Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Poster Film Senyum Manies - Love Story (Instagram/ senyumanieslovestory)

Di tengah deretan film-film horor, thriller, sampai drama keluarga yang mewarnai bioskop Indonesia tahun ini, hadir satu judul yang langsung mencuri perhatian karena keunikannya, yakni: Film Senyum Manies - Love Story. 

Sebuah film biopik yang nggak cuma bercerita tentang tokoh publik, tapi juga tentang cinta pertamanya. Iya, kamu nggak salah baca. Ini bukan film perjuangan politik atau pidato-pidato penuh semangat. Ini tentang masa muda Anies Baswedan dan kisah cintanya dengan Fery Farhati, yang kini telah menjadi istrinya. Wew dah!

Disutradarai Ronny Mepet, sutradara yang pernah bikin Film Jokowi Adalah Kita. Nah, Film Senyum Manis - Love Story menjadi semacam kejutan karena membidik sisi paling personal dari tokoh terkenal yang sering kita lihat di ruang publik dalam balutan jas formal dan pidato diplomatis. 

Diproduksi sama Bennatin Surya Cipta dan Berkah Menara Sinema, yang rupanya menghadirkan jajaran pemain berbakat, di antaranya:

  • Fahad Haydra sebagai Anies muda 
  • Kathy Indera sebagai Fery Farhati
  • Chelsea Sepyani
  • Lala Sawer
  • Riki Panab
  • Tabah Penemuan
  • Asrul Dahlan
  • Joe P Project
  • Emma Warokka
  • Rio Maland
  • Dan masih banyak lagi. 

Apa yang Membuat Film Senyum Manies - Love Story Menarik Ditonton? 

Kehadiran para pemain dengan latar yang beragam ini menandakan satu hal: Film ini kemungkinan besar akan dikemas dalam balutan drama ringan, dengan sentuhan nostalgia dan mungkin juga guyonan khas Ronny Mepet. 

Dan biasanya, film biopik menyuguhkan sisi heroik, penuh perjuangan, atau transformasi dramatis dari seorang tokoh. Namun, kali ini, Film Senyum Manies Love Story mengambil jalur romansa. Dan bukan sembarang romansa, tapi cinta semasa kuliah antara Anies dan Fery, dua anak muda dari Yogyakarta yang kelak akan menjadi pasangan pemimpin dan pendamping publik yang dikenal luas.

Pendekatan semacam ini terasa menyegarkan. Di tengah masyarakat yang kadang terlalu serius menilai tokoh politik, film ini justru mengajak kita menengok kembali masa-masa manusiawi yang mereka alami. Ya, saat mereka jatuh cinta, grogi saat PDKT, hingga proses saling mengenal dan bertumbuh bersama. 

Film ini bisa jadi jembatan untuk melihat Anies (dan mungkin juga tokoh-tokoh publik lain) bukan hanya sebagai tokoh besar, tapi juga sebagai manusia biasa yang pernah deg-degan menunggu balasan surat cinta.

Kendatipun mencoba nggak punya agenda politis, tetap saja, sebuah film tentang tokoh publik, yang dirilis menjelang tahun politik, bisa menjadi alat amplifikasi citra yang sangat kuat. Dan jika ternyata film ini sukses merebut hati penonton muda lewat kisah cintanya, maka efek simpatinya bisa menjalar ke ranah yang lebih luas, baik disadari maupun nggak. 

Namun, terlepas dari itu semua, penting untuk melihat film ini sebagai karya sinema terlebih dahulu. Kita belum tahu seperti apa narasinya akan dibangun, apakah akan fokus pada realisme kisahnya, atau lebih banyak bermain dalam balutan fiksi romantis. Yang pasti, film ini akan jadi bahan pembicaraan, baik di bioskop, di Twitter (atau X), hingga mungkin di meja-meja diskusi politik.

Akhirnya, Film Senyum Manies - Love Story bisa dibilang semacam eksperimen baru di perfilman Indonesia, yang menyatukan dunia cinta dan dunia politik dalam satu layar. Apakah ini akan jadi film yang menyentuh karena kejujuran romansa dua anak muda, atau justru jadi bahan perbincangan karena dibaca sebagai gimmick politik?

Jawabannya mungkin akan berbeda bagi tiap penonton. Satu hal yang jelas, film ini menandai langkah baru dalam cara kita mengenang tokoh publik. 

Kalau Sobat Yoursay penasaran, mari tunggu bareng-bareng tanggal 12 Juni nanti. Dan siapa tahu, kita semua bisa menemukan kembali manisnya cinta pertama walau hanya lewat layar lebar. Selamat nonton ya. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Athar Farha