Pemberian nama pada anak bukan hanya formalitas saja, melainkan sebuah bentuk doa dan harapan yang tersembunyi dalam nama tersebut. Pastinya, orang tua atau pemberi nama tersebut mempunyai banyak harapan kepada sang anak, agar menjadi sosok yang berani, bijaksana, beruntung, dan lainnya.
Nama menjadi identitas yang melekat seumur hidup. Sekali nama itu dipanggil, seolah seuntai doa sedang mengalir. Hal itu terjadi dalam novel berjudul Dayon yang ditulis oleh Akmal Nasery Basral, penulis berdarah Minangkabau yang berhasil menyelesaikan 25 judul buku.
Dayon merupakan novel karya Akmal Nasery Basral yang diterbitkan oleh PT Mekar Cipta Lestari pada tahun 2021. Novel ini memiliki 332 halaman dan mengusung genre fiksi domestik.
Novel ini menceritakan tentang seorang anak Minangkabau mendapatkan nama tak lazim pada hari kelahirannya dari Abak, Ayah kandungnya yang penggemar film spionase. Karena kekeliruan dalam mengeja aktor kecintaannya yang bernama James Bond, jadilah anak tersebut bernama Jems Boyon.
Ketika sang anak memasuki masa remaja dan menyadari bahwa nama tersebut memiliki kesalahan penulisan dan pengejaan, nama itu menjadikan bahan olokan dan membebaninya sampai dewasa. Boyon, begitu teman-teman memanggilnya. Saat kecil, Boyon pernah diajak melihat kuau raja oleh kakak beradik bernama Lip dan Ina yang ternyata mereka bukan manusia.
Masa kecil Boyon penuh dengan kenangan yang hangat dan sulit dilupakan. Dari belajar silat dan mengaji kepada Buya Zakaria (tokoh masyarakat), mendapatkan hadiah kipas angin dari permainan KIM (Kesenian Irama Minang) bersama Abak, dan masih banyak lagi.
Meski sederhana, kehidupan Boyon penuh rasa kebersamaan, canda tawa, dan kebahagiaan yang jarang ditemukan di zaman sekarang.
Boyon dewasa berhasil meraih mimpinya menjadi sutradara. Orang-orang memanggilnya Dayon yang memiliki kepanjangan Uda Bayon. Saat sedang mengerjakan film pesanan Pemerintah Daerah Merauke tentang film kampanye penuh kalimat propaganda pembangunan, dia menceritakan kisah masa kecilnya sebelum menjadi Dayon yang sekarang.
Kebahagiannya tidak bisa diutarakan setelah mendapat kabar bahwa Sundance Film Festival mengumumkan salah satu official selection tahun ini adalah film Indonesia berjudul Ode to My Father karya Jems Boyon. Abak pasti bangga, putra yang diberi nama Jems Boyon berhasil meraih impiannya.
Dari sinopsis di atas, apakah Boyon pernah mengganti namanya karena tak kuat menjadi olokan? Apakah film Ode to My Father merupakan film yang terinspirasi dari hubungan Abak dan Boyon? Bagaimana dengan kisah-kisah seru kehidupan Boyon dari SD sampai kuliah?
Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan di atas, kamu dapat membacanya di novel Boyon karya Akmal Nasery Basral.
Saat membacanya, pembaca dibuat menjelajahi wilayah Sumatera Barat karena penulis menggambarkan keadaan, budaya, tokoh masyarakat, makanan, dan wilayah seperti asli. Tidak heran karena penulis merupakan berdarah Minangkabau. Jadi, tahu persis dengan wilayah tersebut.
Kisah yang kompleks, mistis, arogan, romantis, dan jenaka bercampur satu dalam novel ini. Saya suka bagaimana penulis menggambarkan kisah Boyon dengan gaya bahasa yang mudah dipahami dan dapat menambah pengetahuan pembaca.
Penulis mengaku bahwa kisah dalam novel ini tidak sepenuhnya fiktif. Terdapat pengalaman kerabat dekat yang hampir sama kejadiaannya dan pengalaman beberapa orang. Artinya, Dayon merupakan personifikasi dari sejumlah kenyataan nyata.
Jika biasanya penulis menggambarkan tokoh pria sebagai seorang pria yang tampan, gagah, tinggi, dan maskulin. Penulis Dayon ini berbeda, dia mengambil tokoh utama pria yang memiliki badan gemuk, tinggi badan yang wajar, dan tidak terlalu tampan. Ini berarti penampilan fisik seseorang tidak menentukan nilai dan kualitas pribadinya.
Secara keseluruhan, novel ini layak dibaca dan rasakan sensasi bercampurnya perasaan yang disajikan oleh novel ini.
Baca Juga
-
Ulasan Novel Too Cold To Handle: Luluh dengan Ketulusan Sederhana
-
Ulasan Novel Bukan Nikah Biasa: Rasa Nyaman yang Tak Tergantikan
-
Ulasan Novel Jogja Jelang Senja: Berbeda dalam Doa, Menang dengan Keyakinan
-
Ulasan Novel Oregades: Pilihan Pembunuh Bayaran, Bertarung atau Mati
-
Ulasan Novel Take Me for Granted: Menemukan Rasa Bahagia di Antara Luka
Artikel Terkait
Ulasan
-
Sabtu Bersama Bapak: Novel yang Menggugah dan Penuh Perenungan
-
Netflix Ungkap Kasus Nyata Paling Ngeri dalam The Monster of Florence
-
Ulasan Novel Never Over, Cinta yang Tak Pernah Selesai
-
4 Rekomendasi Novel Thriller Indonesia dengan Alur Cerita yang Menegangkan!
-
Review Film Predator Badlands: Kala Sang Monster Jadi Mangsa di Tanah Asing
Terkini
-
Usai Perceraian, Andre Rosiade Sebut Pernikahan Azizah Salsha Bukan Paksaan
-
Bandung Sustainability Summit 2025: Saat Bandung Menunjukkan Cara Baru Gelar Acara Ramah Lingkungan
-
Jangan Cuma Ikut Tren, Ini 7 Hal Wajib Kamu Cek Sebelum Beli Smartphone Baru
-
ANTARA Ajak Mahasiswa Belajar Memotret dengan Hati Lewat Workshop Fotografi Jurnalistik di UGM
-
Rahasia Otak Bahagia: Ternyata Salmon Hingga Cokelat Hitam Bisa Jadi Antidepresan Alami!