Agatha Vidya Nariswari | Erlita Novitania
Novel Dorm Du (Dok. Pribadi/Erlita Novitania)
Erlita Novitania

Novel Dorm Du karya Kafaza menghadirkan kisah misteri yang memadukan nuansa horor, fantasi, dan drama dengan sangat apik. Cerita ini berpusat pada perjalanan seorang remaja bernama Agrin yang baru saja kehilangan ibunya.

Dalam upaya mencari ketenangan, ia memutuskan pindah ke rumah neneknya. Namun, keputusan itu justru menjadi awal dari kisah yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Di tengah perjalanan menuju rumah sang nenek, Agrin melihat sebuah bangunan megah bergaya Victoria di tengah hutan. Bangunan itu tampak sangat jelas di matanya, tapi anehnya, sang ayah yang sedang menyetir tidak melihat apa pun. Dari sinilah misteri mulai terbangun. Pembaca langsung dibuat penasaran: apakah bangunan itu nyata atau hanya ilusi?

Beberapa hari kemudian, saat Agrin dan neneknya hendak pergi ke sekolah barunya, mereka tersesat di hutan dan terpisah karena kabut tebal. Dalam kepanikan, Agrin kembali melihat bangunan misterius itu, mansion megah yang ternyata bernama Dorm Du.

Bangunan ini bukan sekadar tempat biasa, melainkan asrama aneh yang seperti memiliki kehendak sendiri. Agrin pun “terjebak” di dalamnya dan tidak bisa keluar.

Kafaza menggambarkan suasana Dorm Du dengan detail yang memukau. Dari karpet merah yang membentang panjang, lampu kristal yang berkilau di langit-langit, hingga lukisan-lukisan tua yang terasa seperti sedang memperhatikan.

Setiap sudut bangunan memiliki aura magis yang membuat pembaca merinding, tapi juga terpesona. Keindahan dan ketakutan bercampur menjadi satu, menciptakan atmosfer misteri yang kuat.

Cerita Dorm Du tidak hanya mengandalkan elemen horor, tapi juga menyelipkan pesan moral dan kritik sosial yang halus. Asrama ini memiliki sistem pendidikan yang sangat kejam, murid-muridnya seolah dipaksa untuk bertahan hidup, bahkan harus menyakiti satu sama lain demi “nilai.”

Dari sinilah muncul pertanyaan yang lebih dalam: apakah Dorm Du hanya sekolah misterius, atau simbol dari dunia yang menuntut manusia untuk terus bersaing tanpa empati?

Melalui karakter Agrin, pembaca diajak melihat perjuangan seseorang yang berusaha bertahan di tempat asing yang penuh teka-teki.

Agrin digambarkan sebagai sosok yang tangguh namun tetap manusiawi. Ia takut, bingung, tapi tidak menyerah. Salah satu ciri khasnya, yaitu hijab yang ia kenakan, juga menjadi simbol identitas dan kekuatan diri di tengah lingkungan yang berbeda.

Kehadiran karakter Nancy sebagai teman Agrin menambah ketegangan cerita. Nancy tampak baik, tapi sikapnya yang ganjil membuat pembaca sulit menebak apakah ia benar-benar kawan atau justru bagian dari misteri Dorm Du. Unsur ini membuat alur cerita semakin menarik dan tak terduga.

Kelebihan lain dari novel ini adalah perpaduan antara teks dan panel ilustrasi seperti komik. Ilustrasi tersebut membantu pembaca membayangkan suasana, ekspresi tokoh, dan detail latar yang rumit tanpa mengurangi nuansa misteri.

Gaya bahasa Kafaza juga mengalir ringan, mudah dipahami, dan tidak bertele-tele, sehingga cocok dibaca oleh pembaca remaja maupun dewasa muda yang menyukai cerita misteri dengan sentuhan fantasi.

Dari segi alur, Dorm Du bergerak maju dengan tempo yang pas, tidak terlalu cepat, tapi juga tidak membuat bosan. Setiap bab menyimpan kejutan baru yang membuat pembaca ingin terus membuka halaman berikutnya. Rasa penasaran dibangun secara konsisten, dari misteri bangunan, perilaku murid, hingga rahasia yang tersembunyi di balik sistem asrama itu sendiri.

Selain misterinya yang kuat, novel ini juga menonjolkan tema kehilangan, keberanian, dan pencarian jati diri. Agrin, yang awalnya hanya ingin menenangkan diri dari duka, justru dipaksa menghadapi situasi ekstrem yang menguji mental dan keyakinannya. Perjalanan di Dorm Du menjadi simbol perjalanan batin untuk menemukan kekuatan dan keberanian dalam menghadapi hal yang tak pasti.

Secara keseluruhan, Dorm Du adalah novel misteri yang memikat dengan kombinasi cerita yang kuat, suasana mencekam, dan karakter yang hidup. Kafaza berhasil menghadirkan dunia yang terasa nyata sekaligus magis, dengan pesan mendalam tentang perjuangan dan identitas diri.

Menurut saya, Dorm Du bukan hanya sekadar kisah misteri atau horor fantasi. Novel ini menawarkan pengalaman membaca yang intens, memancing rasa penasaran, dan menyentuh sisi emosional pembacanya.

Alurnya rapi, bahasanya ringan, dan ilustrasinya menambah daya tarik visual yang memperkuat cerita. Novel ini cocok untuk siapa pun yang suka kisah misteri dengan nuansa gelap, tapi tetap punya makna dan karakter yang kuat di dalamnya.