Trailer film anime terbaru karya Mamoru Hosoda berjudul Scarlet resmi dirilis. Film ini tayang perdana di Jepang pada 21 November 2025. Untuk tanggal penayangannya di Indonesia, masih menunggu penggumuman lebih lanjut.
Jajaran pengisi suara film Scarlet di antaranya Mana Ashida sebagai Scarlet dan Masaki Okada sebagai Hijiri Yutaka Matsushige sebagai Cornelius, Kazuhiro Yamaji sebagai Polonius, dan Ktar Yoshida sebagai Voltemand.
Ada juga Tokio Emoto sebagai Laertes, Kji Yakusho sebagai Claudius, Masachika Ichimura sebagai Amlet, Yuki Sait sebagai Gertrude, Shta Sometani sebagai Guildenstern, serta Munetaka Aoki sebagai Rosencrantz.
Mamoru Hosoda sendiri sebagai sutradara sekaligus penulis naskah Scarlet. Film ini merupakan hasil kolaborasi antara Studio CHIZU, Sony Pictures, dan Nippon TV, dengan Studio CHIZU menangani produksi animasi.
Sony Pictures bertanggung jawab dalam co-production dan pendanaan film, serta akan mendistribusikannya di Amerika Serikat dan pasar internasional di luar Jepang.
Penayangan perdana Scarlet berlangsung di ajang The 82nd Venice International Film Festival dengan total lima kali pemutaran pada 4–5 September.
Setelahnya, film ini melakukan pemutaran perdana di Amerika Utara melalui Toronto International Film Festival (TIFF) ke-50 dalam kategori Special Presentation, dengan empat kali penayangan pada 10–12 September.
Sementara New York Film Festival turut menampilkan film tersebut dalam dua sesi pemutaran pada 7 dan 8 Oktober. Animation Is Film Festival yang digelar di Los Angeles pada 17–19 Oktober juga akan menayangkan Scarlet dalam kategori kompetisi.
Cuplikan trailer berdurasi 90 detik tersebut dibuka dengan adegan saat Scarlet harus menyaksikan ayahnya, Amlet, dieksekusi mati. Setelah kejadian itu, hasrat membalaskan dendam atas kematian sang ayah pun membara dalam diri Scarlet.
Di sisi lain, muncul sosok Hijiri yang seharusnya hidup di masa kini. Tanpa tahu bagaimana ia bisa tersesat ke Negeri Orang Mati, Hijiri akhirnya melakukan perjalanan bersama Scarlet.
Sikap penuh belas kasih Hijiri perlahan mengguncang hati Scarlet yang selama ini hanya hidup untuk membalas dendam. Kisah perjuangan keduanya menuntun penonton untuk merenungkan makna hidup dan arti sejati dari cinta.
Namun ketika ia kembali dihadapkan pada pembunuh ayahnya, Scarlet harus menjalani pertarungan terberat dalam hidupnya. Bisakah ia memutus siklus kebencian dan menemukan makna hidup di luar tekadnya untuk membalas dendam?
Mamoru Hosoda mengungkap bahwa ide cerita film Scarlet berangkat dari pengamatannya terhadap siklus kebencian dan dendam yang tak berujung di dunia nyata.
Ia melihat bagaimana keinginan untuk membalas dendam hanya melahirkan balasan baru, menciptakan lingkaran kekerasan yang sulit diputus.
Melalui film ini ia ingin penonton merenunkan, jika seseorang berada dalam situasi yang memaksanya untuk membalas dendam, apakah ia mampu secara emosional memutus siklus tersebut?
Hal itulah yang kemudian menjadi inti dari Scarlet, sebuah kisah tentang dendam, kemanusiaan, dan perjuangan untuk melepaskan diri dari lingkaran kebencian.
