Pernahkah kamu terbayang, kalau satu peristiwa kecil yang kelihatannya tidak begitu penting ternyata bisa mengungkap sesuatu yang jauh lebih besar? Kadang, hal-hal yang terlewat justru menyimpan cerita yang seharusnya tak boleh dilupakan.
Nah, "Detail Kecil" karya Adania Shibli adalah novel yang berbicara soal itu—tentang bagaimana satu insiden yang nyaris terlupakan bisa menggambarkan kekerasan sistematis yang terus berulang.
Meski berangkat dari peristiwa nyata, penting dicatat bahwa novel ini tetap merupakan karya fiksi. Karakter dan narasi yang dibangun oleh Adania Shibli bukanlah rekonstruksi sejarah secara dokumenter, melainkan refleksi sastra atas ketidakadilan yang terus berulang hingga kini.
Buku ini memiliki dua alur yang berjalan di waktu berbeda. Bagian pertama membawa kita ke tahun 1949, sekelompok tentara Israel menemukan seorang gadis Palestina di tengah gurun.
Dari sini, ceritanya pelan-pelan berubah menjadi sesuatu yang membuat perut terasa tidak keruan—karena gadis ini akhirnya disekap, dilecehkan, dan dibunuh.
Tapi yang membuat bagian ini membuat semakin terenyuh bukan hanya karena kejadian itu sendiri, tapi bagaimana Adania Shibli menceritakannya dengan gaya yang dingin, datar, dan tanpa drama berlebihan. Rasanya seperti menonton rekaman kejadian nyata yang tak bisa dihentikan.
Bagian kedua lompat ke masa sekarang. Tokohnya seorang wanita Palestina yang tanpa sengaja menemukan kisah dari tahun 1949 itu. Kebetulan, insiden tragis itu terjadi di tanggal yang sama dengan ulang tahunnya, dan entah kenapa, dia merasa harus tahu lebih banyak.
Dia mulai mencari tahu, menerobos batas-batas wilayah yang dikontrol Israel, dan menghadapi segala risiko yang muncul. Tapi, perjalanan ini bukan hanya soal mengungkap kebenaran sejarah. Ini juga soal bagaimana kekerasan dan ketidakadilan yang terjadi dulu, masih terus berjalan sampai sekarang.
Hal yang membuat "Detail Kecil" berbeda dari novel lain bertema perang atau penjajahan adalah gaya penulisannya. Adania Shibli tidak memakai narasi penuh emosi atau kata-kata bombastis yang membuat pembaca marah atau sedih.
Sebaliknya, dia nulis dengan gaya yang tenang, hampir seperti laporan observasi. Justru karena ini, efeknya jadi lebih dalam—membuat kita sadar kalau kekerasan yang terstruktur itu tidak selalu datang dalam bentuk ledakan dramatis, tapi bisa hadir dalam sunyi dan keteraturan yang mengerikan.
Selain itu, novel ini juga mengajak kita untuk berpikir ulang soal bagaimana sejarah ditulis dan siapa yang punya kuasa atas cerita-cerita itu.
Detail kecil seperti nasib seorang gadis mungkin tidak dianggap penting dalam narasi sejarah yang lebih besar, tapi untuk mereka yang mengalaminya langsung, detail itu adalah segalanya.
Lewat novel ini, Adania Shibli menunjukkan bahwa apa yang dianggap "kecil" oleh dunia, sering kali adalah sesuatu yang paling bermakna buat mereka yang terdampak.
Buat yang suka cerita dengan lapisan makna mendalam dan gaya penulisan yang berbeda dari kebanyakan, "Detail Kecil" ini wajib buat dibaca.
Tidak hanya sekadar menyampaikan kisah, tapi juga membuat kita benar-benar merasakan bagaimana sejarah terus berulang—dan bagaimana ada orang-orang yang nasibnya selalu dianggap hanya sebagai detail kecil.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut: Harapan di Tengah Ancaman
-
3 Moisturizer untuk Samarkan Dark Spot, Kulit Lebih Halus dan Bebas Kusam!
-
Hari Perempuan Sedunia, 5 Novel Ini Wajib Dibaca untuk Merayakannya
-
Anti Kilap! 4 Sunscreen Oil Control yang Jaga Wajah Matte Seharian
-
3 Lip Serum yang Bisa Gantikan Lip Balm untuk Bibir Kering, Wajib Punya!
Artikel Terkait
-
3 Novel ini Merupakan Medium atas Sebutan "Perempuan yang Melawan"
-
Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut: Harapan di Tengah Ancaman
-
Ulasan Novel Arkananta, Saat Kehangatan Keluarga Diuji oleh Rasa Kehilangan
-
Dorong Perubahan Berkelanjutan, Ini Kiat Pemberdayaan Perempuan di Indonesia
-
Melihat Tantangan Kesehatan Kaum Hawa di Hari Perempuan Internasional 2025: Dari Jantung, Hormon, hingga Penuaan
Ulasan
-
3 Novel ini Merupakan Medium atas Sebutan "Perempuan yang Melawan"
-
Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut: Harapan di Tengah Ancaman
-
Rayakan Hari Perempuan Internasional dengan Refleksi Islami: 5 Buku Inspiratif untuk Muslimah Cerdas
-
Manis dan Legit, 3 Jajanan Tradisional Khas Jawa Timur Ini Cocok untuk Takjil
-
3 Rekomendasi Bacaan untuk Temani Momen Ngabuburit, Mana Favoritmu?
Terkini
-
3 Drama China Baru Maret 2025, Ada Drama Bai Lu dan Esther Yu
-
3 Drama Thailand yang Dibintangi Got Jirayu, Terbaru Ada Chom Chai Ayothaya
-
Saat Cinta Berubah Menjadi Luka dalam Lagu BAD dari PENTAGON
-
Ahn Eun Jin Dikabarkan Tampil di Resident Playbook, Ini Kata Tim Produksi
-
Film Lemah Santet Banyuwangi yang Mengangkat Kisah Nyata di Tahun 1998