Ketika seseorang terlihat mengarungi kehidupannya dengan tenang, tapi sesungguhnya sedang mengalami tekanan besar dan bersusah payah mempertahankan posisinya, inilah yang disebut duck syndrom. Cara bebek berenang adalah analogi yang digunakan untuk menjelaskan perasaan ini. Si bebek memang tampak tenang meluncur di permukaan, tapi sesungguhnya kakinya terus mendayung sekuat tenaga, demi menjaganya tetap mengapung di atas air.
Perasaan semacam ini dialami pula oleh sebagian orang. Istilah ini tidak secara formal merujuk pada penyakit mental tertentu, tetapi perasaan susah payah mempertahankan sikap tenang secara eksternal sembari bergelut memenuhi tuntutan hidup adalah sesuatu yang nyata.
Darimana sindrom ini muncul? Menurut betterhelp, sindrom ini disebut juga dengan Stanford Duck Syndrome karena diciptakan di Universitas Stanford. Sindrom ini merupakan sebuah kiasan yang disematkan pada mereka yang berusaha tampak tenang, tetapi sesungguhnya mengalami tekanan dan kepanikan untuk meraih suatu tujuan. Orang yang mengalami perasaan ini bisa jadi menaruh tekanan atau standar yang tinggi pada diri mereka sendiri.
Masih menurut sumber yang sama, gangguan mental umum dialami kalangan mahasiswa. Sebuah riset menunjukkan bahwa 63 persen mahasiswa merasa kewalahan dengan masalah kecemasan. Sementara itu, 40 persen lagi melaporkan depresi berat yang berefek pada kesulitan beraktivitas.
Duck syndrome secara formal memang belum dikategorikan sebagai penyakit mental, tetapi ada gejala yang dapat dikenali pada mereka yang mengalami stres berat karena mempertahankan sikap tenang, bahkan memaksakan untuk memperlihatkan bahwa hidup sedang baik-baik saja. Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Merasa kewalahan dengan situasi
- Kesulitan menenangkan pikiran
- Merasa bersalah pada diri sendiri, kesepian, atau membandingkan diri dengan orang lain, merasa bahwa orang lain selalu dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik
- Merasa grogi
- Gejala fisik seperti merasa tak punya energi, susah tidur, otot tegang, mimisan
- Gejala kognitif seperti, khawatir terus menerus, pelupa, susah fokus.
- Perubahan pada kebiasaan seperti selera makan, konsumsi alkohol berlebih
Lalu, apa yang dapat kita lakukan untuk mengatasi duck syndrome? Mengutip dari Alodokter, beberapa tips berikut dapat membantu kamu menjaga kesehatan mental, yaitu:
- Melakukan konseling
- Mengenali kapasitas diri
- Belajar mencintai diri sendiri
- Menjalani gaya hidup sehat
- Luangkan waktu untuk diri sendiri
- Mengubah pola pikir menjadi lebih positif
Selain itu, bila belum mengalami perubahan, masih merasa kewalahan dengan perasaan tak tenang dan kecemasan, jangan takut dan malu untuk mencari pertolongan dari profesional. Sekian.
Tag
Baca Juga
-
5 Tips Memilih Rekomendasi Klinik dan Dokter Hewan
-
Kim Sejeong Comeback Melalui Drama Korea A Business Proposal, Ini 6 Faktanya!
-
BTS Berhasil Shooting di Grand Central Station, Berikut 3 Rahasia yang Harus Kamu Ketahui!
-
HyunA dan DAWN Resmi Tunangan, Ini 7 Fakta Perjalanan Asmara Mereka Selama 6 Tahun
-
5 Fakta Drama Korea 'All of Us Are Dead,' Variasi Zombie hingga Latihan Fisik
Artikel Terkait
-
Menggali Makna Kehidupan dalam Buku Seni Tinggal di Bumi Karya Farah Qoonita
-
Beda Gejala Panik dan Kecemasan, Ini Cara Mengatasinya
-
Ulasan Buku Bersyukur Tanpa Libur: Belajar Menerima Apa yang Kita Miliki
-
Mengenal Digital Detox, Menjauh dari Media Sosial
-
Psikolog UGM Bagikan Cara Mengurangi Dampak Negatif Stres
Health
-
Kandungan Paraben dalam Kosmetik Dianggap Menyebabkan Kanker, Benarkah?
-
Bek Timnas Rizky Ridho Selalu Minum Sambil Jongkok, Ini Alasannya
-
5 Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar pada Kesehatan, Jangan Sepelekan Ya!
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Suka Konsumsi Kulit Buah Kopi? Ini 3 Manfaat yang Terkandung di Dalamnya
Terkini
-
Alvin Lim Tuding Denny Sumargo Biang Kerok Konflik Agus Salim dan Teh Novi: Makanya Nggak Beres-Beres
-
Quick Count vs Hasil Resmi Pemilu: Akurasi atau Sekadar Kontroversi?
-
4 Pilihan OOTD Chic ala Jang Gyu-ri, Fashionable di Setiap Kesempatan!
-
Politik Uang di Pilkada: Mengapa Masyarakat Terus Terpengaruh?
-
Love is A Promise: Berdamai dengan Trauma Demi Menemukan Cinta Sejati!