Banyak orang masih sering merasa kesulitan saat hendak menolak permintaan tolong dari seseorang. Padahal biasanya orang tersebut juga masih memiliki hal penting yang harus dilakukan. Orang seperti ini biasanya akan sangat merasa bersalah saat menolak permintaan tolong.
Apakah kamu juga? Tahukah kamu bahwa orang seperti ini disebut sebagai people pleaser. Orang seperti ini cenderung akan lebih mementingkan kepentingan orang lain di atas kepentingan sendiri.
Seorang people pleaser akan merasa takut dan bersalah ketika menolaknya begitu saja. Untuk menghindari hal tersebut, people pleaser akan selalu mencari cara dengan menerima setiap permintaan tolong dari orang lain, yang sebenarnya hal tersebut dapat merusak diri mereka sendiri. Mereka akan takut mengekspresikan perasaan mereka karena tidak mau dianggap bersalah.
Mengutip dari materi yang disampaikan oleh Psikolog sekaligus Mental Health Promoter, @sadardiri.id, Ahmad Zain Fahmi, S.Psi dalam acara kelas online bertajuk "Are you a people pleaser?" yang diselenggarakan oleh YourSay, Rabu (15/9/2021), berikut beberapa tanda bahwa seseorang bisa dikategorikan sebagai people pleaser.
1. Kepentingan orang lain masih di atas kepentingan pribadi
Ciri pertama yang paling bisa dilihat dari seseorang people pleaser adalah kurangnya kemampuan untuk menolak sebuah permintaan tolong. Bahkan, jika hal itu ada di atas kepentingan dirinya sendiri. Jika terus dibiarkan hal ini bisa menjadi hal yang justru merugikan.
Satu dua kali menolong mungkin tidak masalah namun jika bahkan sampai mengorbankan diri sendiri hal itu harus segera dihentikan. Jika tidak begitu mendesak, menolak permintaan tolong rasanya bukan sesuatu yang harus kamu pikirkan terlalu dalam. Untuk itu kamu juga harus bisa membedakan mana yang begitu urgent maupun sebaliknya.
2. Belum begitu paham prioritas diri
Tak jarang juga orang yang selalu menyetujui setiap permintaan hanya karena dirinya belum benar-benar paham akan dirinya sendiri. Menetapkan prioritas adalah hal yang seharusnya dilakukan oleh setiap orang.
Tentukan mana yang paling penting untuk kamu dan penting untuk selalu mempertimbangkan apa saja dampak yang mungkin terjadi jika kamu lakukan hal tersebut.
3. Sering labil tak berpendirian
Masih sering ikut-ikutan juga bisa jadi gejala buruk bagi seseorang. Hal ini dapat berakibat pada mudahnya pikiran seseorang untuk dipengaruhi. People pleaser cenderung mengarah ke orang yang sangat mudah mengikuti keinginan tanpa memikirkan bagaimana dampak yang akan ditimbulkan kepadanya.
Fenomena seperti ini biasanya sering kali muncul di kalangan anak muda. Takut dianggap aneh atau ketinggalan, mereka biasanya sampai rela menuruti semua yang orang lain inginkan.
4. Sering meminta maaf
Jika bukan salah kamu, sebaiknya tidak perlu harus meminta maaf sampai sedemikian rupa. Kalau benar-benar tidak dapat menyanggupi, cukup katakan maaf dengan sewajarnya saja.
Terlalu sering meminta maaf pada kesalahan yang sebenarnya bukan benar-benar salah kamu justru akan membuat kamu terlihat mudah untuk dimanfaatkan. Alhasil orang lain akan lebih sering meminta tolong kepada kamu yang biasanya hal tersebut justru memberatkan untuk dirimu sendiri.
5. Cenderung menilai diri sendiri kurang
Rasa ingin menjadi setara juga dapat menjadi penyebab seseorang dikatakan sebagai people pleaser. Di usia remaja, seseorang biasanya akan berusaha untuk menjadi sama seperti kelompok atau orang yang dikaguminya. Tak jarang mereka yang melakukan berbagai hal hanya karena menganggap dirinya selalu kurang dan tidak bisa dianggap setara.
Perlu diingat setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kamu tidak perlu harus mengikuti apa yang orang lain inginkan hanya karena kamu membutuhkan sebuah pengakuan. Menjadi sama boleh saja, namun tidak selalu harus terus sama karena kamu juga memiliki keunikan tersendiri.
Berhentilah menyetujui setiap permintaan jika memang hal tersebut tidak urgent dan kamu keberatan untuk melakukannya. Lakukan penolakan dengan halus dan jadikan dirimu sebagai pribadi yang memiliki pendirian adalah hal yang dapat kamu lakukan untuk terhindar dari istilah people pleaser.
Tag
Baca Juga
-
Ramai Dibicarakan, Apa Sebenarnya Intrusive Thoughts?
-
Menjamurnya Bahasa 'Gado-Gado' Sama dengan Memudarnya Jati Diri Bangsa?
-
7 Tips Efektif Menjaga Hubungan agar Tetap Harmonis saat Pacar PMS, Cowok Wajib Tahu!
-
Sering Merasa Lelah Akhir-akhir Ini? 5 Hal ini Bisa Jadi Penyebabnya
-
Kuliah sambil Healing, 2 Universitas Negeri Terbaik di Malang Versi THE WUR 2023
Artikel Terkait
-
Psikologi Komunikasi, Kunci Sukses dalam Berinteraksi
-
Mengenal Digital Detox, Menjauh dari Media Sosial
-
Psikolog UGM Bagikan Cara Mengurangi Dampak Negatif Stres
-
5 Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar pada Kesehatan, Jangan Sepelekan Ya!
-
Bantu Hilangkan Stres, Ini 5 Alasan Pantai Baik untuk Kesehatan Mental
Health
-
Kandungan Paraben dalam Kosmetik Dianggap Menyebabkan Kanker, Benarkah?
-
Bek Timnas Rizky Ridho Selalu Minum Sambil Jongkok, Ini Alasannya
-
5 Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar pada Kesehatan, Jangan Sepelekan Ya!
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Suka Konsumsi Kulit Buah Kopi? Ini 3 Manfaat yang Terkandung di Dalamnya
Terkini
-
PSSI Targetkan Timnas Indonesia Diperingkat ke-50 Dunia pada Tahun 2045 Mandatang
-
Review Gunpowder Milkshake: Ketika Aksi Bertemu dengan Seni Visual
-
Memerankan Ibu Egois di Family by Choice, Kim Hye Eun: Saya Siap Dihujat
-
3 Serum yang Mengandung Tranexamic Acid, Ampuh Pudarkan Bekas Jerawat Membandel
-
3 Varian Cleansing Balm Dear Me Beauty untuk Kulit Kering hingga Berjerawat