadi terasa menarik, terutama bagi pembaca yang nggak bisa dan nggak suka baca buku non-fiksi berbahasa kaku. Jadi bukunya benar-benar nyaman.
I Hate Love Me tergolong buku yang tipis, hanya 140 halaman. Namun menurut saya isi buku ini sudah lengkap. Ru (Are You) yang merupakan sosok dari "diri kita" diilustrasikan sebagai sebuah garis yang terjalin rumit hingga akhirnya membentuk lingkaran utuh. Jadi Ru dianalogikan sebagai diri kita yang sedang berproses dari mengenal diri sendiri sampai menemani emosi yang dilepas.
Selama membaca buku ini, Ru akan memandu pembaca untuk mengisi kuis, merenungi quote yang sangat relevan dengan kehidupan, dan bahasanya sederhana.
Jadi I Hate Love Me mungkin bisa menjadi salah satu jawaban untukmu yang sedang upgrade diri self-love, hingga self-care. Buku ini bisa dibaca semua usia. Jadi siapa pun bisa baca buku ini.
Saya merekomendasikan buku ini untukmu yang sedang tidak baik-baik saja atau yang good mood tapi ingin menguatkan diri dengan self love, buku "I Hate Love Me" bisa dicoba.
Buku ini juga cocok untuk kamu yang sedang membangkitkan minat membaca. Bisa mulai dari yang ringan dan tipis dulu. Selain itu ilustrasi dan halaman berwarnanya bisa membantu merangsang ketertarikan sama buku.
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
TIOT 'The Long Season': Pengalaman Sepahit Apa Pun Tetap Layak Dikenang
-
Lagu Key SHINee 'Burn': Saat Cinta dan Hubungan Toksik Membakar Seperti Api
-
Bedah Lagu TXT 'Love Language', Komunikasi Cinta Lewat Nada Afro House
-
Investasi Masa Depan: Antara Hidup Cuma Sekali dan Godaan Makan Enak
-
Bedah Lagu AB6IX NVKED: Genre Dance Funky yang Suarakan Keberanian
Artikel Terkait
Ulasan
-
Pantai Bandealit, Keindahan Tersembunyi di Ujung Taman Nasional Meru Betiri
-
Review Film Cocote Tonggo: Yang Jualan Jamu Kesuburan tapi Nggak Subur
-
Pulau Mahitam, Menyaksikan Pesona Terumbu Karang di Pesawaran Lampung
-
Sejarah Gowokan, Tradisi yang Diangkat dalam Film Gowok: Kamasutra Jawa
-
Review Film Most People Die on Sundays: Potret Keluarga dan Luka Batin
Terkini
-
Thailand Open 2025: Hanya Dua Wakil Indonesia yang Melaju ke Semifinal
-
Dari Komik ke Film, Garuda Eleven Siap Guncang Animasi Indonesia!
-
Performa Anjlok, Awal Tahun 2025 Tak Bersahabat dengan Trio Pemain Belakang Indonesia
-
Joaquin Gomez Pasang Target Tinggi, Borneo FC Bertekad Finis di Empat Besar
-
Fleksibilitas dan Kecemasan: Potret Gen Z Hadapi Realita Dunia Kerja