Saat ini, manusia tengah dihadapkan pada kemajuan teknologi yang bahkan dapat membuatnya ketergantungan. Namun, apakah Anda menyadari bahwa kemajuan teknologi telah memberikan sejumlah dampak terhadap berbagai aspek dalam kehidupan manusia?
Salah satu aspek kehidupan yang banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi adalah gaya hidup. Dengan hanya duduk manis saja, kita sudah bisa mengakses berbagai konten hiburan, edukasi, serta informasi lainnya melalui smartphone, yang tanpa disadari dapat menghabiskan waktu hingga berjam-jam.
Begitu pun dalam hal pemenuhan kebutuhan, salah satunya membeli makanan. Seperti diketahui, kita dapat memanfaatkan fasilitas delivery order untuk memesan makanan tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga.
Berbagai kemudahan tersebutlah yang justru dapat membuat kita terjebak pada suatu gaya hidup yang disebut dengan sedentary lifestyle.
Apa itu sedentary lifestyle?
Sederhananya, sedentary merupakan istilah yang digunakan bagi kegiatan yang dilakukan di luar jam tidur kita, dengan ciri khas yaitu pengeluaran energinya yang rendah. Contoh dari aktivitas sedentary di antaranya adalah, berbaring, tidur siang, duduk, menonton televisi, dan bermain game. Dikatakan sebagai gaya hidup jika aktivitas-aktivitas tersebut sudah sering anda lakukan atau bahkan sulit anda hindari.
Bagaimana aktivitas sedentary memengaruhi tubuh kita?
Menurut Park JH et al (2020) dalam jurnalnya mengungkapkan bahwa gaya hidup kurang bergerak ini dapat memengaruhi tubuh kita melalui berbagai mekanisme, di antaranya adalah mengganggu jalannya metabolisme tubuh, sirkulasi darah, serta keseimbangan hormon. Selain itu, gaya hidup ini juga dapat menyebabkan terjadinya adipositas yang berhubungan erat dengan peningkatan berat badan serta peradangan kronis sebagai salah satu faktor risiko dari kanker.
Berikut ini berbagai dampak buruk yang dapat diakibatkan oleh sedentary lifestyle.
1. Diabetes Melitus
Pertama, dampak yang dapat ditimbulkan oleh sedentary lifestyle adalah diabetes melitus. Berbagai penelitian telah menemukan fakta adanya peningkatan prevalensi diabetes melitus tipe 2 pada para pelaku aktivitas sedentary. Walaupun sulit kita hindari, kegiatan seperti duduk yang lama dapat memengaruhi jalur metabolisme tertentu dalam tubuh, sehingga dapat menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah.
2. Hipertensi
Siapa yang tidak mengenal hipertensi? Faktanya, ketika kurang bergerak, kita akan berisiko tinggi terkena hipertensi. Aktivitas sedenter dapat memengaruhi tekanan darah melalui berbagai mekanisme. Salah satu caranya yakni mengubah curah jantung dan menghambat aliran darah dalam pembuluh. Hal ini menyebabkan darah semakin sulit untuk mengalir, sehingga tekanan darah akan meningkat.
3. Dislipidemia
Dislipidemia merupakan kondisi di mana kadar lemak dalam darah terlalu tinggi atau terlalu rendah. Aktivitas sedenter menyebabkan disfungsi metabolik yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar trigliserida darah, penurunan kadar kolesterol baik (HDL), dan penurunan fungsi hormon insulin.
4. Obesitas
Lamanya waktu sedentary yang kita lakukan memiliki hubungan erat dengan peningkatan risiko obesitas, akibat adanya ketidakseimbangan energi pada tubuh. Ketika jarang bergerak, secara otomatis pemasukan energi harian akan lebih besar, dibandingkan dengan pengeluarannya. Hal tersebutlah yang dapat membuat berat badan kita naik.
5. Meningkatkan Risiko Kanker
Aktivitas sedentary juga erat kaitannya dengan tingkat kejadian penyakit kanker. Menurut penelitian yang menyelidiki hubungan antara perilaku menetap dengan prevalensi kanker, risiko kanker 13% lebih tinggi pada kelompok dengan waktu sedentary yang lama, dibandingkan dengan kelompok dengan waktu yang pendek. Selain itu, pada penelitian lain didapatkan bahwa aktivitas sedentary dapat meningkatkan risiko kanker sebesar 20%.
6. Osteoporosis
Tidak sampai di situ, perilaku menetap juga diketahui memiliki hubungan dengan menurunnya kepadatan mineral pada tulang yang dapat menyebabkan osteoporosis. Osteoporosis sendiri merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kondisi tulang kita menjadi lemah dan rapuh.
7. Kematian Dini
Hal paling mengerikan yang dapat ditimbulkan jika kita terlampau sering melakukan kegiatan sedentary adalah kematian dini. Hal tersebut diakibatkan aktivitas sedentary sangat berkaitan erat dengan timbulnya berbagai penyakit berat, seperti jantung, diabetes melitus, serta kanker. Maka, tak heran bukan jika aktivitas ini dapat meningkatkan risiko kematian dini? Selain itu, dalam sebuah penelitian yang meneliti korelasi antara waktu menonton televisi dengan risiko kematian, didapatkan bahwa orang yang menonton televisi selama 6 jam sehari memiliki risiko kematian dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang menonton televisi selama kurang dari 2 jam sehari.
Banyak cara yang bisa kita lakukan demi menghindari berbagai dampak buruk akibat aktivitas tersebut. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan aktivitas fisik serta mengurangi kegiatan sedentary itu sendiri.
Yakin masih malas bergerak setelah mengetahui berbagai macam dampak buruk tersebut?
Referensi:
Park JH, Moon JH, Kim HJ, Kong MH, Oh YH. Sedentary lifestyle: Overview of updated evidence of potential health risks. Korean Journal of Family Medicine. 2020;41(6):365–73.
Tag
Baca Juga
Artikel Terkait
-
IDI Bogor Komitmen Tingkatkan Kapasitas Dokter, Percepat Penanganan Darurat, Hengky Apresiasi
-
Tak Perlu Takut Kanker! Pemerintah Sediakan Skrining Gratis Mulai 2025
-
Rahasia Umur Panjang yang Jarang Diketahui! Coba Trik Ini Sekarang!
-
MIND ID Tingkatkan Akses Kesehatan Masyarakat di Area Tambang Sepanjang 2024
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?
Health
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Suka Konsumsi Kulit Buah Kopi? Ini 3 Manfaat yang Terkandung di Dalamnya
-
Sehat ala Cinta Laura, 5 Tips Mudah yang Bisa Kamu Tiru!
-
4 Minuman Pengahangat Tubuh di Musim Hujan, Ada yang Jadi Warisan Budaya!
-
6 Penyakit yang Sering Muncul saat Musim Hujan, Salah Satunya Influenza!
Terkini
-
Ulasan Buku 'Di Tanah Lada': Pemenang II Sayembara Menulis Novel DKJ 2014
-
Belajar Berani Untuk Tidak Disukai Melalui Buku The Courage to be Dislike
-
Scrambled: Journeylism, Misteri Dokumen yang Hilang dan Musuh dalam Selimut
-
Pujian Berkelas Legenda Inggris ke Timnas Indonesia: Sedang Naik Daun
-
Gegara Belanda, Jayden Oosterwolde Masih Tunda Tawaran Timnas Indonesia dan Suriname