Lintang Siltya Utami | Anggia Khofifah P
Jaadugar: A Witch in Mongolia (anime-jaadugar.com)
Anggia Khofifah P

Anime televisi Jaadugar: A Witch in Mongolia resmi diumumkan akan tayang mulai Juli 2026 dan langsung mencuri perhatian berkat konsep sejarah yang kuat serta jajaran staf papan atas, sebagaimana diungkap melalui situs resmi anime. Bersamaan dengan pengumuman tersebut, sebuah teaser trailer dan teaser visual juga dirilis, memberikan gambaran awal tentang nuansa epik dan atmosfer dramatis yang akan diusung serial ini.

Jaadugar: A Witch in Mongolia merupakan adaptasi dari manga berjudul Tenmaku no Jaadugar karya Tomato Soup. Manga ini diserialisasikan oleh Akita Shoten melalui platform digital Souffle sejak September 2021 dan hingga kini telah memiliki lima volume kompilasi di Jepang. Versi bahasa Inggrisnya diterbitkan oleh Yen Press dengan judul A Witch's Life in Mongol.

Popularitas manga ini tidak hanya terlihat dari penjualannya, tetapi juga dari berbagai penghargaan dan nominasi prestisius yang berhasil diraih.

Mengutip dari Anime News Network, manga Tenmaku no Jaadugar menempati peringkat pertama kategori pembaca perempuan dalam Kono Manga ga Sugoi! 2023 dan kembali masuk daftar pada 2024. Karya ini juga dinominasikan dalam Manga Taisho Awards pada 2023 dan 2024, serta masuk nominasi Best New Manga pada ajang American Manga Awards. Selain itu, manga ini juga dinobatkan sebagai manga fiksi sejarah terbaik dalam daftar Apple Books Store's Best Manga 2022.

Adaptasi animenya akan diproduksi oleh studio Science SARU, studio yang dikenal dengan pendekatan visual artistik dan ekspresif. Naoko Yamada, sutradara ternama di balik A Silent Voice dan The Heike Story, dipercaya sebagai executive director atau chief director proyek ini. Sementara itu, posisi sutradara utama dipegang oleh Abel Gongora, yang sebelumnya terlibat dalam Scott Pilgrim Takes Off, Star Wars: Visions, dan DAN DA DAN Season 2.

Untuk aspek cerita, Kanichi Kato ditunjuk sebagai penanggung jawab series composition dan naskah. Ia dikenal melalui karyanya di Black Clover dan The Eminence in Shadow. Desain karakter sekaligus chief animation director ditangani oleh Kenichi Yoshida, sosok di balik desain karakter Eureka Seven dan Gundam: Reconguista in G. Musik latar akan digarap oleh Koshiro Hino, yang diharapkan mampu memperkuat nuansa sejarah dan emosi cerita.

Dari sisi penayangan, anime ini dijadwalkan mengudara pada blok program "IMAnimation" milik TV Asahi mulai Juli 2026, 23 stasiun afiliasinya, serta BS Asahi, sehingga menjangkau penonton yang cukup luas di Jepang.

Cerita Jaadugar: A Witch in Mongolia ini berlatar abad ke-13, di tengah ekspansi besar-besaran Kekaisaran Mongol di bawah kepemimpinan Genghis Khan. Kisahnya berfokus pada seorang gadis bernama Sitara, yang kehilangan ibu dan tanah kelahirannya, lalu terdampar di pasar budak di Iran.

Dalam kondisi rapuh dan tanpa harapan, ia kemudian diasuh oleh keluarga cendekiawan yang memberinya "kekuatan pengetahuan" sebagai bekal hidup. Namun, kedamaian tersebut perlahan runtuh ketika ambisi Mongol mencapai kota tempat ia tinggal, dan roda takdir mulai berputar.

Anime Trending juga menyoroti sudut pandang lain dari manga versi Inggris, yang menampilkan sosok perempuan Persia bernama Fatima di lingkungan istana Mongol. Dengan latar politik, ilmu pengetahuan, dan intrik kekuasaan, kisah ini menempatkan perempuan sebagai pusat perubahan sejarah, menjadikannya berbeda dari kebanyakan cerita sejarah konvensional.

Dengan kombinasi tema sejarah yang jarang diangkat, karakter perempuan yang kuat, serta tim produksi berpengalaman, Jaadugar: A Witch in Mongolia digadang-gadang menjadi salah satu anime paling dinantikan pada 2026. Penggemar anime sejarah dan drama epik tampaknya memiliki alasan kuat untuk menantikan kehadiran serial ini di layar kaca.