Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Zahrin Nur Azizah
Ilustrasi meminum susu. (Pexels/samer daboul)

Minuman susu sering dianggap hanya diperuntukkan untuk anak-anak saja. Padahal faktanya orang dewasa pun juga membutuhkan minuman susu untuk mencukupi kebutuhan gizi harian mereka. Karena dalam tiap harinya apa yang dimakan belum tentu sudah memenuhi gizi yang seharusnya dibutuhkan oleh tubuh. Untuk itulah, disarankan untuk mengonsumsi tiga gelas susu dalam sehari.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, masih banyak yang memercayai minuman susu hanya untuk anak-anak yang masih dalam tahap pertumbuhan. Oleh karena itu kamu perlu mengetahui fakta apa saja seputar minuman susu ini sehingga kamu tidak lagi percaya dengan mitos-mitos yang beredar luas di masyarakat.

Merangkum dari hellosehat dan alodokter, inilah 5 fakta seputar minuman susu yang perlu kamu tahu.

1. Fungsi susu tidak hanya untuk menguatkan tulang

Banyak orang telah mengetahui bahwa susu merupakan sumber vitamin D yang baik untuk pertumbuhan tulang pada anak dan menjaga kesehatan dan kepadatan tulang dan gigi.

Faktanya tidak hanya vitamin D saja yang terkandung dalam susu, namun ada beberapa vitamin dan mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh.

Contohnya adalah vitamin A yang baik untuk kesehatan mata, beberapa vitamin B yang berfungsi untuk membantu pengolahan makanan dalam tubuh. 

2. Minuman susu dapat membantu proses diet

Ada yang beranggapan bahwa mengonsumsi susu dapat membuat gemuk. Sayangnya anggapan tersebut tidak benar karena faktanya mengonsumsi susu dapat membantu proses diet. Dalam 100 ml susu sapi terkandung energi 61 kalori, karbohidrat 4,3 gram, dan lemak 3,5 gram.

Kandungan tersebut belum termasuk jumlah protein dan kandungan air di dalamnya. Dengan begitu mengonsumsi susu dapat membuat seseorang merasa kenyang sehingga dapat mencegah berat badan naik.

Selain itu, saat melakukan diet ada kemungkinan beberapa nutrisi tidak masuk dalam tubuh. Untuk memenuhi kekurangan tersebut maka dianjurkan untuk mengonsumsi susu agar gizi tetap terpenuhi. 

3. Susu segar sama sehatnya dengan susu UHT

Apakah kamu pernah mendengar pernyataan bahwa susu segar lebih sehat dari susu UHT? sayangnya pernyataan tersebut salah. Susu segar dan susu UHT memliki kandungan gizi yang hampir sama dan tidak jauh berbeda.

Walaupun susu UHT telah melewati proses pemanasan, namun tahap tersebut tidaklah menghilangkan gizi yang terkandung dalam susu. Justru susu UHT bisa dibilang lebih sehat karena bakteri dan mikroorganisme berbahaya lainnya telah mati karena proses pemanasan.

Sedangkan susu segar belum tentu menyehatkan karena dalam prosesnya tidak ada pemanasan sehingga dikhawatirkan masih ada bakteri yang merugikan tertinggal di dalamnya.

4. Susu UHT bisa mencegah osteoporosis

Walaupun telah melalui proses pasteurisasi, susu UHT tetap memiliki kandungan kalsium yang sama dengan susu segar. Dengan begitu anggapan bahwa susu UHT tidak bisa mencegah osteoporosis adalah salah dan hanyalah mitos belaka.

Sebuah penelitian membuktikannya dengan menggunakan air susu ibu (ASI) yang dipanaskan. Hasilnya menunjukkan tidak ada perubahan pada asam amino, fosfor, dan kalsium walaupun sudah mengalami pemanasan.

5. Dapat mencegah depresi

Apakah kamu tahu bahwa susu dapat mencegah depresi? Ternyata tidak hanya menjaga kesehatan dan imun tubuh, susu juga dapat menangani dan mencegah masalah psikis seperti depresi.

Hal ini dibuktikan melalui sebuah penelitian dari jurnal Sosial Psychiatry and Psychiatric Epidemiology. Penelitian ini melibatkan 1.159 partisipan dengan kriteria berusia 19-83 tahun yang bertempat tinggal di Jepang. Para partisipan akan menjawab pertanyaan seberapa sering mereka dalam mengonsumsi susu dan produk olahannya.

Hasilnya, orang-orang yang memiliki kebiasaan mengonsumsi susu memiliki peluang empat kali lebih kecil mengalami depresi.

Jadi sudah jelas bukan bahwa semua orang dari berbagai usia perlu untuk mengonsumsi minuman susu. Namun, jika kamu memiliki alergi terhadap protein dalam susu sapi, lebih baik kamu menghindari meminumnya dan mungkin perlu konsultasi ke dokter untuk menanyakan alternatif pengganti susu sapi.

Zahrin Nur Azizah