Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Della Dwi S.
Cuplikan film Pabrik Gula (Instagram/pabrikgulafilm)

Film horor Pabrik Gula mencetak prestasi gemilang di momen Lebaran 2025. Sejak tayang perdana pada 31 Maret lalu, film ini langsung menjadi sorotan dan berhasil menembus angka 2 juta penonton hanya dalam enam hari penayangan. 

Antusiasme tinggi dari penonton membuktikan bahwa genre horor masih menjadi salah satu favorit di bioskop Indonesia, terutama saat momen libur panjang seperti Lebaran.

Film besutan sutradara Awi Suryadi ini langsung mencuri perhatian sejak hari pertama. Pada hari pembukaannya saja, Pabrik Gula mencetak rekor dengan meraih 203.799 penonton. 

Angka tersebut menjadikannya sebagai film Indonesia dengan opening day tertinggi selama musim Lebaran 2025. Tak butuh waktu lama, film ini menyentuh angka 1 juta penonton di hari keempat, dan hanya berselang dua hari kemudian, total penontonnya resmi melewati 2 juta.

Melihat respons positif dan antusiasme penonton yang tinggi, tak menutup kemungkinan film ini akan terus bertambah layar dan bertahan lebih lama di bioskop. Banyak yang memprediksi ‘Pabrik Gula’ akan menjadi jjajaran film horor lokal terlaris tahun ini.

Di antara film Lebaran lainnya, ‘Pabrik Gula’ menjadi pemimpin box office sejauh ini. Film Qodrat 2, yang merupakan sekuel dari film horor populer sebelumnya, berada di posisi kedua dengan 900 ribu penonton.

Selanjutnya ada film animasi ‘Jumbo’ meraih 775 ribu penonton, disusul ‘Komang’ dengan 690 ribu penonton, serta ‘Norma: Antara Mertua dan Menantu’ dengan 350 ribu penonton.

Tentang Film ‘Pabrik Gula’

Film ‘Pabrik Gula’ diadaptasi dari cerita viral karya SimpleMan, yang sebelumnya dikenal lewat kesuksesan ‘KKN di Desa Penari’. Dibintangi oleh Arbani Yasiz (Fadhil), Ersya Aurelia (Endah), dan Erika Carlina (Naning), film ini mengangkat kisah horor yang berlatar di Jawa Timur tahun 2003.

Ceritanya mengikuti sekelompok buruh musiman yaitu Endah, Fadhil, Dwi, Hendra, Wati, Ningsih, dan Franky yang datang bekerja di sebuah pabrik gula tua peninggalan era kolonial. 

Awalnya, kehidupan mereka di pabrik berjalan normal. Namun, suasana mulai berubah ketika Endah mengalami kejadian-kejadian ganjil, seperti melihat sosok misterius dan mendengar suara-suara aneh.

Tak butuh waktu lama hingga yang lain pun mulai mengalami gangguan serupa. Satu per satu dari mereka mulai merasakan kejanggalan yang sama.

Dari jam tua yang berdetak sendiri, tangisan misterius di malam hari, hingga kemunculan sosok perempuan tak dikenal yang berkeliaran di area pabrik. Ketakutan pun mulai menyelimuti para pekerja.

Fadhil yang semula ragu mulai menyelidiki asal-usul pabrik tersebut. Mereka kemudian menemukan bahwa bangunan tua itu menyimpan rahasia masa lalu yang kelam, dan salah satu dari mereka ternyata memiliki keterkaitan dengan tragedi yang pernah terjadi di sana.

Film ‘Pabrik Gula’ saat ini masih tayang di bioskop dengan dua versi berbeda: Versi Mam Kuning (17+) dikhususkan untuk penonton berusia 17 tahun ke atas, sementara itu Versi Jam Merah(21+) diperuntukkan untuk penonton yang berusia 21 tahun ke atas. 

Perbedaan utama antara kedua versi ini terletak pada durasi dan intensitas adegan horor yang ditampilkan. Versi Jam Merah memiliki durasi yang sedikit lebih panjang dan menyajikan adegan-adegan yang lebih eksplisit dibandingkan dengan versi Jam Kuning. 

Dengan adanya dua versi ini, penonton dapat memilih sesuai dengan preferensi dan kenyamanan masing-masing dalam menikmati film ‘Pabrik Gula’. Jadi, langsung gas saja ke bioskop sebelum film ini turun layar!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Della Dwi S.