Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Ridho Hardisk
Potret Ernest Prakasa. (Instagram/@ernestprakasa)

Siapa yang tidak kenal dengan komika multi talenta ini? komika lahiran Stand Up Comedy Indonesia season 1 ini telah menciptakan karya film yang luar biasa mengocok perut para penonton. Dia adalah Ernest Prakasa, komika yang juga jadi rival Raditya Dika dan Pandji Pragiwaksono dalam bersaing di dunia entertainment. Mereka telah menyumbangkan banyak karya untuk menghibur masyarakat Indonesia dengan inovasi film yang begitu banyak.

Pada pembahasan kali ini, saya akan sedikit  membagikan rekomendasi film karya Ernest Prakasa yang bagi saya 3 film ini merupakan karya terbaik dari seorang Ernest. Bahkan dia juga sempat mendapat kritikan negatif dari netizen atas karyanya. Tapi dia tetap terus konsisten membuat film hiburan yang luar biasa kocak. Ada apa saja? Mari simak pembahasannya!

1. Milly dan Mamet (2018)

Film Milly dan Mamet. (Instagram/@comedyonlinemy)

Milly dan Mamet merupakan pasangan suami istri. Jadi, film ini menceritakan dinamika dunia pernikahan yang dicampur aduk dengan kepentingan bisnis dan masa lalu teman suami. Berawal dari Mamet yang merupakan chef professional yang bekerja di suatu restoran. Sedangkan Milly adalah ibu rumah tangga yang sudah sibuk mengasuh anak tunggalnya. 

Masalah mereka dimulai ketika Mamet mendapatkan tawaran bisnis dari teman lamanya bernama Alex. Meski hanya fokus menjadi chef, ada kecemburuan dari Milly karena dia tidak bisa keluar rumah melihat dia harus mengasuh anaknya. Sedangkan dia juga ditekan oleh bisnis ayahnya yang sedang tidak bagus pendapatannya sehingga membuat mereka bertengkar. Tapi, banyak menyelip komedi di dalamnya walau banyak menampilkan pertengkaran suami istri.

2. Imperfect (2019)

Film Imperfect. (Instagram/@imperfect_theseries)

Ini adalah film yang memiliki daya tarik luar biasa karena memberikan semangat kepada wanita yang sedang berjuang menghadapi berat badan. Dibintangi Jessica Mila dan Reza Rahadian, Ernest menggambarkan perjuangan seorang wanita karir bernama Rara untuk menguruskan badannya demi pekerjaan. Rara sering mendapat perlakuan body shaming dari rekan-rekan kantor karena badannya yang sangat gemuk.

Tapi, di sisi lain dia memiliki kecerdasan dan kreativitas di atas rata-rata dibanding rekan kerja lainnya yang mana dia bekerja di bidang marketing. Dia sampai ditawarin jadi marketing manager bayangan karena dia dijadikan sebagai otaknya saja. Sedangkan untuk penampilan visualnya rekan kerjanya yang memiliki tubuh ideal. Secara administrasi, rekan kerjanya yang bernama Marsha. 

Ernest juga menggambarkan realita pahit mengenai perbedaan perlakuan wanita yang memiliki badan ideal dan yang tidak ideal. Ini diperlihatkan dengan Rara yang saat telah berhasil diet, dia mendapatkan perlakuan istimewa bak ratu. Sangat berbeda saat dia masih gemuk, dia seperti menjadi idola di kantor. Ini tentunya memberikan motivasi kepada wanita agar bisa lebih memperhatikan pola makan dan kesehatan.

3. Agak Laen (2024)

Film Agak Laen. (Instagram/@pilem.agak.laen)

Saya bisa mengatakan film ini merupakan masterpiece dari semua film karya Ernest Prakasa. Saya merasa kagum setelah menonton film 'Agak Laen' karena menyajikan banyak lawakan yang sederhana dan relate dengan lawakan anak muda di zaman sekarang. Ditambah lagi, dia menggambarkan kehidupan masyarakat menengah ke bawah yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup. 

Ada yang berjuang untuk nikah, ada yang berjuang untuk jadi tentara dan ada juga yang berjuang untuk pengobatan ibunya yang sedang sakit. Ceritanya mengisahkan 4 orang komedian dengan personal branding orang Medan yang di mana mengundang Indra Jegel, Bene Dion, Boris Bokir dan Oki Rengga. Ernest seperti mengumpulkan komedian Medan terkenal sehingga ingin menunjukkan penampilan jokes orang Medan itu seperti apa di film ini. Ini tidak heran melihat 'Agak Laen' awalnya merupakan sebuah podcast yang memang diisi oleh orang Medan.

Kini Ernest mengangkatnya ke film dan berhasil membawa obrolan umum di podcast ke dalam bentuk film. Meski film sempat menuai kritikan negatif dari netizen, saya masih menilai film ini sangat luar biasa karena Ernest mencoba branding humor orang Medan melalui film ini. Saya sangat merekomendasikan kamu untuk menonton film ini agar kamu bisa tahu selucu apa film ini karena 4 komedian Medan itu seperti melawak dengan spontan sehingga jokesnya masih segar dan cukup frontal.

Saya sendiri sudah tidak sabar untuk menunggu karya Ernest Prakasa selanjutnya. Indonesia harus bisa menghargai karya komika seperti dia. Jadi, berikan feedback kamu untuk film karya komika lokal Indonesia untuk mendukung industri hiburan negara kita.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Ridho Hardisk