"Mel, Melatiku" adalah novel remaja karya Ken Terate yang mengangkat tema berat namun relevan tentang, pelecehan digital, toxic relationship, dan perjuangan bangkit dari keterpurukan. Diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada Maret 2024, novel ini menawarkan kisah yang emosional dan penuh pelajaran hidup.
Tokoh utama dalam novel ini adalah, Melati atau Mel yang merupakan seorang atlet renang berprestasi di SMA nya, namun tiba-tiba hidupnya berubah drastis setelah terlibat hubungan dengan Axel, seorang remaja laki-laki yang manipulatif. Hubungan mereka berujung pada penyebaran foto tak pantas Mel, yang menghancurkan reputasinya dan masa depannya sebagai seorang atlet renang.
Akibat skandal tersebut, Mel dikeluarkan dari sekolah dan klub renangnya. Ia menjadi korban bullying dan dijauhi oleh teman-temannya. Kehidupannya yang semula cerah berubah menjadi kelam, dan ia mengalami depresi yang mendalam.
Pertemuan Mel dengan Ega, seorang pemuda yang juga memiliki masa lalu kelam, menjadi titik balik dalam hidupnya. Ega membantu Mel untuk keluar dari keterpurukan dan perlahan membangun kembali kepercayaan dirinya.
Ken Terate berhasil menggambarkan kompleksitas emosi remaja melalui karakter Mel. Proses pendewasaan Mel ditampilkan secara realistis, menunjukkan bahwa bangkit dari trauma bukanlah hal yang mudah, namun bukan pula hal yang mustahil untuk dilakukan.
Hubungan Mel dengan ibunya juga menjadi fokus dalam novel ini. Ibunya digambarkan sebagai sosok yang ambisius dan mengatur, yang menambah tekanan dalam hidup Mel. Konflik antara mereka mencerminkan dinamika keluarga yang sering terjadi dalam kehidupan nyata.
Karakter Axel sebagai antagonis diperlihatkan dengan latar belakang keluarganya yang bermasalah, yang menjelaskan perilaku toksiknya. Ini memberikan dimensi pada karakternya dan menunjukkan bahwa pelaku juga bisa menjadi korban dari lingkungan yang tidak sehat.
Novel ini juga menyoroti pentingnya dukungan dari teman dan keluarga dalam proses pemulihan. Karakter seperti Tantri, sahabat Mel, dan Serena, adik Ega, menunjukkan bahwa kehadiran orang-orang yang peduli dapat membantu seseorang untuk bangkit dari keterpurukan.
Gaya penulisan Ken Terate yang mengalir dan ringan membuat novel ini mudah untuk diikuti, meskipun mengangkat tema yang berat. Dialog yang natural dan narasi yang kuat membuat pembaca terhubung dengan emosi para tokoh didalamnya.
Alur cerita yang cepat dan perpindahan adegan yang dinamis membuat pembaca terus ingin tahu kelanjutan kisah Mel. Meskipun beberapa bagian terasa terburu-buru, keseluruhan cerita tetap menyentuh dan memberikan dampak emosional yang kuat.
"Mel, Melatiku" juga mengangkat isu-isu sosial yang penting, seperti revenge porn, bullying, dan tekanan sosial terhadap remaja. Novel ini membuka mata pembaca tentang realitas yang dihadapi oleh banyak remaja di era digital.
Pesan moral yang disampaikan adalah tentang pentingnya keberanian untuk menghadapi masalah dan memaafkan diri sendiri. Mel menunjukkan bahwa meskipun telah melakukan kesalahan, seseorang tetap berhak untuk mendapatkan kesempatan kedua.
Novel ini cocok dibaca oleh remaja dan orang tua, karena memberikan wawasan tentang tantangan yang dihadapi oleh generasi muda. Novel ini juga bisa menjadi bahan diskusi yang baik tentang pentingnya komunikasi dan dukungan dalam keluarga.
Secara keseluruhan, "Mel, Melatiku" adalah novel yang menggugah dan inspiratif. Ken Terate berhasil menyajikan cerita yang emosional dan penuh pelajaran hidup, menjadikannya bacaan yang layak untuk siapa saja yang ingin memahami lebih dalam tentang dinamika remaja dan pentingnya dukungan dalam menghadapi krisis.
Identitas Buku
Judul: Mel, Melatiku
Penulis: Ken Terate
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tanggal Terbit: 28 Februari 2024
Tebal: 384 Halaman
Baca Juga
-
Ulasan Novel The Lost Apothecary: Perempuan, Racun, dan Dendam
-
Review Film It Feeds: Teror Trauma yang Mengintai di Balik Pikiran
-
Novel Teori Tawa dan Cara-Cara Melucu Lainnya: Belajar Tertawa dari Luka
-
Ulasan Novel Saha: Perjuangan Identitas di Tengah Penindasan Sosial
-
Ulasan Novel Parade Hantu Siang Bolong:Eksplorasi Budaya Jawa Lewat Ritual
Artikel Terkait
-
Sinopsis Drama Terbaru Our Unwritten Seoul, Dibintangi Park Bo Young
-
Berapa Harga Makanan Warung Eriska Nakesya? Sumber Cuan Mantan Istri Young Lex
-
Young Lex dan Eriska Nakesya Cerai, Apakah Nikah Beda Agama?
-
Perjalanan Pernikahan Eriska Nakesya dan Young Lex: Hamil Duluan, Tanpa Resepsi, Kini Berakhir Cerai
-
Ulasan Novel Savanna dan Samudra, Kisah Romansa Pramusaji di Sebuah Kafe
Ulasan
-
Review Film Jalan Pulang: Perjalanan Mistis Seorang Ibu Demi Anak Tercinta
-
Review Film Elio: Perihal Sepi, Luar Angkasa, dan Makhluk Asing
-
Ulasan Buku Miaw, Bahas Ilmu Manajemen dengan Cara yang Absurd
-
SEVENTEEN Ungkap Kebebasan Tanpa Tekanan Sosial di Lagu Bad Influence
-
Ulasan Novel The Lost Apothecary: Perempuan, Racun, dan Dendam
Terkini
-
Ong Kim Swee Tak Umbar Janji Manis Usai Digaet Jadi Pelatih Persik Kediri
-
Rekrut Paul Munster, Bhayangkara FC Mampu Bersaing dengan Tim Papan Atas?
-
Perjalanan Bermusik Bruce Springsteen Diangkat Jadi Film, Ini Trailernya
-
Kalah Kelas, Timnas Voli Indonesia Takluk di Tangan Bahrain Tiga Set Langsung
-
4 Drama Korea soal Time Travel Era Kerajaan yang Bikin Hati Campur Aduk