Apakah kita benar-benar bisa memutus hubungan dengan masa lalu? Pertanyaan itu terus terngiang saat nonton ‘The Better Sister’, series thriller sepanjang 8 episode dari Amazon Prime Video yang tayang sejak 29 Mei 2025.
Series ini disutradarai Craig Gillespie dan diproduksi oleh Tomorrow Studios serta Amazon MGM Studios. Di atas kertas, proyek ini tampak menjanjikan. Dibintangi Jessica Biel dan Elizabeth Banks, dan diadaptasi dari novel laris karya Alafair Burke, series ini punya semua elemen yang seharusnya menjadikannya drama psikologis yang kuat.
Sayangnya, begitu durasi bergulir tiap-tiap episode, harapan itu mulai meredup perlahan. Kok bisa? Sini kepoin lebih lanjut!
Sekilas tentang Series The Better Sister
‘The Better Sister’ mengisahkan Chloe Taylor (Jessica Biel), editor majalah sukses yang hidupnya tampak sempurna. Dia punya rambut klimis, pakaian rapi, kantor keren, suami tampan, dan anak laki-laki yang manis.
Namun memang, ya kita tahu kok, hidup yang terlihat rapi dalam sebuah drama thriller jarang sekali tanpa cela. Dan benar saja, semuanya mulai runtuh ketika Chloe pulang ke rumah dan menemukan suaminya, Adam Macintosh (Corey Stoll), tewas terbunuh di ruang tamu mereka.
Dari titik ini, misteri bergulir. Namun bukan hanya soal ‘siapa pembunuhnya?’, melainkan juga soal ikatan keluarga yang rumit. Karena ternyata, Adam, usut punya usut, Adam tuh juga mantan suami dari adik tiri Chloe, Nicky Macintosh (Elizabeth Banks), yang juga merupakan ibu kandung dari Ethan, anak yang selama ini dibesarkan Chloe layaknya anak kandung.
Nicky tuh sebenarnya potret kontras dari Chloe: berantakan, impulsif, dan penuh luka yang belum sembuh. Dia baru saja keluar dari masa kelam ketergantungan alkohol dan berusaha menata hidupnya kembali.
Konflik memanas ketika penyelidikan pembunuhan menempatkan kedua perempuan ini di tengah pusaran pertanyaan, rahasia masa kecil, dan kecurigaan satu sama lain.
Semenarik dan semisterius itu deh kisahnya, tapi ….
Impresi Selepas Nonton Series The Better Sister
Aku sebenarnya nonton series ini dengan ekspektasi tinggi. Apalagi melihat nama-nama besar yang terlibat. Jessica Biel sendiri sudah terbukti punya kemampuan menghidupkan karakter kompleks kayak perannya dalam Film The Sinner, sementara Elizabeth Banks menunjukkan sisi rentan yang menarik di sini.
Namun di balik semua itu, Series The Better Sister terasa terlalu formulaik. Series ini mengandalkan banyak tropes lama: keluarga disfungsional, rahasia masa lalu, dan trauma yang nggak terselesaikan, tapi sayangnya gagal menghadirkannya dengan formula baru.
Bahkan twist tentang hubungan Chloe, Nicky, dan Adam yang seharusnya jadi fondasi emosional cerita, justru disajikan terlalu cepat dan datar, seolah-olah terburu-buru untuk mengejutkan tanpa ngasih ruang buatku untuk benar-benar tenggelam dalam kompleksitasnya.
Di antara para bintang, Elizabeth Banks sebagai Nicky bisa dianggap sebagai titik terang yang sesekali menyelamatkan adegan series ini. Nicky adalah karakter dengan luka terdalam, dan Banks menampilkan kerapuhan sekaligus kemarahan itu dengan cukup meyakinkan. Ada satu momen Nicky mengatakan, “Aku adalah bagian dari Chloe yang dia tolak mentah-mentah.”
Jessica Biel sendiri tampil konsisten, tapi nggak seberkilau seperti di proyek sebelumnya. Mungkin ini bukan sepenuhnya salahnya, karena naskahnya sendiri sangat terasa membatasi ruang geraknya. Chloe terlalu terkontrol, terlalu ‘rapi’, hingga terasa membosankan.
Penilaian akhirku, Series The Better Sister sepanjang 8 episode, nggak menawarkan sesuatu yang baru.
Apakah 8 episode ini layak ditonton? Tergantung. Jika Sobat Yoursay penyuka drama keluarga dengan sedikit misteri dan nggak keberatan dengan ritme yang lambat serta visual yang muram, mungkin kamu masih bisa menikmati ini.
Skor: 2,6/5
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Konflik Agraria yang Menggetarkan dalam Film Seribu Bayang Purnama
-
Review Film Black Box Diaries: Catatan Kelam yang Menguak Pelecehan Seksual
-
Review Film Tornado: Perjalanan Visual dan Cerita yang Mengalir Lambat
-
Review Film Fear Street - Prom Queen: Pembantaian Malam Pesta yang Melempem
-
Review Pee-wee as Himself: Dokumenter yang Mengantar Kejujuran Paul Reubens
Artikel Terkait
-
Trailer Resmi Rilis, Squid Game 3 Tampilkan Lee Jung-jae Hadapi Front Man
-
6 Series Hollywood yang Tayang di Netflix Bulan Juni, Ada si Legendaris 'Chucky'
-
Makin Chaos! Teaser Serial Gen V Season 2 Bocorkan Rentetan Konflik Baru
-
Trailer Serial Countdown: Jensen Ackles Beraksi Hentikan Serangan Teroris
-
Eddie Murphy Main Film Action-Comedy Berjudul The Pickup, Tayang 6 Agustus
Ulasan
-
Ulasan Buku Brand Yourself: Tips Personal Branding untuk Memperluas Relasi
-
Bosan dengan KPop? &TEAM Coba Dobrak Batas di Lagu Rock "Go in Blind"
-
Review Series The Pitt: Drama Medis yang Penuh Realisme dan Kritik Sosial
-
Review Novel Pasta Kacang Merah: Terkait Luka Panjang Penyintas Lepra
-
Konflik Agraria yang Menggetarkan dalam Film Seribu Bayang Purnama
Terkini
-
Berpeluang Gasak China, Erick Thohir Minta Timnas Indonesia Jangan Terlena
-
Rilis Poster dan Trailer, Film Ghost Train Siap Hantui Bioskop Korea
-
5 Gaya Park Ju Hyun untuk Weekend, Girly dan Hairdo Simpel!
-
Marselino Ferdinan Absen Lawan China, Ivar Jenner Jadi Gelandang Serang?
-
Mulai Rp 1,8 Juta! Ini Detail Tiket dan Benefit Konser G-Dragon Jakarta 2025