Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Athar Farha
Poster Film Angel Pol (IMDb)

Di tengah derasnya film-film horor yang merajai bioskop Indonesia, hadir judul yang tampil beda, berani, dan ‘nyetel’ banget sama denyut rakyat kecil. Judulnya: ‘Angel Pol’. Film ini bukan horor, bukan pula drama mellow penuh air mata, tapi perpaduan unik antara musik, komedi, dan kritik sosial yang dibungkus dengan gaya ringan nan menghibur.

Disutradarai Hanny R. Saputra, sutradara kawakan yang sebelumnya bikin Film Eiffel I'm in Love dan Film Heart, kali ini Film Angel Pol jadi angin segar yang nggak cuma menawarkan hiburan, tapi juga pesan sosial yang menohok. 

Film ini sudah tayang di bioskop Indonesia sejak 19 Juni 2025, dan dibintangi oleh nama-nama besar: 

  • Michelle Ziudith
  • Bhisma Mulia
  • Jolene Marie
  • Dayu Wijanto
  • Siti Fauziah
  • Kukuh Riyadi
  • Bogang Bakar
  • Ananda George
  • Dan masih banyak bintang pendukung lainnya. 

Penasaran dengan kisahnya? Sini kepoin bareng!

Sekilas tentang Film Angel Pol

Mengikuti kisah Jati (Bhisma Mulia), mahasiswa seni rupa idealis di Yogyakarta yang kehilangan beasiswanya karena berani menentang sistem kampus yang korup. Di sisi lain, ada Lastri (Michelle Ziudith), gadis desa lugu yang nekat mengadu nasib di kota, tapi justru jadi korban penipuan calo kerja.

Takdir mempertemukan keduanya saat hidup mereka sama-sama berada di titik nadir. Namun, alih-alih meratap, mereka memilih untuk berdiri, menari, dan bernyanyi. Bersama, mereka membentuk grup orkes dangdut koplo jalanan yang tampil dari kampung ke kampung. Di balik dentuman gendang dan goyangan panggung sederhana, mereka membawa cerita tentang perjuangan, harapan, dan solidaritas.

Namun ketika popularitas datang, godaan dan tekanan pun ikut menghampiri. Jati mulai goyah pada idealismenya, sementara Lastri dihadapkan pada pilihan sulit: setia pada perjuangan atau mengambil jalan cepat di industri hiburan. Di sinilah konflik batin muncul, membawa film ini ke arah yang lebih dalam dari sekadar komedi musik.

Menarik ya? Oh, jelas!

Impresi Selepas Nonton Film Angel Pol

Nggak bisa dipungkiri, tren film Indonesia saat ini sedang didominasi genre horor. Misalnya: Film Syirik – Danyang Laut Selatan dan Film Jalan Pulang, ramai memenuhi bioskop dan pembicaraan netizen. Di tengah genre yang ‘menakuti’, Film Angel Pol justru datang dengan gaya ‘menggoyang’.

Dan ini bukan tanpa risiko. Mengangkat film musik di era sekarang bukan perkara gampang. Namun, Hanny R. Saputra tampaknya tahu betul daya tarik cerita dan karakternya. Dibantu akting Michelle Ziudith yang mengejutkan (dengan lagu “Pepes Rempelo” yang viral di YouTube), film ini jadi semacam perayaan buat genre yang sering dipandang sebelah mata. 

Satu hal yang bikin Film Angel Pol menonjol, jelas atas keberaniannya menyinggung banyak isu sosial, tapi bukan dengan gaya yang berat dan depresif. 

Film ini mengangkat tajuk kemiskinan, birokrasi pendidikan, dan ketimpangan kelas dengan cara yang ringan tapi mengena. Lewat joget koplo dan dialog jenaka, film ini kayak lagi ngomong, “Hidup ini keras, tapi jangan lupa ketawa!”

Di saat mahasiswa idealis seperti Jati dihukum karena bicara jujur, atau gadis desa seperti Lastri dipermainkan sistem, aku tuh rasanya kayak diajak merenungi sesuatu, terkait siapa sebenarnya yang punya kuasa di negeri ini? Dan tentunya, film ini ngasih pesan kalau seni dan musik bisa jadi medium perlawanan. 

Kok bisa jadi medium perlawanan sih? Gini lho, kadang perlawanan nggak harus teriak-teriak di jalan atau bawa spanduk ke gedung DPR. Di ‘Angel Pol’, perlawanan justru datang dari hal-hal yang sederhana, tapi terasa nyata. Dari suara, dari panggung reyot, dari lagu koplo yang liriknya nyelekit.

Misalnya si Jati yang awalnya cuma ingin jujur. Eh, kejujurannya soal korupsi di kampus malah bikin dia dicoret dari beasiswa. Dunia kampus yang katanya tempat mencari kebenaran justru jadi tempat pertama yang membungkam idealisme. Hanya saja Jati nggak menyerah. Dia turun ke jalan, bukan untuk mengemis, tapi buat ngebentuk orkes dangdut koplo. Bareng Lastri dan kawan-kawan, mereka keliling kampung, tampil di acara hajatan, nyanyi, joget, dan tanpa sadar jadi suara buat mereka yang selama ini cuma bisa diam.

Lastri pun punya ceritanya sendiri. Gadis desa lugu satu ini yang habis ketipu calo kerja, bukannya pulang kampung atau ngeluh terus, dia malah gabung ke orkes koplo Jati. Suaranya nyaring, goyangannya luwes, tapi yang paling penting: dia punya semangat buat bertahan. 

Dan di antara ketukan gendang dan lirik-lirik lucu, ada banyak sindiran sosial yang dilontarkan. Nggak frontal sih, tapi ngena. 

Jadi kalau Sobat Yoursay bosan dengan jumpscare dan ingin menyaksikan sesuatu yang segar, menyentuh, dan tetap asik, Film Angel Pol bisa jadi pilihan yang pas. Selamat nonton ya. 

Athar Farha