Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Tan Puan
ilustrasi cacar monyet alias monkeypox. (Dok. Envato)

Setelah badai virus Covid-19 yang melanda dunia, kini muncul jenis virus baru yang dapat menular ke sesama manusia. Monkeypox merupakan penyakit zoonosis yang menular dari monyet dan hewan pengerat yang sudah terinfeksi ke manusia. Monkeypox memiliki gejala yang hampir mirip dengan smallpox dan tidak lebih parah darinya. Smallpox sendiri merupakan penyakit cacar yang sudah dimusnahkan pada tahun 1980 dan vaksinasinya sudah dihentikan. Kemunculan monkeypox menjadi perhatian baru di dunia kesehatan.

Merangkum informasi dari WHO dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, berikut hal yang perlu kamu ketahui tentang virus monkeypox.

1. Pertama kali menulari manusia pada 1970

Melansir informasi dari WHO, monkeypox pertama kali teridentifikasi pada koloni monyet yang dipelihara untuk keperluan penelitian pada tahun 1958. Kemudian pertama kali ditemukan menjangkiti manusia pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Pasiennya adalah seorang anak laki-laki berusia 9 bulan. Sejak saat itu monkeypox mulai menyebar di wilayah Afrika.

2. Sebabkan ruam dan bintil bernanah

Gejala monkeypox lebih ringan dan tidak jauh berbeda dengan cacar air. WHO melalui website resminya mengatakan bahwa, gejala monkeypox dapat berlangsung selama 2-4 minggu. