Film pendek "Lasagna", garapan sutradara Adi Victory, membawa penonton pada sebuah perjalanan emosional yang penuh dengan cinta, kehilangan, dan kritik sosial.
Dibintangi aktor senior almarhum Yayu Unru sebagai Rudi, terpidana mati yang menghadapi hari-hari terakhirnya di penjara, dan Vonny Anggraini sebagai Mirna, istrinya yang setia.
Film ini berhasil menjadi pemenang pertama dalam Short Film Pitching Project 2018 ini mampu menggambarkan kompleksitas perasaan dalam situasi yang tidak adil.
Dalam "Lasagna", Rudi dikisahkan ditangkap oleh polisi di Bandara Soekarno-Hatta setelah menerima paket titipan dari seorang teman yang ia temui saat transit di Hong Kong. Paket tersebut ternyata berisi 100 pil ekstasi, yang membuat Rudi dijerat tuduhan kepemilikan narkoba dan divonis hukuman mati.
Dalam kunjungan terakhirnya, Mirna membawa lasagna—makanan favorit suaminya—sebagai bentuk cinta dan penghiburan terakhir sebelum mereka berpisah selamanya. Lasagna menjadi simbol kuat dari hubungan mereka, menghadirkan kehangatan di tengah dinginnya realitas.
Keheningan dalam film ini adalah kekuatannya. Setiap adegan sunyi menyuarakan lebih banyak hal daripada kata-kata, menyentuh hati penonton dengan intensitas emosi dari setiap gestur yang diperlihatkan.
"Lasagna" tidak hanya bercerita tentang cinta dan kehilangan, tetapi juga menjadi kritik tajam terhadap ketidakadilan sistem peradilan dan hukuman mati di Indonesia.
Adi Victory, sang sutradara, menolak keras hukuman mati melalui cerita ini. Baginya, hukuman ini hanya meninggalkan kesedihan mendalam bagi mereka yang ditinggalkan, tanpa benar-benar menyelesaikan masalah.
Simbol-simbol seperti lasagna dan elemen-elemen visual sederhana memberikan kedalaman pada cerita, mengajak penonton untuk bertanya: Apakah hukuman mati adalah solusi terbaik?
Selain Mirna dan Rudi, aktor Teuku Rifnu Wikana yang memerankan seorang aparat bernama Suryanto turut memberikan warna pada cerita ini. Meski perannya singkat, ia berhasil merepresentasikan sisi gelap hukum dengan efektif.
Film ini memadukan narasi sederhana dengan sinematografi yang memikat. Alih-alih menggunakan banyak musik latar, suara alami seperti deburan ombak dan suasana penjara memperkuat nuasa emosional.
Adegan terakhir ketika Rudi dan Mirna berbagi lasagna dan berdansa menjadi momen yang tak terlupakan—menyayat hati namun penuh dengan rasa syukur untuk cinta yang mereka miliki.
Lebih dari sekedar cerita, "Lasagna" adalah ajakan refleksi untuk penonton. Film ini mengingatkan kita untuk menghargai setiap momen bersama orang-orang tercinta, karena waktu adalah hal yang tak pernah bisa kembali. Pun, film ini merupakan panggilan untuk memahami ketidakadilan yang masih banyak terjadi di sekitar kita.
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
Choo Young Woo dan Shin Shi Ah Bintangi Remake Film Romantis Jepang
-
Parasite Sukses Pimpin Daftar 100 Film Terbaik Abad 21 Versi New York Times
-
KATSEYE Hadirkan Lagu Mean Girls untuk Rayakan Perempuan dalam Ragamnya
-
OST Film KPop Demon Hunters Berhasil Debut di Peringkat 8 Billboard 200
-
Rose BLACKPINK dan Alex Warren Saling Merindu dalam MV On My Mind
Artikel Terkait
Entertainment
-
NCT Dream Kunjungi Masa Lalu di Teaser Video Musik Lagu Terbaru 'BTTF'
-
Usai Debut Sub-unit, Hoshi dan Woozi SEVENTEEN Bakal Wamil September 2025
-
Kartu Joker Menanti, Alice in Borderland Season 3 Rilis 25 September 2025
-
Rilis Trailer Utama, 5 Fakta Menarik Live Action 5 Centimeters Per Second
-
Ringkasan Pengumuman di Anime Expo 2025, Banyak Seri Apik Bakal Dirilis!
Terkini
-
Ikat Kontrak dengan Persija, Jordi Amat Bersiap Akhiri Karier Profesional di Negara Leluhur?
-
Gaya Basic Anti-Gagal, 4 Clean Casual Ala Choerry ARTMS yang Mudah Disontek
-
Jordi Amat Ambil Tantangan Berat dengan Gabung Persija, Bisa Adaptasi?
-
Menunda Mimpi demi Bertahan: Realita Sunyi Mahasiswa 'Sandwich Generation'
-
Review Film Seribu Bayang Purnama: Membumi, Menyentuh, dan Menginspirasi