Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Poster Film Jembatan Shiratal Mustaqim (Instagram/ deecampany_official)
Athar Farha

Ada pepatah lama yang sering kita dengar, ‘keadilan mungkin bisa tertunda, tapi nggak akan hilang saat tiba waktunya. 

Kalimat itu serasa menemukan wujudnya dalam Film horor religi terbaru yang siap tayang di bioskop tahun ini lho. Judulnya, ‘Jembatan Shiratal Mustaqim’. 

Dari judulnya saja, kita sudah bisa tebak film ini terasa sebagai perjalanan batin, renungan, dan tentu saja sindiran yang terasa relevan dengan kondisi kita hari ini.

Betewe, kursi sutradara ditempati Bounty Umbara, sementara naskahnya ditulis Erwanto Alphadullah. Termasuk Dheeraj Kalwani pun turun tangan sebagai produser di bawah naungan Dee Company,

Para bintangnya pun cukup menarik dikuliti. Ada Agus Kuncoro yang memang sudah lekat dengan peran-peran bernuansa spiritual, lalu Imelda Therinne, juga Mike Lucock. Nah, di generasi lebih muda, ada Raihan Khan, disusul Rory Asyari, Eduwart Manalu, sampai Khalif Al Juna.

Melihat nama-nama itu, rasanya film ini nggak cuma mengandalkan tajuk besar, tapi juga akting dari para pemainnya.

Tentang Film Jembatan Shiratal Mustaqim 

Shiratal Mustaqim dalam keyakinan umat Islam digambarkan sebagai jembatan yang akan dilalui setiap manusia di hari akhir. Di sanalah segala perbuatan, baik maupun buruk, akan diperhitungkan. Nggak ada yang bisa bersembunyi, nggak ada yang bisa membeli jalan pintas, bahkan mereka yang selama hidupnya merasa kebal hukum. 

Film ini jelas berangkat dari keresahan yang nyata. Di dunia nyata, kita sering mendengar kasus korupsi yang seakan-akan berulang tanpa henti. Ada yang dihukum, ada yang lolos, ada yang kembali mengulang. Namun, di mata publik, luka itu tetap ada. ‘Jembatan Shiratal Mustaqim’ mencoba menawarkan gambaran berbeda, terkait bagaimana jika keadilan manusia gagal, tapi keadilan Tuhan tetap berjalan tanpa kompromi?

Pesan tersiratnya bikin film terasa lebih dari sebatas hiburan, melainkan semacam pengingat. Renungan yang mengajak penonton nggak cuma duduk manis di kursi bioskop, tapi juga merenung di mana posisi kita jika kelak harus menyeberangi jembatan itu?

Nah, dari teaser dan materi promosi yang sudah dirilis, kita bisa melihat bagaimana unsur drama dan visual gore horornya berpadu jadi satu kesatuan yang kuat. Setiap potongan adegan seperti sengaja dirangkai untuk menghadirkan perasaan yang kontras. Ada ketegangan yang bikin dada sesak, ada lirihnya doa yang terdengar seakan-akan jadi bisikan terakhir manusia pada Sang Pencipta, lalu hadir juga kilas balik kehidupan yang penuh noda dan sesal. 

Semua itu dibingkai dalam atmosfer yang sinematis, dengan pencahayaan dramatis dan warna-warna redup. 

Adegan yang menampilkan jembatan tipis dan panjang, berdiri di antara kegelapan dan cahaya, ibarat ngasih kesan simbolis yang begitu kental. Seolah-olah kita diajak membayangkan bagaimana rapuhnya manusia saat harus mempertanggungjawabkan semua amal yang pernah diperbuat.

Dengan semua itu, ‘Jembatan Shiratal Mustaqim’ seharusnya nggak sebatas menjual cerita, tapi juga menghadirkan pengalaman sinematis yang religius sekaligus filosofis. Rasanya, film ini akan jadi salah satu tontonan yang bikin penonton kepikiran. 

Meskipun premis awalnya menyinggung soal dosa besar korupsi, film ini tampaknya nggak berhenti di sana. Ada ruang yang lebih luas; soal kejujuran, soal tanggung jawab pribadi, soal luka yang ditinggalkan ketidakadilan, dan perihal harapan manusia untuk tetap bisa selamat meski terjatuh berkali-kali.

Itulah yang membuat Film Jembatan Shiratal Mustaqim terasa relevan bagi siapa saja. Karena pada akhirnya, kita semua punya ‘dosa kecil’ masing-masing, bukan?

Film Jembatan Shiratal Mustaqim dipastikan tayang serentak di jaringan bioskop seluruh Indonesia mulai 9 Oktober 2025. Dengan mengusung tema besar tentang perjalanan hidup manusia, film ini diyakini nggak hanya akan menawarkan hiburan, tapi juga renungan mendalam soal keimanan, amal perbuatan, dan pertanggungjawaban di akhirat kelak.

Antusiasme sebelum rilis pun terasa di media sosial. Ada komentar yang memuji nuansa sinematografinya yang megah dan terasa gore-nya, hingga keberanian film ini mengangkat topik yang jarang digarap secara serius di layar lebar. 

Jadi, buat Sobat Yoursay yang penasaran dengan filmnya, jangan lupa nonton ya!