Indonesia saat ini tengah menghadapi beban ganda Penyakit Menular (PM) dan Penyakit Tidak Menular (PTM). PTM merupakan suatu penyakit yang lebih banyak disebabkan oleh perilaku dan gaya hidup sehari-hari.
Seperti namanya, PTM tidak menular dari satu individu ke individu yang lain karena tidak disebabkan baik oleh kuman, bakteri, maupun virus. Jenis PTM antara lain; obesitas, diabetes, stroke, hipertensi, kanker, asma, dll.
Saat ini, prevalensi PTM terus meninggi sehingga mendorong adanya strategi global untuk mencegah dan mengendalikannya. Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 sebanyak 6 dari 10 penyebab kematian tertinggi disebabkan oleh PTM, seperti: stroke, hipertensi, diabetes, tumor ganas, penyakit hati, dan penyakit jantung iskemik).
Indonesia melalui Kementerian Kesehatan mengupayakan strategi yang berfokus pada empat penyakit utama penyebab 60% kematian yaitu: penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, kanker, dan penyakit paru obstruksi kronis. PTM adalah penyakit katastropik.
Peningkatan prevalensi PTM menyebabkan adanya beban yang tinggi baik pada masyarakat maupun pemerintah karena perawatan yang membutuhkan biaya dan teknologi tinggi. Hal ini tentunya dapat menjadi suatu ancaman bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dalam buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular disebutkan bahwa PTM menelan biaya kesehatan hingga nominal 14,6 triliun rupiah atau 21,8% total biaya pelayanan kesehatan.
Faktor risiko PTM dapat berasal dari gaya hidup yang kurang baik seperti: merokok, kurangnya melakukan aktivitas fisik, kurangnya konsumsi buah dan sayur, serta konsumsi alkohol berlebihan. Tentunya, apabila keempat hal tersebut tidak dikontrol dengan baik maka akan membawa efek yang buruk bagi tubuh. Merokok dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah.
Kurangnya aktivitas fisik dapat berdampak pada menumpuknya lemak pada tubuh dan menurunnya kebugaran tubuh. Kurangnya konsumsi buah dan sayur dapat menyebabkan tubuh kekurangan serat yang bermanfaat dalam proses pencernaan. Sedangkan, konsumsi alkohol lebih dari atau sama dengan 1.425 ml/hari dapat berdampak pada kesehatan otak, hati, dan ginjal. Maka,langkah utama pencegahan PTM dapat dimulai dengan menghindari adanya faktor risiko diatas.
Salah satu hal yang paling mudah dan murah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah melakukan aktivitas fisik teratur minimal 30 menit sehari. Aktivitas fisik yang dilakukan dapat berupa kegiatan sehari-hari, seperti menyapu, mengepel, mencuci pakaian, naik turun tangga, berkebun, dan berjalan kaki.
Selain itu, olahraga seperti angkat beban, push up, lari ringan, yoga dll dapat membawa manfaat yang besar bagi kesehatan diri. Selain, menghindarkan diri dari PTM, aktivitas fisik dapat mebuat bentuk tubuh menjadi lebih bagus, bugar, bertenaga, otot lentur dan tulang menjadi kuat, serta memberikan perasaan menyenangkan dan percaya diri.
Melakukan aktivitas fisik 30 menit sehari secara bertahap dalam kurun waktu tiga bulan sudah mampu membuat kita merasakan manfaat positif dari melakukan aktivitas. Namun, kita tetap perlu untuk mengenali batas kemampuan diri, jangan lupa untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum memulai, lakukan aktivitas fisik sebelum makan atau dua jam setelah makan, serta gunakan pakaian yang nyaman selama melakukan aktivitas fisik.
Referensi:
- Artikel: Penyakit Tidak Menular (PTM), Penyebab dan Pencegahannya. (2020, Februari 5). Retrieved from KrakatauMedika: https://krakataumedika.com/info-media/artikel/penyakit-tidak-menular-ptm-penyebab-dan-pencegahannya
- Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. (2016, Oktober 10). Artiikel:Rajin Aktivitas Fisik. Retrieved from Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: https://www.p2ptm.kemkes.go.id/cerdik/rajin-aktivitas-fisik
- Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. (n.d.). Strategi Pencegahan dan Pengendalian PTM di Indonesia. Retrieved from Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: https://p2ptm.kemkes.go.id/profil-p2ptm/latar-belakang/strategi-pencegahan-dan-pengendalian-ptm-di-indonesia
- Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. (2017). Buku Rencana Aksi Nasional 2015-2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
- Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. (2019). Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular. Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan RI.
Artikel Terkait
-
Kontrol Tekanan Darah Tinggi, Cobalah Berjalan Sebanyak Ini!
-
Top 5 Sport Sepekan: Tak Terima Masukan Rossi, Yamaha Mengaku Salah
-
Tidak Hanya Menghilangkan Stres, Berkebun juga Bikin Panjang Umur!
-
Bisa Merusak Manfaat Olahraga, Hindari Konsumsi 7 Makanan Ini Usai Latihan
-
Top 5 Sport: Dihina Mike Tyson, Begini Respons Conor McGregor
Health
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
-
ASI Itu Bodyguard, Vaksin Itu Sniper: Kenapa Bayi Butuh Dua-duanya, Bukan Cuma Salah Satunya!
-
Video Viral Dokter Tirta 'Bocorkan' Obat Wasir Murah, Aslinya Cuma Video Deepfake Penipu
-
Viral Ramuan 'Cuci Paru-paru' Pakai Daun Kelor, Dokter Tegaskan Itu Hoaks!
-
FYP Penuh Berita Rusuh Bikin Auto Cemas? Ini Cara Biar Nggak Mental Gak Ikutan Chaos
Terkini
-
Futsal Zaman Now: Ekspresi Diri, Kepribadian, dan Gaya Hidup Anak Muda
-
4 Daily Look Minimalis ala Mina TWICE, Cocok untuk Banyak Momen!
-
Daftar Lengkap Reshuffle Kabinet: Prabowo Tunjuk 5 Menteri Baru dan Bentuk Kementerian Haji
-
Delpedro Marhaen, Kriminalisasi Aktivis dan Cermin Demokrasi yang Retak
-
Kronologi Wafatnya Encuy 'Preman Pensiun': Ditemukan Istri, Langsung Dimakamkan Malam Itu Juga