Selama ini, yang kita ketahui tentang gangguan tidur adalah insomnia yang merupakan keadaan sulit atau tidak bisa tidur karena suatu gangguan jiwa. Namun, ternyata, ada pula suatu jenis gangguan tidur yang membuat perilaku kita menjadi abnormal ketika tidur. Kondisi gangguan ini dinamakan dengan parasomnia.
Lebih jelasnya, parasomnia adalah gangguan yang menunjukkan adanya perilaku abnormal atau tidak biasa ketika kita baru tertidur, sudah tertidur, atau bahkan saat terbangun. Umumnya, gejala parasomnia terjadi ketika kita telah memasuki tahapan tidur lelap yang menyebabkan penderita parasomnia tetap dalam keadaan tertidur ketika kejadian berlangsung. Namun, bisa juga di fase antara tertidur dan terbangun.
Gangguan parasomnia bisa berupa berbagai jenis gejala tidak normal saat kita tertidur, seperti tidur sambil berjalan, confusional arousals, mimpi buruk, night terror, mengigau, dan beberapa kondisi lainnya. Menurut Sleep Education yang dirangkum dari laman hellosehat.com, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terkena parasomnia. Berikut ulasannya.
Jika orang tua atau salah satu saudara kita mengalami kondisi parasomnia, maka bisa jadi hal tersebut dapat menurun kepada kita. Karena, parasomnia dapat terjadi karena faktor keturunan dalam sebuah keluarga.
2. Stres
Ketika kita tertekan, maka kita akan mudah merasa stres. Kondisi stres ini membuat kita rentan terkena gangguan tidur sejenis parasomnia. Gejala parasomnia yang paling sering muncul ketika kita stres biasanya adalah tidur sambil berjalan. Namun, tidak perlu cemas. Sebab, kondisi ini bisa berhenti ketika kita berhasil mengendalikan stres kita dengan baik.
3. Post-traumatic stress disorder (PTSD)
Orang-orang yang terkena PTSD atau gangguan stres pascatrauma akan rentan terkena parasomnia. Biasanya, mereka yang mengalami gangguan mental cenderung mengalami yang namanya mimpi buruk. Bahkan, hampir sekitar 80% orang yang mengidap PTSD mengalami mimpi buruk selama 3 bulan.
4. Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol
Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol biasanya dapat membuat kita mengalami yang namanya night terror, tidur sambil berjalan, dan gangguan parasomnia yang lainnya. Mengonsumsi kedua jenis benda tersebut juga dapat membuat gejala parasomnia yang sedang kita alami menjadi bertambah parah.
Itulah 4 faktor yang bisa meningkatkan risiko parasomnia. Parasomnia yang terjadi berulang kali di dalam jangka waktu yang lama dapat menjadi suatu gangguan tidur yang kompleks. Meski parasomnia menunjukkan perilaku abnormal, namun kita tidak perlu terlalu khawatir. Sebab, kondisi ini umum terjadi serta tidak berkaitan dengan gangguan mental atau penyakit tertentu.
Tag
Baca Juga
-
4 Hal yang Bikin Si Doi Ilfeel Banget sama Kamu, Yuk Hindari!
-
5 Ciri yang Menunjukkan Seseorang Memiliki Kepribadian Omega, Kamu Termasuk?
-
Pasangan Tidak Peka? Ini 4 Cara untuk Menghadapinya!
-
4 Gejala Batu Amandel, Salah Satunya Bau Mulut
-
5 Hal Penting tentang Ablutophobia, dari Definisi hingga Treatment
Artikel Terkait
Health
-
Bed Rotting Jadi Tren Self-Care buat Gen Z, Sehat atau Nggak Sih?
-
Kepala 'Meledak' Gara-gara Stres? Ini 10 'Obat' Simpel yang Bisa Bikin Tenang Lagi
-
Tak Sekadar Mood Swing, Ini 4 Fase Perempuan yang Perlu Kamu Tahu!
-
Bukan Cuma buat Saus, Ini 7 'Kekuatan Super' Tomat yang Bikin Kamu Makin Sehat
-
Bukan Cuma Bungkuk, Ini 5 Cara Sederhana Mencegah Skoliosis Biar Gak Makin Parah
Terkini
-
Timnas Indonesia U-22, SEA Games dan Laga Uji Coba Melawan Mali yang Terkesan Percuma
-
Suka Moon River? Ini 5 Drama Korea Pertukaran Jiwa yang Seru untuk Ditonton
-
Otaknya Nggak Kalah Sama Manusia! Ini 10 Hewan Paling Cerdas di Muka Bumi
-
Sutradara One Piece dan Dragon Ball, Tatsuya Nagamine Tutup Usia
-
4 Cleanser Peptide untuk Dukung Produksi Kolagen dan Bikin Kulit Awet Muda