Tidak satu pun anak terlahir dalam keadaan depresi. Meskipun temperamen memang dimiliki anak mulai sejak lahir. Ada yang tergolong bertemperamen mudah, pendiam, dan sulit.
Akan tetapi, tidak ada satu pun hasil penelitian yang memastikan hubungan yang nyata antara temperamen anak dengan kemungkinan depresi.
Hal tersebut karena depresi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan.
Berikut 3 faktor penyebab anak depresi:
1. Konflik antara orangtua dengan anak
Anak yang depresi seringkali terlibat konflik dengan orangtua atau saudara kandungnya. Ketika mereka diminta untuk menggambarkan keluarganya, umumnya mereka memberikan penilaian terhadap keluarganya, berupa: hubungan yang jauh, orangtua tidak mendukung, orangtua tidak memberi perhatian yang dibutuhkan, orangtua tidak toleran, orangtua otoriter, dan keluarga jarang menikmati saat-saat santai bersama.
Prilaku anak depresi yang mudah marah, cenderung menarik diri untuk berkomunikasi dengan orangtua sehingga hubungan menjadi dingin dan seakan bermusuhan. Menurut hasil penelitian, orangtua dari anak yang depresi juga sering mengalami depresi, seperti sering mengomel, menghardik, cepat mengkritik, jarang memberikan penjelasan, dan dorongan dalam menghadapi anak.
2. Tekanan hidup sehari-hari
Peristiwa traumatis yang diikuti dengan penanganan yang baik, biasanya disinyalir dapat menyelamatkan anak dari depresi. Begitu pula kaitan antara depresi dengan kekerasan yang dialami anak, tergantung pada berapa lama, seberapa parah, dan oleh siapa. Jika kekerasan yang dialami anak semakin lama, semakin parah dan dilakukan oleh anggota keluarganya, maka risiko anak menjadi depresi semakin besar.
Perceraian juga disebut-sebut sebagai salah satu penyebab depresi pada anak. Akumulasi dari tekanan hidup sehari-hari, seperti pertengkaran terus-menerus antara ayah dan ibu, antara anak dan orangtua, atau antara anak dan lingkungan pergaulannya, lebih berpengaruh daripada satu peristiwa traumatis dalam hidupnya.
3. Perubahan kimiawi dalam sistem otak
Serotonin memegang peranan penting dalam sistem otak yang mengatur tidur, selera makan, motorik, dan agresi. Gangguan serotonin menyebabkan timbulnya gejala-gejala pada penyakit emosi, khususnya depresi.
Inilah tiga faktor penyebab terciptanya depresi pada diri anak. Masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya depresi pada anak, namun ketiga faktor inilah yang lebih dominan daripada faktor-faktor yang lain.
Baca Juga
-
Ulasan Buku Gaga dan Ruri: Ajari Anak agar Tidak Mengambil Milik Orang Lain
-
Ulasan Buku Atraksi Beka: Temukan Bakat Diri dengan Melawan Rasa Ragu
-
Ulasan Buku Badu dan Kue Pesanan: Membangun Rasa Percaya Diri Sejak Dini
-
Buku Bertajuk Kesombongan Jerapah: Perilaku Congkak yang Membawa Celaka
-
Buku Festival Layang-Layang: Belajar Menghargai Karya Orang Lain dengan Bijak
Artikel Terkait
-
Kata Kapolda Kepri Soal Ibu Rantai dan Siksa Anak Sendiri di Batam
-
Siapa Ayah Rezky Aditya? Wajib Nafkahi Anak di Luar Nikahnya Sebesar Rp5 Juta per Bulan
-
Stres Saat Hamil Picu Anak Lahir Epilepsi? Ini Faktanya
-
Ulasan Buku Gaga dan Ruri: Ajari Anak agar Tidak Mengambil Milik Orang Lain
-
Netizen Unggah Foto Ivan Sugianto dengan Pamen TNI dan Polri, Ternyata Begini Hubungannya
Health
-
Sehat ala Cinta Laura, 5 Tips Mudah yang Bisa Kamu Tiru!
-
4 Minuman Pengahangat Tubuh di Musim Hujan, Ada yang Jadi Warisan Budaya!
-
6 Penyakit yang Sering Muncul saat Musim Hujan, Salah Satunya Influenza!
-
Viral di Tiktok Program Diet dengan Kopi Americano, Apakah Aman Bagi Tubuh?
-
Ini 4 Alasan Mengapa Minum Kopi sebelum Bekerja Sangat Dianjurkan
Terkini
-
Review Novel The Lantern of Lost Memories, Kisah Studio Ajaib bagi Jiwa yang Pergi
-
Selamat! Shenina Cinnamon Menang Penghargaan Festival Film di Filipina
-
Cameron Diaz Siap Beraksi di Film Back in Action, Intip Teaser Perdananya
-
Review Film Gladiator II, Tekad Lucius Bangun Ulang Kejayaan Roma
-
Takluk 4-0 dari Jepang, Saatnya Shin Tae-yong Didepak dari Timnas?