Buku Kakap Merah Ajaib merupakan salah satu karya dalam Seri Fabel Nusantara yang mengangkat cerita rakyat khas Kepulauan Riau. Dalam kisah ini, pembaca diajak untuk mengenal kehidupan Bujang dan adiknya yang serba kekurangan sehingga Bujang berusaha keras untuk memenuhi segala kebutuhannya. Suatu hari, ketika Bujang menangkap seekor ikan, ia terkejut karena ikan itu bisa berbicara serta mampu mengabulkan permintaan-permintaan Bujang.
Cerita dimulai dari seorang pemuda yang sangat miskin bernama Bujang. Ia tinggal bersama adiknya yang masih kecil. Mereka berdua yatim piatu. Sehari-hari Bujang mencari makan dengan cara bercocok tanam dan berburu. Ia juga menjual hasilnya ke pasar untuk mendapatkan uang.
Suatu hari, Bujang pergi berburu, namun ia kurang beruntung. Tak ada satu pun hewan yang bisa diburu, padahal persediaan makan Bujang dan adiknya sudah habis. Setiap hari ia makan singkong tanpa lauk.
Dalam perjalanan pulang, Bujang melewati pantai. Tiba-tiba terbersit dalam pikiran Bujang untuk menangkap ikan. Bujang pun membuat bubu sederhana dari bambu dan ranting yang didapat di sekitar pantai. Ia lalu memasang bubunya di air.
Tak lama kemudian, Bujang melihat bubunya bergerak. Ia begitu senang, karena bubunya mendapatkan kakap merah. Saat hendak membawa bubu itu pulang, Bujang dikejutkan oleh suara dari dalam bubu yang tak lain adalah suara ikan kakap merah.
"Ya, aku bukan ikan kakap biasa. Aku ikan kakap merah ajaib," sahut si Kakap Merah (halaman 10).
Kakap Merah juga menjelaskan kalau Bujang membebaskannya, maka ia akan memenuhi permintaan-permintaan Bujang. Pertama kali, sesudah melepaskan ikan kakap itu ke pantai, Bujang meminta makanan yang lezat. Kakap Merah pun memenuhi keinginan Bujang. Sepulangnya dari pantai, ia bersama adiknya sangat terkejut karena di meja makan mereka terhidang makanan-makanan lezat kesukaan mereka.
Pada permintaan kedua, Bujang meminta rumah mewah yang lengkap dengan isinya termasuk makanan. Kakap Merah pun memenuhinya lagi. Saat Bujang pulang, rumahnya sudah berubah menjadi rumah yang mewah. Seumur hidup, ia dan adiknya belum pernah melihat rumah semewah itu.
Bertambah hari, sikap ia dan adiknya berubah. Mereka tidak lagi rajin bekerja. Hidupnya hanya bersantai setiap hari. Makanan lezat muncul setiap pagi dengan menu yang berbeda-beda. Rumah mewah yang besar itu pun terlihat kotor karena adik Bujang tak sanggup membersihkan rumah sebesar itu.
Bujang akhirnya kembali menemui Kakap Merah. Ia meminta sepuluh orang pembantu untuk menjaga rumahnya agar tetap bersih dan rapi. Lagi-lagi Kakap Merah mengabulkan permintaan Bujang.
Hari berganti hari, Bujang dan adiknya menjadi pemalas. Tubuh mereka pun gemuk karena terlalu banyak makan dan jarang bergerak. Ia lalu menerima laporan dari pembantunya bahwa persediaan makanan telah habis.
Bujang kemudian kembali ke pantai untuk menemui Kakap Merah. Namun, sayangnya yang ia temui justru ikan lain yang memberi kabar bahwa Kakap Merah telah mati.
"Sebelum mati, ia berpesan kepadaku. Katanya, semua yang sudah kamu dapatkan akan hilang. Semua itu bertahan selama Kakap Merah masih hidup. Kalau ia sudah tidak ada, keajaibannya pun hilang," ujar ikan itu (halaman 28).
Bujang terduduk lemas. Ia membayangkan hidupnya kembali miskin. Ikan itu menyuruhnya untuk bekerja. Setelah Bujang pulang, rumahnya kembali seperti dulu, rumah sederhana dengan satu pintu dan satu jendela.
Kisah ini memberi pelajaran kepada pembaca agar menjadi orang yang rajin bekerja, semangat untuk berusaha sesuai kemampuan diri sendiri, dan tidak menggantungkan hidup kepada orang lain.
Buku ini sangat cocok untuk anak-anak, karena selain menghibur, cerita ini juga penuh dengan nilai-nilai pendidikan untuk rajin bekerja. Alur cerita yang menarik dan mudah dipahami membuatnya menjadi pilihan yang tepat untuk mengajarkan anak-anak tentang pentingnya kemandirian. Selamat membaca!
Identitas Buku
Judul: Seri Fabel Nusantara Kepulauan Riau - Kakap Merah Ajaib
Penulis: Dian Kristiani
Ilustrator: Maria Arum
Penerbit: Bhuana Ilmu Populer
Cetakan: I, 2020
Tebal: 32 Halaman
ISBN: 978-623-216-896-1
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Berani Keluar dari Zona Nyaman Bersama Buku Kukang Ingin Melihat Dunia
-
Ulasan Buku Ulama, Pewaris Para Nabi: Mengenalkan Tugas-Tugas Ahli Agama
-
Ulasan Buku Gaga dan Ruri: Ajari Anak agar Tidak Mengambil Milik Orang Lain
-
Ulasan Buku Atraksi Beka: Temukan Bakat Diri dengan Melawan Rasa Ragu
-
Ulasan Buku Badu dan Kue Pesanan: Membangun Rasa Percaya Diri Sejak Dini
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku High Value Woman: Menjadi Perempuan Berprinsip dan Percaya Diri
-
Tinggal di Istana Mewah Rp60 Miliar, Intip Piring Branded Momo Geisha yang Harganya Fantastis
-
10 Potret Rumah Mewah Momo Geisha, Bikin Raffi Ahmad Sungkan Sampai Mau Lepas Sepatu
-
Ulasan Buku Seri Mengenal Emosi: Malu, Mengajarkan Anak Mengatasi Rasa Malu
-
Ulasan Buku Badu dan Kue Pesanan: Membangun Rasa Percaya Diri Sejak Dini
Ulasan
-
Ulasan Buku Al-Farabi, Sang Maestro Filsafat yang Tak Lekang oleh Waktu
-
Review Film The Wages of Fear yang Banjir Penonton di Netflix
-
Icip Menu Kopi Dusun, Kuliner Tradisional di Candi Muaro Jambi
-
Ulasan Novel Le Petit Prince, Pangeran Cilik yang Kesepian
-
5 Rekomendasi Toko Dessert di Kota Bekasi, Pemilik Sweet Tooth Harus Tahu
Terkini
-
Tak Perlu Didebat, Rizky Ridho Memang Layak utuk Bersaing di Level Kompetisi yang Lebih Tinggi!
-
Benarkah Gen Z Tak Bisa Kerja dengan Baik?
-
Tanpa Bikin Iritasi! Ini 3 Exfoliating Pad Aman untuk Kulit Sensitif
-
Usai Bungkam Arab Saudi, Posisi Berapa Timnas Indonesia di Klasemen Grup C?
-
Harumkan Indonesia! The Saint Angela Choir Bandung Juara Dunia World Choral Championship 2024