Kita tahu, jomblo merupakan istilah gaul bagi seseorang yang belum memiliki pasangan. Ada dua macam jomblo dalam pandangan masyarakat, yaitu jomblo karena tidak laku dan jomblo karena pilihan.
Apa pun alasannya, status jomblo saat ini tidak boleh menyurutkan semangat dan ikhtiar dalam menjemput pujaan hati yang entah sekarang ada di mana dan sedang apa.
Sebagian orang memandang jomblo itu sebagai aib atau musibah, padahal tidak seburuk itu. Bagi kita, hidup jomblo adalah perkara waktu dan sebuah prinsip. Prinsip untuk tetap menjaga hati atau masih menunggu tangan malaikat membawa jodoh.
Hadirnya buku Walau Jomblo Tetap Produktif ini mengajak pembaca agar dapat menguatkan keyakinan dan prinsip sebagai seorang pemuda bahwa hidup menjomblo adalah pilihan yang tepat bagi seorang pemuda yang belum memenuhi syarat wajib menikah.
Namun, bagi mereka yang telah memenuhi syarat wajib menikah agar dapat mempersiapkan diri dengan berbagai bekal untuk menuju gerbang pernikahan yang suci nan mulia.
Juga bagi Sahabat Yoursay yang sedang dalam penantian akan hadirnya seseorang yang akan menemani dalam mengarungi kehidupan, bersama dalam membangun rumah tangga yang sakinah, mawadah, warahmah, agar lebih mempersiapkan diri dengan matang.
Buku yang ditulis oleh Effendi Saputra dan kawan-kawan ini mengungkapkan rasa syukur dengan status jomblo (single), yang masih dapat menikmati masa muda dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat. Aktivitas ini tentunya sangat berguna untuk menyongsong masa depan, salah satunya melalui karya tulis yang dapat menginspirasi pemuda lainnya, seperti menulis buku atau kitab.
Ketika jomblo harus berkualitas, maka belajarlah kepada ahlinya. Untuk menjadi orang yang sukses, sering kali kita suka melihat profil orang sukses dan mencontoh langkah suksesnya.
Dalam buku ini, kita dapat melihat contoh orang-orang sukses yang mampu memaksimalkan masa jomblonya untuk hal yang sangat bermanfaat. Salah satunya adalah Imam Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Jarir Ath-Thabari.
1. Imam Ahmad bin Hanbal
Seorang ulama yang sengaja menunda untuk menikah. Beliau baru menikah saat usianya 40 tahun. Alasannya, menurut Ibnu al-Jauzi dalam Shaid Al-Khatir ayat 178, adalah karena beliau sedang berkonsentrasi dalam menuntut ilmu. Kita bisa melihat karya-karyanya yang luar biasa.
"Pelajarilah fikih sebelum kalian menikah dan menjadi tuan di rumah kalian lantaran (menikah) akan menyibukkan kalian dari ilmu." (Al-Murtadho Az-Zabidi dalam kitab Taaj Al-'Aruus (2/358)).
Lalu, adakah kita telah memaksimalkan masa jomblo kita untuk suatu hal yang bermanfaat? Mulailah membekali diri dengan ilmu dan melahirkan karya tulis yang bermanfaat.
2. Ibnu Jarir Ath-Thabari
Jika Imam Ahmad menunda untuk menikah, Ibnu Jarir Ath-Thabari malah tidak sempat untuk menikah seumur hidupnya. Hal ini dikarenakan beliau menghabiskan usianya untuk belajar dan mengajarkan ilmunya kepada umat. Usahanya selama delapan puluh enam tahun, jika dibagi dengan jumlah karya yang telah dikeluarkannya.
Maka, sejak usia balig, rata-rata beliau menulis ilmu sebanyak empat belas lembar setiap harinya. Adakah selama jomblo kita telah menghasilkan sesuatu yang bermanfaat? Begitu luar biasa, jomblo tetapi berprestasi. Karyanya jelas dan sangat bermanfaat.
"Mengapa tidak maksimal kesalehan orang tua, jika itu adalah harga untuk keberhasilan generasinya." (Ust. Budi Ashari, Lc.)
Pendek kata, buku ini ditulis dengan bahasa khas anak muda. Sehingga sangat cocok dibaca oleh para pemuda, khususnya bagi mereka yang masih ragu dalam membangun mahligai rumah tangga.
Selamat membaca!
Identitas Buku
- Judul: Walau Jomblo Tetap Produktif
- Penulis: Effendi Saputra, dkk.
- Penerbit: PT Elex Media Komputindo
- Cetakan: I, 2016
- Tebal: 168 Halaman
- ISBN: 978-602-04-7581-3
Baca Juga
-
5 Rekomendasi HP Rp 1 Jutaan Tahan Banting dan Tahan Air, Harga Sangat Murah tapi Berstandar Militer
-
5 HP Android Mirip iPhone 17, Desain Bodi Kamera dan Kualitas Spek Nyaris Sama
-
4 Rekomendasi HP Bertenaga Dimensity 9400 Terbaik di 2025, Harga Murah dengan Performa Terbaik
-
Kuasa Hukum Mawa Tegaskan Video CCTV Inara Rusli dan Insanul Fahmi Bukan Didapat dari Virgoun
-
Sepatu Gubernur Aceh Disorot saat Jemput Prabowo Menuju Lokasi Banjir
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku "What i Ate in One Year", Kuliner Dunia Yang Menakjubkan
-
Ulasan Buku The Art of Stoicism, Misi Pencarian Makna tentang Kehidupan
-
Ulasan Novel Pachinko, Kisah Tiga Generasi Keluarga Korea di Jepang
-
Ulasan Buku "Brothers", Kenangan Kecil untuk Mendiang Sang Adik
-
Musuh Terbesar Pembaca Lambat Ternyata Ini: Bongkar 6 Jurus Ampuh Lahap Buku dengan Cepat
Ulasan
-
Kontroversial dan Bikin Naik Darah! Film Ozora Sukses Mengaduk Emosi
-
Ulasan Buku "What i Ate in One Year", Kuliner Dunia Yang Menakjubkan
-
Review Film Now You See Me: Now You Don't, Kritik Tajam ke Dunia Korup
-
Perjuangan Melawan Kemiskinan dan Tradisi Kaku dalam Novel Bertajuk Kemarau
-
Review Film Ozora: Penganiayaan Brutal Penguasa Jaksel, Kritik Pedas Buat Sistem Hukum
Terkini
-
Bintangi The Judge Returns, Park Hee Soon Kagum dengan Karakternya Sendiri
-
Mengulik Defender, Pembela yang Kadang Menjadi Target Serta Dampaknya
-
Ternyata, Pelaku Bullying Itu Bukan Selalu Orang Jahat: Kenapa Orang Baik Ikut Terlibat?
-
The Drama: Zendaya dan Robert Pattinson Hadapi Konflik Jelang Menikah
-
Aksi Komeng Hibur Korban Banjir Sumatra Tuai Pujian, Warganet: Mending Gini