Midnight Prince merupakan novel karya Titi Sanaria yang diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo pada tahun 2018. Novel dengan 288 halaman ini mengusung genres romance, fiction, contemporary romance, novels, Indonesian literature, dan family.
Konflik yang terjadi dalam diri ketika satu atau lebih keinginan saling bertentangan kerap membuat diri merasa bimbang, galau, dan cemas karena tidak tahu keputusan mana yang harus diambil atau perasaan mana yang harus diikuti, seperti yang terjadi pada novel ini.
Menceritakan tentang Mika, lulusan pendidikan dokter yang menjalani program internship dan bekerja sebagai pegawai tidak tetap di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara selama 4 tahun. Beberapa bulan kemudian, Mika bekerja di Rumah Sakit Lukito Medika, Jakarta sembari menunggu pendaftaran pendidikan dokter spesialis dibuka.
Pekerjaan itu atas rekomendasi yang diberikan oleh Ayah Kinan, sahabatanya. Hidup Mika dibantu oleh keluarga Kinan. Ketika masa kuliah, Ayah Mika terkena serangan jantung yang kemudian merenggut nyawanya. Rumah mereka disegel dan semua aset disita. Mama bahkan sampai terseret masalah kejiwaan. Kehidupan yang dulunya bergelimang harta, langsung sekejap berubah menjadi malapetaka. Semuanya berantakan.
Dasha, adiknya mengabarkan bahwa dia tengah hamil. Mika tidak tahu persis siapa yang harus dimintai tolong pada saat itu. Pada saat Dasha memberitahu bahwa Ibu Robby ingin mengambil bayi yang dikandungnya jika terbukti benar itu adalah cucunya, Mika langsung membawa adiknya pergi bersamanya dan menetap di Buton.
Setelah Dasha melahirkan, Mika kira adiknya hanya mengalami baby blues yang perlahan-lahan bisa teratasi. Ternyata lebih parah dari itu. Dasha mengalami post partum depression. Di situlah semuanya terjadi, adiknya masuk ke dalam air bersama bayinya saat Mika tengah berusaha menyusulnya. Itu mengerikan. Mika tidak bisa tidur berhari-hari, bahkan setelah mereka dikebumikan.
Kejadian itu akan membekas di hati dan ingatan Mika. Hal itulah yang membuatnya meminta Ayah Kinan untuk memberika surat rekomendasi bekerja di Rumah Sakit milik keluarga Robby, laki-laki yang menghamili Dasha dan tidak bertanggung jawab atas tindakannya.
Mika ingin tahu seperti apa sosok Ibu Robby yang berhasil membuat adiknya menangisi hidupnya dan menjatuhkan mentalnya. Berbulan-bulan kemudian, sosok laki-laki datang mengetuk pintu hatinya tanpa sopan, namanya adalah Rajata. Mengejarnya dan memperjuangkan Mika mati-matian. Mika berbohong dengan perasaannya karena masih mengalami pertempuran batin atas kejadian masa lalu.
Lalu, apakah Mika akan terus membohongi perasaannya? Apakah Rajata akan menyerah begitu saja jika mengetahui apa yang membuat Mika tidak bisa bersamanya? Yang paling penting, apakah Mama Mika mengetahui bahwa Dasha meninggal bukan karena penyakit malaria?
Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas, kamu dapat membacanya di novel Midnight Prince karya Titi Sanaria.
Novel ini menggunakan sudut pandang Mika. Pembaca hanya diberitahu bagimana perasaan Mika tanpa mengetahui apa yang dirasakan Robby dan Rajata sesungguhnya. Karakter Rajata merupakan laki-laki green flag yang diidam-idamkan pembaca perempuan. Jujur, saya juga berharap bahwa Rajata ada di dunia nyata.
Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari novel ini. Konflik yang terjadi juga seru untuk dibaca, membuat penasaran bagaimana akhir ceritanya. Sayangnya, saya masih menemukan kesalahan panggilan dan kesalahan nama. Sudah seharusnya penulis lebih teliti karena kesalahan penulisan nama merupakan nama karakter utama.
Menurut saya pribadi, alur terasa sedikit membingungkan karena menggunakan alur maju mundur di beberapa bagian. Harusnya baik tapi eksekusinya kurang menurut saya.
Secara keseluruhan, saya merekomendasikan novel ini untuk dibaca. Dari segi jalan cerita, gaya bahasa, pesan yang terkandung, penulis mencipatakan karya yang bagus untuk dibaca.
Baca Juga
-
Ulasan Buku Kepada yang Patah: Pulih terhadap Luka yang Ditinggalkan
-
Ulasan Novel Mayday, Mayday: Berani untuk Berdiri Setelah Apa yang Terjadi
-
Ulasan Novel Three Sisters: Perempuan di Pasca-Revolusi Kebudayaan Tiongkok
-
Kalau Cari Uang Jangan Jadi Guru, Benarkah Sesederhana Itu?
-
Ulasan Novel Sorge: Memberi Ruang untuk Mendengar Suara Hati
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film A Big Bold Beautiful Journey: Kisah Cinta yang Melintasi Waktu!
-
Ulasan Buku Kepada yang Patah: Pulih terhadap Luka yang Ditinggalkan
-
Like A Rolling Stone (2024): Sebuah Refleksi untuk Kaum Perempuan
-
Apakah Sahabat Bisa Jadi Cinta? Jawaban Umi Astuti dalam To Be Loved Up
-
Novel Yujin, Yujin Resmi Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia: Kenapa Harus Baca?
Terkini
-
Nicholas Saputra Pilih El Putra Jadi Rangga, Berawal dari Duet Bareng Lyodra
-
Futsal dan Ekspresi Gen Z: Dari Maskot Hingga Nyanyian Yel-yel Suporter
-
Tom Holland Cedera, Produksi 'Spider-Man: Brand New Day' Ditunda
-
5 Ide Gaya Kasual Seungkwan SEVENTEEN yang Bikin Penampilan Makin Kece
-
Calvin Verdonk, Ligue 1 Prancis dan Terciptanya 2 Sejarah dalam 1 Momen Debut