All the Light We Cannot See adalah serial terbaru dari Netflix, yang ditayangkan mulai 2 November 2023 lalu.
Serial asal Amerika ini disutradarai oleh tangan berbakat Shawn Levy dan Steven Knight yang sebelumnya dikenal sebagai tim produksi untuk serial populer Stranger Things dan Peaky Blinders.
Berjumlah empat episode, All the Light We Cannot See mengikuti perjalanan dari seorang gadis buta bernama Marie-Laure Leblanc yang tinggal bersama ayahnya di Prancis. Ketika dirinya beranjak usia 12 tahun, NAZI berhasil menguasai Prancis yang membuat keduanya harus melarikan diri ke benteng Saint-Marlo. Benteng tersebut merupakan kediaman dari paman buyut Marie-Laure yang berada di tepi laut tinggi.
Di sisi lain, tepatnya di sebuah kota pertambangan di Jerman, ada sosok pemuda bernama Werner Pfennig. Werner merupakan anak yatim piatu yang hidup bersama adik perempuannya. Suatu hari, Werner menemukan sebuah radio yang membuatnya penasaran dengan berita yang muncul dalam benda tersebut.
Melalui radio tersebut, Werner berhasil menjalin hubungan dengan Marie yang ternyata merupakan sosok di balik suara-suara dalam siaran radio yang didengarnya. Bagi Marie yang buta, radio diibaratkan sebagai kekuatan yang bisa mengubah takdir manusia. Sementara untuk Werner, suara dari radio berhasil melepaskan dirinya dari rasa kesepian sebagai anak yatim piatu.
BACA JUGA: Spoiler Episode 15 Drama Twinkling Watermelon: Misi Menyelamatkan Chung Ah
Serial ini merupakan hasil adaptasi novel berjudul serupa milik Anthony Doerr yang pertama kali terbit pada tahun 2014. Saking suksesnya, buku ini bahkan meraih penghargaan Pulitzer tepat setahun setelah terbit.
Serial ini mampu menarik perhatian penonton dengan pesan moral yang mendalam. Hadirnya radio berhasil mendekatkan sekaligus memisahkan dua kubu berlawanan. Marie merupakan representasi dari gadis Prancis yang direbut kemerdekaannya oleh Jerman. Sementara Werner adalah anggota dari tentara Jerman yang memperjuangkan misi untuk menduduki Prancis.
Radio dalam serial ini memiliki peranan penting sebagai simbol bahwa suara tak dapat dibungkam. Melalui bangunan penuh reruntuhan di Saint-Marlo, Marie bercerita mengenai pesan-pesan bersandi yang akan digunakan Amerika demi melepaskan Prancis dari jeratan Jerman. Melalui cerita Marie pula, para pasukan Jerman akhirnya menyadari perjuangan internal yang dihadapi orang-orang tertindas seperti Marie.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Rilis First Look, Sutradara Film Harry Potter Kritik Hagrid Versi Serial
-
Umumkan Tunangan, Taylor Swift dan Travis Kelce Buat Instagram Sempat Crash
-
Kembali Diterpa Rumor, Jimin BTS Disebut Berkencan dengan Song Da-eun
-
Rich Brian Pulang Kampung! Siap Guncang Jakarta di Konser Where Is My Head?
-
Kode Keras, Sutradara Bongkar Ide Cerita untuk Sekuel Kpop Demon Hunters
Artikel Terkait
Entertainment
-
40 Hari Bolos Sekolah, Ferry Irwandi Tersentuh oleh Kesabaran Sang Guru!
-
Raisa & Hamish Daud Umumkan Perpisahan, Fans Teringat Lirik 'Usai di Sini'
-
Roda Kehidupan Berputar, Lily Kenzie Kini Banjir Pujian!
-
Catatan Dingin di Tengah Drama Panas: Jule Lebih Takut Hilang Kontrak?
-
Bob Odenkirk Main Film Crime Thriller Bertajuk Normal, Ini Sinopsisnya
Terkini
-
Setelah Dievakuasi, Ancaman Belum Usai: Risiko Kesehatan Kontaminasi Cs-137
-
Bingung Cara 'Styling' Biar Gak Gitu-gitu Aja? Ini 9 Aturan Main Buat Pemula
-
Sunscreen saat Hujan, Pentingkah? Jangan Sampai Salah Langkah!
-
Bisa Jadi Inspirasi, Ini Wedding Dress Artis Tercantik di 2025!
-
Pesantren Aman, Santri Nyaman! Kemenag Bentuk Satgas Anti Kekerasan