Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | raysa zahra
Ryan Gosling di film The Nice Guys (IMDb)

Ryan Gosling belum lama ini memberikan kabar yang mengecewakan terkait sekuel film The Nice Guys. Padahal banyak yang sudah menantikan kelanjutan dari film yang mengusung genre aksi komedi ini.

The Nice Guys yang dibintangi oleh Ryan Gosling dan Russell Crowe sangat diapresiasi oleh para kritikus film. Namun, ulasan positif yang didapat rupanya tidak cukup untuk mendorong kelanjutan proyek tersebut, kenapa?

Menyadur dari laman ComicBook pada Kamis (25/4/2024), aktor film Barbie itu membeberkan alasan mengapa The Nice Guys tidak mendapatkan sekuel hingga saat ini.

Menurutnya, sekuel The Nice Guys mungkin tidak akan terjadi karena faktor kegagalannya di box office. Sama-sama dirilis pada Mei 2016, film yang dibintanginya itu kalah telak dari film animasi The Angry Birds Movie.

"Sebagian besar keputusan tentang sekuel, menurut saya, ditentukan oleh akhir pekan pembukaan sebuah film dan film kami bersaing dengan Angry Birds. Angry Birds benar-benar menghancurkan kami," beber Ryan Gosling.

Dibawah arahan Shane Black, The Nice Guys mendapat sambutan positif dan diakui sebagai film yang berkualitas di Rotten Tomatoes. Saat ini, film ini mencetak skor 91% dari para kritikus dan 79% dari penonton.

Namun, The Nice Guys kurang mendulang kesuksesan dalam penayangannya di bioskop. Kesuksesan film ini baru terjadi ketika rilis di platform streaming.

The Nice Guys menghasilkan $59,5 juta di seluruh dunia di box office, sebuah angka yang jauh di bawah ekspektasi mengingat biaya produksinya sebesar $50 juta.

The Nice Guys menceritakan detektif swasta Holland March (Ryan Gosling) dan penegak hukum kasar Jackson Healy (Russell Crowe). Keduanya bekerja sama menyelidiki kasus hilangnya seorang gadis remaja bernama Amelia.

Selama beberapa tahun terakhir, banyak laporan mengenai kemungkinan adanya The Nice Guys 2. Bahkan, sutradara Shane Black sebelumnya menyebut ada rencana untuk mengadaptasi konsep film The Nice Guys menjadi acara televisi.

Plot yang dihadirkan berbeda dengan film dan berlatar di masa kini. Namun sayang, tidak ada yang tertarik untuk membeli atau mengambil alih proyek tersebut.

raysa zahra