Lintang Siltya Utami | Natasya Regina
Potret El Putra. [Instagram/@portofolio__id dan @elputrasarira]
Natasya Regina

Usia dua puluhan kerap menjadi fase paling membingungkan dalam hidup. Perasaan tertinggal, ragu pada pilihan, hingga takut menghadapi masa depan adalah hal yang umum dirasakan banyak anak muda. Situasi inilah yang menjadi benang merah cerita karier El Putra Sarira saat tampil sebagai pembicara di Festival of Twenties.

Aktor pendatang baru yang dikenal lewat film Rangga dan Cinta itu berbagi pengalaman hidupnya dalam sesi bertajuk Facing the Unknown.

Di hadapan ratusan peserta, El Putra membuka kisah tentang bagaimana keputusan-keputusan kecil yang ia ambil justru mengubah arah hidupnya secara drastis.

"Perkenalkan saya El Putra Sarira. Saya adalah aktor pendatang baru dari film Rangga dan Cinta," ucapnya di Ciputra Artpreneur, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 13 Desember 2025, dikutip dari Suara.com.

Kuliah Tanpa Mimpi di Jurusan yang Tak Diinginkan

Dalam paparannya, El Putra Sarira mengungkap latar belakang pendidikannya yang jauh dari dunia seni peran.

Ia merupakan mahasiswa jurusan Teknik Informatika, sebuah pilihan yang ternyata tidak pernah benar-benar ia inginkan.

"Saya waktu itu hanya mahasiswa biasa yang hanya datang berkuliah sebagai sebuah kewajiban dan memiliki semangat dan bahkan saya tidak punya mimpi apa-apa," tutur El dengan jujur.

Perasaan terpaksa itu membuatnya menjalani masa kuliah tanpa gairah. Ia mengakui sejak awal merasa kehilangan arah dan motivasi.

"Saya sangat-sangat demotivated, sangat tidak memiliki semangat untuk berkuliah karena sebenarnya jurusan Teknik Informatika itu bukan jurusan yang saya inginkan awalnya," jelasnya.

Momen Tersadar Saat Membandingkan Diri

Kebingungan El mencapai puncaknya ketika memasuki tahun kedua kuliah. Saat itu, ia mulai membandingkan dirinya dengan teman-teman seangkatannya yang tampak melaju lebih cepat.

"Saya melihat teman-teman saya, wah, mereka cepat banget gitu punya achievement. Ada yang sudah konferensi di luar negeri, ikut organisasi ini, ada yang udah punya usaha juga," ceritanya.

Rasa tertinggal membuat El mempertanyakan dirinya sendiri.

"Lalu saya mempertanyakan diri saya kayak, 'Kenapa ya teman-teman saya punya semua itu? Sedangkan diri saya tidak,'" kenang El.

Dari proses refleksi tersebut, El menyadari bahwa penghalang terbesarnya bukanlah keadaan, melainkan dirinya sendiri. Ia menyimpulkan bahwa perubahan hanya membutuhkan dua hal: keberanian dan kesadaran diri.

Langkah Kecil Pertama: Berani Mencoba Hal Baru

Kesadaran itu mendorong El Putra Sarira mengambil langkah kecil pertamanya. Ia memutuskan mencoba hal yang sama sekali berbeda dari latar akademiknya.

"Langkah kecil pertama saya yang saya ambil itu sebenarnya simpel," kata El.

"Saya mencoba untuk mengikuti organisasi dan organisasinya adalah Non-Government Organization, yaitu Indonesian Youth Diplomacy yang bercabang di Makassar," imbuhnya memaparkan.

Meski dunia diplomasi tidak ada kaitannya dengan Teknik Informatika, El menjadikan pengalaman ini sebagai sarana keluar dari zona nyaman.

Tanggung Jawab Besar dari Keberanian Kecil

Keputusan tersebut ternyata membuka pintu kesempatan yang lebih besar. El dipercaya mengemban tanggung jawab penting di organisasi tersebut.

"Di Makassar, di masa tahun pertama saya menjabat, ternyata saya diberikan sebagai seorang Press Officer di divisi saya di tahun pertama," kata El Putra.

"Dan kemudian, kesempatan lain datang lagi, ternyata saya diberikan kesempatan sebagai seorang Head di salah satu divisi di Head of Event Logistic," tambahnya dengan bangga.

Pengalaman ini membentuk kepercayaan dirinya dan mengasah kemampuan komunikasi yang kelak sangat berguna dalam dunia hiburan.

Dari Momen Viral hingga Dunia Film

Titik balik terbesar dalam hidup El datang di tahun ketiga kuliah. Saat itu, ia ditarik naik ke atas panggung oleh penyanyi Lyodra. Momen bernyanyi tersebut direkam dan viral di media sosial.

"Dan dari situ ada banyak sekali PH-PH, Production House, ada dari dunia entertainment, dan salah satunya dari Miles Film yang menanyakan kayak, 'El, kamu tertarik nggak untuk casting sebagai Rangga di film Rangga dan Cinta?'" kenang El.

Dari satu momen sederhana, pintu dunia akting pun terbuka lebar.

Melawan Takut dengan Keyakinan Diri

Meski tidak memiliki latar belakang akting, El memilih tidak mundur. Ia menantang rasa takutnya dengan keyakinan pada diri sendiri.

"Saya bilang ke diri saya bahwa, 'Kamu mungkin takut, tapi sebenarnya kamu siap,'" kata El, yang kini dikenal sebagai aktor pendatang baru.

Ia menutup sesi berbagi tersebut dengan pesan sederhana namun kuat bagi generasi muda.

"Hidup tidak berubah saat kita menunggu, tapi hidup berubah saat kita berani untuk melangkah," pungkas El Putra Sarira.

Kisah El menjadi bukti bahwa perubahan besar sering kali bermula dari keberanian mengambil langkah kecil, terutama di usia dua puluhan yang penuh ketidakpastian.