Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Eunike Dewanggasani
Tears for Fears (Instagram.com/tearsforfearsmusic)

Pernah tidak mencicipi perasaan bittersweet serta merasa ‘ditelanjangi secara moral’ ketika kamu mendengarkan sebuah lagu?  Itu yang saya rasakan ketika mendengarkan lagu berjudul “Everybody Wants to Rule the World”.

Lagu ini dibawakan oleh band asal Inggris bernama Tears for Fears.  Rilis pada 22 Maret 1985, lagu dengan judul panjang dan to the point ini dipenuhi dengan banyak efek synth yang memang populer pada tahun 80-an.

Band yang beranggotakan Curt Smith dan Roland Orzabal ini memand dikenal sebagai band yang aktif dalam genre new wave dan synth-pop.  “Everybody Wants to Rule the World” adalah lagu pelopor yang membawa nama mereka dikenal oleh banyak orang di dunia.

Video musik lagu ini berisi sorotan acak dengan kamera analog yang diselingi oleh penampilan band yang berada di dalam studio.  Adegan-adegan random yang sebagian besar diambil di sebuah jalan raya seolah menyatakan bahwa hidup ini memang tidak bisa ditebak jalan ceritanya.

Alunan ritme drum yang stabil sepanjang lagu serta iringan keyboard synth dan gitar elektrik yang tidak berlebihan membuat keseluruhan “Everybody Wants to Rule the World” sebagai lagu yang relatif tenang dan cukup nyaman didengarkan sambil beraktifitas.

Walaupun pesan utama dari lagu ini sudah bisa diketahui dari judulnya, lirik di bagian verse dan chorus memberikan makna dalam yang membuat pendengarnya seolah-olah diberi peringatan pahit mengenai kenyataan hidup dalam balutan melodi yang manis.

Acting on your best behaviour / Turn your back on Mother Nature / everybody wants to rule the word

Di chorus pertama, kita sudah disindir mengenai perilaku manusia yang bisa bertindak mencurangi takdir dan berusaha agar bisa menguasai dunia ini.

Most of freedom and of pleasure / Nothing ever lasts forever / Everybody wants to rule the world

I’m so glad we’ve almost made it / So sad they had to fade it / Everybody want to rule the world

Di bagian chorus berikutnya, Tears for Fears mengingatkan bahwa terlepas dari rasa kebebasan dan kepuasan yang didapatkan kekuasaan, hal tersebut tidak dapat bertahan selamanya dan ambisi untuk menguasai dunia mungkin tidak akan pernah bisa terwujud.  Pesan yang menampar manusia terhadap realita ini memberikan rasa sedih bercampur ironi yang seolah berkata “Setiap manusia memiliki hasrat untuk menguasai dunia, tapi hal tersebut tidak akan bisa pernah dicapai.”

Apakah kamu sudah pernah mendengar lagu legendaris ini?

Eunike Dewanggasani