Hakim di London putuskan bahwa vokalis dari The 1975, Matty Healy, tak perlu bertanggungjawab secara pribadi dan individual atas kerugian yang dialami oleh festival Malaysia Good Vibes pada 2023.
Putusan itu hadir melalui persidangan antara band asal Inggris tersebut dengan penyelenggara festival Future Sound Asia (FSA) Malaysia.
Sidang itu, seperti yang dilaporkan NME pada Rabu (26/2), diselenggarakan usai Pengadilan Tinggi Malaysia pekan lalu mendengar argumentasi agar The 1975 dibebaskan dari tanggung jawab individu.
Putusan tersebut kemudian diperkuat dengan pernyataan hakim London William Hansen bahwa tuntutan FSA agar personel The 1975 bertanggung jawab atas kerugian yang mereka dapatkan setelah seluruh festival tak kuat.
"Tuntutan tersebut buruk secara hukum dan tak ada alasan yang kuat mengapa masalah tersebut harus diadili," ungkap William Hansen.
Hakim Hansen turut mengizinkan kasus The 1975 diteruskan antara perusahaan The 1975, The 1975 Productions LLP - bukan sebagai individu - dan FSA, namun mereka juga memerintahkan FSA untuk membayar biaya hukum sebesar £100.000 atau sekitar Rp2 miliar.
Semua proses hukum ini terjadi imbas penampilan utama The 1975 pada hari pertama Festival Good Vibes Malaysia yang terjadi di tahun 2023, ketika vokalis Matty Healy dan bassis Ross MacDonald berciuman di atas panggung.
Homoseksualitas merupakan kejahatan di Malaysia yang dapat dijatuhi hukuman hingga 20 tahun penjara.
Selama konser di Kuala Lumpur, penyanyi tersebut juga memberikan pernyataan yang berisi kecaman pemerintah Malaysia atas sikap mereka terhadap hak-hak masyarakat LGBTQ.
"Saya tak melihat ada fungsi dari mengundang The 1975 ke negara yang memberi tahu kami dengan siapa kami boleh berhubungan seks," ungkapnya.
Hal itu lantas berujung pada sisa festival yang harus dibatalkan, dan usai insiden tersebut, The 1975 dilarang menyelenggarakan konser di Malaysia. Mereka bahkan menghadapi gugatan class action dari para artis serta vendor Malaysia akibat pembatalan festival tersebut.
Selain itu, tindakan The 1975 turut memecah belah banyak penggemar dan sejumlah orang di negara itu yang berpendapat bahwa tindakan Healy justru memperburuk kehidupan komunitas LGBTQ di negara tersebut.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Jelang Doomsday, Avengers: End Game Akan Kembali Rilis Tahun Depan
-
Siap Comeback, F4 Akan Gandeng Jay Chou dan Ashin Myday
-
Tayang 2026, Sutradara Film Monster akan Garap Live Action 'Look Back'
-
Buntut Kasus Cho Jin-woong, Nasib Signal Season 2 di Ujung Tanduk
-
Tembus 5 Juta Penonton, Agak Laen 2 Jadi Film Indonesia Terlaris Kedua 2025
Artikel Terkait
-
Mengenal Wanie Elena, Sosok Tajir Hadiahi Fuji Perhiasan Ratusan Juta?
-
Overstay dan Masalah Izin Kerja, 133 WNI Dipulangkan dari Malaysia usai Jalani Hukuman
-
Dari 1MDB ke Danantara: Belajar dari Skandal Keuangan Malaysia, Jangan Sampai Terjadi di Indonesia!
-
Sindikat Penipuan Kerja Myanmar Terbongkar! 15 WN Malaysia Dievakuasi Lewat Thailand
-
4 Pemain Indonesia yang Raih Trofi di Malaysia, Jordi Amat Paling Banyak!
Entertainment
-
Intip Sinopsis Film Timur yang Gaet Penjual Burger untuk Perankan Prabowo
-
Selamat dari Kecelakaan Maut, Dylan Carr Merasa Diberi Kesempatan Kedua
-
Keluarga Jadi Korban Banjir Aceh, Faul Gayo Ceritakan Perjuangan Mereka
-
Bedu Ungkap Beratnya Biaya Hidup usai Cerai: Hampir Rp50 Juta per Bulan?
-
Angkat Isu Bullying di Sekolah, Film Qorin 2 Hadirkan Teror dari Dendam
Terkini
-
Cantik Itu Luka: Mengapa Orang Rupawan Juga Bisa Jadi Korban Bullying?
-
Ulasan Buku "Brothers", Kenangan Kecil untuk Mendiang Sang Adik
-
Nasib Malang Perempuan Nelayan: Identitas Hukum yang Tak Pernah Diakui
-
4 Rekomendasi Body Lotion Kolagen, Bikin Kulit Tetap Kenyal dan Glowing!
-
Merantau: Jalan Sunyi yang Diam-Diam Menumbuhkan Kita