Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Dini Sukmaningtyas
Girl group FIFTY FIFTY (Allkpop)

Kontroversi tentang staf yang membuang makanan FIFTY FIFTY yang dikirimkan orang tua kepada para anggota muncul setelah disebutkan dalam siaran acara “Unanswered Questions”.

Dikutip dari KBIZoom (22/8/2023), seorang anggota keluarga FIFTY FIFTY muncul di acara tersebut dan mengaku, “Pengawasan dan kontrol di asrama mereka sangat ketat dengan CCTV di mana-mana. Para anggota merasa sangat tertekan."

Ia melanjutkan, "Mereka tidak menyediakan makanan yang layak namun melemparkan semua lauk pauk yang dikirim oleh orang tua anggota ke lantai ruang tamu. Staf juga menghina para anggota dengan mengatakan hal-hal seperti ‘Ambil mereka dan segera buang ke tempat sampah’."

Sebelumnya, ada laporan bahwa orang yang membuang makanan tersebut adalah Baek dari The Givers, perusahaan outsourcing yang bertanggung jawab atas produksi musik FIFTY FIFTY. Namun, telah dipastikan bahwa staf dari agensi ATTRAKT dan The Givers hadir di lokasi kejadian. Insiden tersebut melibatkan direktur The Givers Baek, manajer ATTRAKT Kim, manajer ATTRAKT Choi A, dan manajer ATTRAKT Choi B.

Staf ATTRAKT dan The Givers dipastikan berada di lokasi kejadian saat makanan dari orang tua FIFTY FIFTY dibuang.

Berdasarkan hasil investigasi, kejadian tersebut terjadi pada 6 Juli 2021 di Gangnam Training Center. Staf membawa barang-barang pribadi FIFTY FIFTY dan tong sampah ke pusat pelatihan kemudian menyebarkannya di lantai dan memanggil anggota untuk memarahi mereka.

Pihak FIFTY FIFTY berkata, “Saat itu, ATTRAKT dan The Givers sama-sama mengelola para anggota. Tidak ada gunanya memisahkan mereka dan menyalahkan siapa yang berbuat lebih buruk. Para anggota dikontrol secara berlebihan oleh The Givers dan ATTRAKT.”

Selain itu, kamera CCTV dipasang baik di pusat pelatihan maupun di asrama mereka. Menurut pihak FIFTY FIFTY, CCTV tersebut bisa dipantau langsung dari kantor CEO ATTRAKT Jeon Hong Joon.

Seorang CEO dari agensi kecil dan menengah yang juga membesarkan girl group mengatakan, “Sulit bagi perusahaan kecil dan menengah untuk mengatur kehidupan sehari-hari para idola. Tetapi jika kalian memberikan terlalu banyak kebebasan kepada idola, akan sangat sulit untuk mengatur mereka.”

Ia juga menambahkan bahwa manajemen diet dapat dilakukan oleh agensi tetapi tidak mempertimbangkan kesehatan adalah pendekatan manajemen yang sudah ketinggalan zaman.

Berdasarkan dokumen yang diamankan secara eksklusif oleh TenAsia pada Selasa (22/8/2023), ATTRAKT memberikan biaya makanan kepada FIFTY FIFTY selama 33 bulan, dari Juni 2020 hingga Maret 2023. Total biaya makanan adalah 7,26 juta won (sekitar Rp83 juta), jadi biaya makan untuk satu anggota per bulan adalah sekitar 55.000 won (sekitar Rp630 ribu). Perusahaan tidak membayar makanan apa pun selama 33 bulan tersebut.

Makanan yang disediakan Attrakt sebagian besar terdiri dari dada ayam dan kopi mentega dari bulan Juni hingga September 2020. Pada bulan Maret 2021, biaya makan untuk staf foto (360.000 won) juga termasuk dalam biaya makan anggota. Pada Mei 2021, sebanyak 1,02 juta won dihabiskan untuk bahan-bahan detoks. Saat itu, ada 5 anggota trainee.

FIFTY FIFTY dan keluarga khawatir menu tersebut akan membahayakan kesehatan anggotanya. Melihat masukan dari para pelatih pada paruh kedua tahun 2021, terdapat penyebutan kekurangan protein dan nabati serta penekanan pada kebutuhan nutrisi penting.

Umpan balik tersebut juga menyoroti bahwa jeli konjak sebaiknya hanya dikonsumsi sebagai camilan, bukan sebagai pengganti makanan. Para anggota FIFTY FIFTY dan keluarganya melakukan konsultasi dengan ahli gizi pada bulan Juni 2022. Setelah itu, para anggota dapat menggunakan makanan di restoran salad terdekat selama 7 bulan, tetapi anggaran per anggota dibatasi hingga 10.000 won per hari.

Dikutip dari KBIZoom (23/8/2023), pengacara FIFTY FIFTY menyatakan, “Agensi hanya memberikan menu kepada para anggota, dan mereka harus membeli makanan, menyiapkan dan makan sendiri kemudian melaporkan ke perusahaan melalui foto bukti.”

Bagaimana menurutmu?

Dini Sukmaningtyas