Sifat pemalu terkadang bisa merugikan, meskipun malu merupakan tindakan yang menandakan seorang anak dapat menjaga sikap dan perilakunya, dalam situasi dan kondisi yang menuntut etika untuk dikedepankan.
Namun, malu bisa juga menjadi perbuatan yang merugikan anak-anak kita. Anak-anak yang terlampau pemalu menjadi kesulitan dalam bergaul. Mereka membatasi diri dari anak-anak lain, karena ketidakmampuannya untuk berbaur.
Di sinilah, peran orang tua sangat penting untuk mengajarkan anak lebih membuka diri dan mencoba hal-hal baru, yang tak pernah dilakukan anak-anak sebelumnya.
Seperti yang terdapat dalam buku Seri Mengenal Emosi: Malu karya dari Aan Wulandari U. dan Indri Rukmini Hapsari, M Psi., Psi. Buku ini diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Tiga Ananda pada bulan Oktober 2021.
Dikisahkan tentang Terti yang memiliki sifat pemalu. Ia tak pernah berbaur dengan teman-teman sebaya dirinya. Jika teman-temannya bermain petak umpet, Terti hanya mengamati mereka dari jendela kamarnya.
Terti malu untuk bergabung, meskipun Pegi, salah seorang temannya sudah mengajak Terti turut serta. Jika merasa malu, wajah Terti akan merah seperti terbakar.
Ketika sekolahnya akan mengadakan festival hasta karya, ibu Terti membujuknya untuk ikut serta. Di kamar Terti memang banyak hiasan kerajinan buatannya yang bagus-bagus dan layak untuk ditampilkan pada festival.
Namun, Terti lagi-lagi menolak. Ia malu jika harus berbicara di depan umum, jika ada yang bertanya tentang karyanya. Ibu Terti lalu memberikan semangat untuk anaknya. Beliau bahkan mengajarkan Terti cara agar tidak malu berbicara di depan umum. Wah, bagaimana caranya, ya?
Meski hanya setebal 32 halaman, tapi buku Seri Mengenal Emosi: Malu ini memuat banyak informasi bermanfaat berkenaan dengan sifat pemalu. Dukungan dari orangtua dan teman-teman, menjadi salah satu cara agar anak dengan sifat pemalu belajar untuk lebih berani.
Melalui kisah Terti, anak-anak akan diajarkan untuk mengendalikan rasa malu, sampai akhirnya berani tampil di depan umum, dan mau berbaur dengan teman sepermainan.
Buku bacaan untuk anak-anak ini juga dilengkapi ilustrasi berwarna karya dari Hartining U. Setiap lembar halaman jadi semakin menarik untuk dibaca dengan ilustrasi yang diberikan. Hal ini tentu juga memudahkan anak-anak untuk memahami cerita.
Buku ini dilengkapi dengan lembar pembelajaran yang bisa diisi di halaman belakang. Selain itu terdapat pula tips mengatasi rasa malu, beberapa penyebab rasa malu itu timbul, dan dampaknya pada anak. Informasi ini tentu saja sangat berguna bagi para orangtua.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ulasan Novel The Sinden: Kisah Absurd Pesinden bernama Dingklik Waranggana
-
Ulasan Novel Buku-Buku Loak, Bernostalgia Melalui Sastra Lama
-
Resensi Novel Lari dari Pesantren: Sebuah Renungan dari Kisah Dua Santri
-
Ulasan Novel Friendklops, Tentang Impian, Kepercayaan, dan Sahabat
-
Menyimak Kisah Cinta Pengacara dan Kliennya dalam Railway in Love
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Atraksi Beka: Temukan Bakat Diri dengan Melawan Rasa Ragu
-
Ulasan Buku Badu dan Kue Pesanan: Membangun Rasa Percaya Diri Sejak Dini
-
Buku Bertajuk Kesombongan Jerapah: Perilaku Congkak yang Membawa Celaka
-
Ulasan Buku 'Cempala Kuneng Tinggal di Istana': Kasih Ibu Sepanjang Masa
-
Ulasan Buku 'The Dignity of Writing', Makna Kehidupan Lewat Sebuah Tulisan
Ulasan
-
Buku Beauty and The Bad Boy: Terus Didesak Nikah dan Dipepet Brondong Tajir
-
Ulasan Novel 'Rantau 1 Muara', Perjuangan dalam Menemukan Tujuan Hidup
-
Adventure Tanpa Batas, 4 Rekomendasi Playground Dewasa di Jakarta
-
Menyelami Perasaan: Ulasan Lagu Perunggu 'Pastikan Riuh Akhiri Malammu'
-
Stasiun Balung, Jejak Warisan Kolonial yang Pernah Ramai Kini Terbengkalai
Terkini
-
Rilis Poster, Drakor Han Ji Min dan Lee Jun Hyuk Umumkan Tanggal Tayang
-
Drama Namib Rilis Teaser, Pertemuan Go Hyun Jung dan Ryeo Un Penuh Makna
-
Meski Bermodalkan Skuat Mewah, Namun Menjadi Seorang Coach Shin Tae-yong Tidaklah Mudah
-
Militer dalam Politik: Peran yang Harus Dibatasi atau Diperkuat?
-
Ada Attack on Titan, Berikut 5 Deretan Anime yang Sempat Tuai Kontroversi