Lana Ferguson, melalui novel "The Fake Mate", menghadirkan sebuah kisah romansa dewasa yang menyatu dengan unsur paranormal omegaverse, penuh trope yang menggoda pembaca penggemar fake dating, grumpy-sunshine, dan forced proximity. Novel ini mengeksplorasi dinamika unik antara dua karakter yang terjebak dalam hubungan pura-pura, namun perlahan menemukan makna cinta yang sesungguhnya, dengan latar dunia medis dan aroma biologi yang khas dunia shifter.
Tokoh utama wanita dalam novel ini adalah Dr. Mackenzie "Mack" Carter, seorang Omega yang bekerja sebagai dokter di ruang gawat darurat. Mack digambarkan sebagai sosok penuh semangat, mandiri, dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi. Namun di balik profesionalismenya, ia merasa tertekan oleh ekspektasi sosial dan keluarganya, terutama dari sang nenek yang terus-menerus menanyai tentang pasangan hidupnya.
Suatu hari, dalam upaya untuk meredam tekanan tersebut, Mack secara impulsif menyebut bahwa ia sedang menjalin hubungan dengan seseorang. Nama yang ia pilih secara spontan adalah Dr. Noah Taylor, seorang dokter bedah tampan, dingin, dan menyendiri yang juga seorang Alpha.
Tak disangka, kebohongan ini justru menjadi solusi bagi Noah, yang sedang dalam ancaman pencabutan lisensi karena tidak memiliki pasangan tetap, sesuatu yang dianggap sebagai risiko oleh dewan rumah sakit terhadap seorang Alpha yang belum "terikat".
Akhirnya, mereka sepakat untuk berpura-pura menjadi pasangan. Namun seiring waktu, batas antara hubungan palsu dan kenyataan menjadi semakin kabur. Perasaan yang seharusnya hanya akting mulai tumbuh menjadi cinta, ditambah dengan tarikan biologis kuat khas hubungan Alpha dan Omega.
Mack adalah tipikal karakter sunshine, ceria, blak-blakan, dan penuh kehangatan. Sementara Noah adalah sosok grumpy yang lebih tertutup, formal, dan tampak dingin pada awalnya. Perpaduan keduanya menciptakan chemistry yang dinamis dan menarik, apalagi saat mereka mulai berbagi ruang hidup dan harus memainkan peran pasangan yang saling mencintai di hadapan publik dan keluarga.
Keduanya memiliki trauma dan tekanan masing-masing. Mack merasa tidak ingin hidupnya dikendalikan oleh biologi tubuhnya sebagai Omega, sementara Noah dibebani stigma sebagai Alpha yang dianggap berbahaya bila tidak memiliki pasangan tetap. Melalui hubungan palsu mereka, keduanya justru menemukan ruang untuk menyembuhkan luka batin dan mempercayai orang lain.
Penggunaan sudut pandang ganda dalam narasi memberikan pemahaman emosional mendalam kepada pembaca tentang motivasi dan keraguan kedua tokoh. Ini membuat perkembangan hubungan mereka terasa organik, meskipun diwarnai adegan-adegan sensual yang eksplisit.
"The Fake Mate" tidak hanya mengusung kisah cinta, tetapi juga menggali tema tentang identitas, ekspektasi sosial, tekanan pekerjaan, dan bagaimana seseorang bisa belajar menerima sisi biologis maupun emosional dari dirinya sendiri. Meski berlatarkan dunia medis dan shifter, Ferguson menulis dengan gaya yang ringan, penuh dialog tajam, dan sering kali mengundang senyum lewat humor internal karakter.
Bagi pembaca yang familiar dengan trope omegaverse, Ferguson menyisipkan elemen-elemen khas seperti “scenting”, “knotting”, hingga masa “heat” secara eksplisit. Meski tidak cocok untuk semua pembaca, bagi mereka yang menikmati genre ini, novel ini memberikan semua elemen yang diharapkan dengan sangat eksplisit dan dramatis.
Beberapa bagian terasa repetitif dalam penyebutan istilah biologis, meskipun bisa dimaklumi mengingat target pasar novel ini memang untuk pembaca dewasa yang mencari hiburan romantis dalam kemasan yang ringan.
Kekuatan utama novel ini terletak pada karakterisasi Mack, yang meskipun terjebak dalam dunia di mana biologinya sebagai Omega sering mendefinisikan hidupnya, tetap menunjukkan bahwa ia adalah wanita kuat, independen, dan tahu apa yang ia inginkan. Noah, meski lebih tertutup, akhirnya berkembang menjadi pasangan yang suportif dan peduli.
Namun, sisi lemah dari novel ini adalah penyelesaian konfliknya yang terasa agak tergesa-gesa. Ada subplot pemerasan dari pihak ketiga yang seolah muncul sebagai bumbu tambahan, tetapi tidak benar-benar berdampak kuat terhadap perkembangan emosional karakter utama. Selain itu, pembangunan dunia omegaverse dalam novel ini cukup minimal, Ferguson tampak lebih fokus pada hubungan antarkarakter daripada detail aturan dunia yang mereka tempati.
Secara keseluruhan, "The Fake Mate" adalah bacaan yang menghibur, ringan, dan penuh chemistry panas antara dua tokoh utama. Novel ini cocok bagi pembaca yang menyukai romansa dengan trope fake dating, grumpy-sunshine, dan tentu saja, bagi penikmat fiksi omegaverse dewasa. Meskipun tidak terlalu dalam dalam aspek world-building, novel ini berhasil menyuguhkan kisah cinta yang menyenangkan dengan dosis humor, konflik personal, dan gairah yang tinggi.
Identitas Buku
Judul: The Fake Mate
Penulis: Lana Ferguson
Penerbit: Berkley
Tanggal Terbit: 5 Desember 2023
Tebal: 372 Halaman
Baca Juga
-
Ulasan Novel My Darling Dreadful Thing, Cerita Horor di Rumah Tua Beckman
-
Ulasan Novel Outlier: Penerimaan Diri di Tengah Luka Lama
-
Ulasan Novel The Friend Zone: Pilihan Sulit Antara Cinta dan Mimpi
-
Ulasan Novel Where Loyalty Lies: Perjalanan Menemukan Jati Diri
-
Ulasan Novel Icing on the Murder: Rahasia Gelap di Balik Kue Pengantin
Artikel Terkait
Ulasan
-
Fame Cafe Jambi: Suasana Santai, Rasa Juara, Bikin Tak Mau Pulang
-
Review Film Good Fortune: Komedi Malaikat yang Menggelitik Hati dan Pikiran
-
Maksa Penonton Nangis! Film Regretting You Rasa Sinetron Dilengkapi Iklan
-
Review Air Mata Terakhir Bunda: Magenta yang Bikin Mata Menganak Sungai!
-
Review Drama Korea 2025 'Spirit Fingers': Hangatnya Persahabatan dan Kisah Cinta
Terkini
-
4 Soothing Gel Aloe Vera untuk Efek Calming Akibat Sunburn, Mulai 15 Ribuan
-
Eks-Mertua Pratama Arhan Sindir Timnas Indonesia dan PSSI, Singgung Siapa Ya?
-
Banjir Pujian, Ayu Ting Ting Jadi Kejutan di Konser Nancy Ajram di Jakarta
-
Eeny Meeny Miny Moe oleh Fifty Fifty: Kegembiraan Cinta Pertama yang Meluap
-
Ikut-Ikutan atau Beneran Suka? Fenomena Bandwagon Effect di Gaya Hidup Kita