Hayuning Ratri Hapsari | A Ratna Sofia S
Fuji (Instagram/fuji_an)
A Ratna Sofia S

Kabar tak menyenangkan datang dari selebgram Fujianti Utami atau yang akrab disapa Fuji. Ia kembali menjadi korban penggelapan uang oleh orang terdekatnya, tepatnya oleh mantan pegawainya sendiri yang bekerja sebagai admin pribadi.

Kasus ini menambah deretan pengalaman pahit Fuji, setelah sebelumnya ia juga sempat mengalami hal serupa dari mantan manajernya.

Pelaku diketahui baru bekerja selama tiga bulan, namun sudah nekat melakukan penggelapan uang hasil kerja sama bisnis dengan berbagai brand.

Nilai kerugian yang dialami Fuji diperkirakan mencapai miliaran rupiah, yang seharusnya menjadi hasil dari kontrak kerja sama endorsement.

Tak ingin kasus ini berlarut, Fuji resmi melaporkan perbuatan tersebut ke Polres Metro Jakarta Selatan pada Maret 2025. Kasus ini menjadi perhatian publik, terutama karena pelaku diketahui telah mengakui perbuatannya.

Meski demikian, pihak kepolisian masih menyelidiki kemungkinan keterlibatan pihak lain yang mungkin ikut membantu dalam proses penggelapan dana tersebut. Fuji sendiri mengaku sangat terpukul karena kembali dikhianati oleh orang yang ia percayai sepenuhnya.

Kronologi dan Penetapan Tersangka

Kecurigaan Fuji bermula pada akhir tahun 2023, ketika ia menemukan adanya ketidaksesuaian laporan transaksi dari proyek endorsement yang sudah selesai dikerjakan. Beberapa brand disebut telah mengirimkan pembayaran, namun uang tersebut tidak pernah sampai ke rekening Fuji.

Melihat adanya kejanggalan, Fuji bersama timnya melakukan pemeriksaan internal. Dari hasil penelusuran itu, diketahui bahwa sang admin pribadi diduga kuat menggelapkan uang hasil kerja sama bisnis.

Setelah bukti dan data terkumpul, Fuji segera melapor ke Polres Metro Jakarta Selatan pada Maret 2025, disertai dokumen pendukung yang lengkap.

Penyelidikan pun dilakukan oleh pihak kepolisian dengan memeriksa sejumlah saksi dan barang bukti. Dalam pemeriksaan, sang mantan admin pribadi mengakui perbuatannya dan kini ditetapkan sebagai tersangka utama.

Polisi juga masih mendalami apakah ada pihak lain yang terlibat, termasuk kemungkinan keterkaitan dengan agensi tempat Fuji pernah bekerja sama sebelumnya.

Hingga saat ini, belum ada pihak lain yang ditetapkan sebagai tersangka selain mantan admin pribadi tersebut. Namun penyelidikan terus berlanjut untuk memastikan tidak ada pelaku lain yang turut membantu proses penggelapan dana bernilai miliaran rupiah itu.

Kasus ini juga menunjukkan modus yang cukup rumit. Admin diduga memanfaatkan akses penuh terhadap data keuangan dan komunikasi bisnis Fuji untuk memanipulasi laporan pembayaran dari pihak ketiga. Beberapa transaksi bahkan sempat disamarkan agar tidak langsung terdeteksi oleh tim Fuji.

Fuji sendiri mengaku sangat terpukul karena peristiwa ini bukan pertama kalinya. Ia mengungkapkan rasa kecewanya karena kembali harus menghadapi pengkhianatan dari orang kepercayaannya.

Sementara itu, keluarga Fuji, khususnya Haji Faisal, menyatakan dukungan penuh kepada putrinya. Ia kini memperketat pengawasan terhadap setiap orang yang bekerja di lingkungan Fuji, termasuk dalam urusan administrasi dan keuangan.

Langkah ini diambil sebagai bentuk antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Kuasa hukum Fuji juga menegaskan bahwa kasus ini akan terus dilanjutkan hingga ke pengadilan.

Tujuannya tidak hanya untuk mengembalikan hak Fuji yang dirugikan, tetapi juga memberikan efek jera bagi pelaku agar kejadian seperti ini tidak lagi menimpa orang lain di industri hiburan dan digital.

Kasus penggelapan yang menimpa Fuji menjadi peringatan keras bagi para figur publik agar lebih selektif dalam memilih orang kepercayaan, terutama dalam urusan finansial.

Pengalaman pahit ini tidak hanya membuat Fuji kehilangan materi bernilai miliaran rupiah, tetapi juga kepercayaan terhadap orang-orang di sekitarnya. Meski demikian, dukungan keluarga dan komitmen untuk menegakkan keadilan membuat Fuji tetap tegar menghadapi kasus ini hingga tuntas secara hukum.