Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Gustya Revor
Ilustrsi kesehatan mental (pexels.com)

Kehidupan yang selalu berwarna-warni dalam setiap hari akan selalu membawa berbagai ilmu pengetahuan baru yang dapat diakses dengan mudah setiap harinya. Terutama bagaimana kita mulai mengenali bermacam nama emosi yang bahkan tidak kita pikirkan sebelumnya. Perilaku sehari-hari manusia ini mulai satu per satu memiliki istilah-istilah unik masing-masing. Namun ada beberapa istilah yang memang dilarang untuk kita melakukan self diagnosis kendati terdapat persamaan gejala dalam diri kita. Menyadur dari psycircle.id, berikut 3 istilah dalam psikologi yang sering kalian dengar.

1. Flexing

Pernah ketemu teman yang apa-apa pamer? Pamer prestasi yang sudah diraih, capaian kerja yang melampaui target, harta benda kekayaan atau bahkan bagaimana asiknya dia bisa traveling dengan bebas ke luar negeri?

Inilah yang disebut dengan perilaku flexing atau pamer. Pamer ini biasanya memiliki tujuan untuk meminta pengakuan dari semua orang tentang apa yang dimilikinya dan merasa hal itu adalah sesuatu yang perlu dibanggakan ke semua orang. Namun tujuan lain bisa jadi hanya untuk share moment penting tanpa ada maksud apa-apa.

2. Non Suicidal Self Injury (NSSI)

Kalian pernah diancam putus oleh mantan pacar kalian dengan menggunakan kata-kata "aku tidak bisa hidup tanpa kamu"? Atau malah dibarengi dengan lampiran foto pergelangan tangannya yang tersayat berdarah demi tidak mau putus denganmu?

Hal ini disebut dengan NSSI atau istilahnya adalah perilaku menyakiti diri tanpa bermaksud menghilangkan nyawa. 

Perilaku ini muncul sering kali hanya sebagai bentuk cari perhatian seperti kasus di atas, di mana misal pacar tidak ingin putus dan mengancam dengan menyayat tangannya sebagai permohonan dia tak ingin pisah denganmu. NSSI bisa menjadi sesuatu yang menular jika orang lain melihat peristiwa tersebut juga dan terdorong untuk meniru.

Meski begitu, harus diperhatikan bahwa bagaimanapun keadaannya, pelaku NSSI bukanlah orang yang sedang baik-baik saja! Mereka bisa ditangani dengan membawa ke profesional untuk diberikan psikoterapi serta diberikan dukungan sosial baik keluarga maupun teman sebaya.

Harus diperhatikan juga, dilarang keras melakukan self diagnosis ya, guys!

3. Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)

PTSD merupakan kecemasan yang dialami seseorang setelah mengalami atau menyaksikan kejadian traumatik.

Seperti misalnya seseorang pernah keracunan parah karena memakan ayam goreng hingga dilarikan ke rumah sakit, setelah itu dia tak ingin menyentuh ayam goreng lagi karena takut keracunan. Atau ketika seseorang pernah menyaksikan sebuah kecelakaan besar yang menimpa bus yang mengangkut salah satu keluarganya hingga tewas, itu membuatnya tidak ingin menaiki bus lagi setelahnya.

Beberapa tanda seseorang mengalami PTSD antara lain adalah:

  • Reexperiencing (perilaku yang muncul ketika teringat kejadian tersebut, bisa berupa jantung yang berdetak kencang dan muncul keringat dingin)
  • Avoidance (menghindari hal-hal yang berbau kejadian traumatis agar tidak terulang, bisa juga berupa mengubah suatu perilaku atau kebiasaan tertentu)
  • Hyperarousal (perilaku waspada berlebihan, hal ini bisa menimbulkan serangan panik)

Orang yang mengalami PTSD dan sudah mengganggu kehidupannya dapat diatasi dengan:

  1. Psikoterapi untuk mengurangi efek trauma
  2. Terapi obat-obatan
  3. Berada di lingkungan sehat yang dapat menunjang pulih dari trauma
  4. Mengalihkan pikiran ke yang lebih positif

Itulah 3 istilah psikologi yang harus kamu tahu untuk menambah pengetahuanmu! Again, dilarang keras self diagnosis ya guys!

Gustya Revor