"Jika tokoh utama dalam sebuah film berada dalam posisi yang membuatnya tidak punya pilihan selain membalas dendam, atau jika kita sendiri terjebak dalam situasi serupa, apa tindakan yang seharusnya kita ambil? Meskipun kita tahu secara rasional bahwa lingkaran dendam itu harus diputus, apakah secara emosional kita benar-benar mampu melakukannya? Pertanyaan inilah yang menjadi tantangan besar bagi saya. Karena itu, saya memutuskan untuk membuat sebuah film yang berfokus pada kisah tentang dendam." kata Mamoru Hosoda, dikutip pada Selasa (14/10/2025).
Mamoru Hosoda lahir di Prefektur Toyama pada tahun 1967 dan bergabung dengan Toei Animation pada 1991. Setelah memulai karier sebagai animator, ia melakukan debutnya sebagai sutradara pada 1999 lewat Digimon Adventure: The Movie.
Ia mulai mencuri sorotan publik melalui film The Girl Who Leapt Through Time (2006) dan Summer Wars (2009) yang sukses besar baik di Jepang maupun di kancah internasional.
Pada 2011, Mamoru Hosoda bersama produser Yuichiro Saito mendirikan studio animasi Studio Chizu. Di bawah naungan studio tersebut, ia menulis dan menyutradarai film-film orisinal seperti Wolf Children (2012) dan The Boy and the Beast (2015).
Namanya semakin dikenal secara global setelah film Mirai (2018) masuk nominasi di ajang Academy Awards ke-91 untuk kategori Best Animated Feature.
Kesuksesan terbesar dalam kariernya datang melalui The Dragon and the Freckled Princess (2021), yang menjadi film terlaris sepanjang karier penyutradaraannya dengan jumlah penghasilan sebesar 6.53 miliar yen.
Baca Juga
-
Serial Countdown Tak Lanjut ke Season 2, Reaksi Jensen Ackles Disorot
-
Film Kedua Belum Tayang, Warner Bros Bakal Garap Mortal Kombat III
-
Film Kedua Belum Tayang, Warner Bros Bakal Garap Mortal Kombat III
-
Kata Sutradara soal Film Live-Action KPop Demon Hunters, Sulit Diwujudkan?
-
Kreator Frieren: Beyond Journeys End Hiatus Lagi karena Masalah Kesehatan
Artikel Terkait
-
Biasa Ngelawak, Benidictus Siregar Punya Mimpi Dapat Peran Psikopat
-
Satu Tahun Jelang Tayang, Kreator Film The Legend of Aang Beri Bocoran Baru
-
Film Kedua Belum Tayang, Warner Bros Bakal Garap Mortal Kombat III
-
Film Kedua Belum Tayang, Warner Bros Bakal Garap Mortal Kombat III
-
Kata Sutradara soal Film Live-Action KPop Demon Hunters, Sulit Diwujudkan?
Entertainment
-
Penuh Haru! Kenny Austin Ungkap Alasan Terdalam Menikahi Amanda Manopo
-
Sidang Perceraian Masih Terus Berlanjut, Andre Taulany: Ini Perjuangan!
-
Serial Countdown Tak Lanjut ke Season 2, Reaksi Jensen Ackles Disorot
-
Bikin Fans Terpana! Momen Ji Chang Wook Jadi Mas-Mas Jogja
-
Satu Tahun Jelang Tayang, Kreator Film The Legend of Aang Beri Bocoran Baru
Terkini
-
Erick Thohir, STY dan Timnas Indonesia yang Menjadi Inter Milan Jilid Kedua
-
Ronde Keempat, Timnas Indonesia dan Patrick Kluivert yang seperti Lupa Cara untuk Menang
-
Gagal di Ronde Keempat, para Bintang Skuat Garuda Kini Harus Bertarung dengan Gerusan Waktu
-
Matcha Masuk Jalanan! Tetap Fancy Meski dari Gerobak
-
Dimarahin Bos, Langsung Cari Seblak? Ternyata Ini 'Penyakit' Bernama Emotional Eating!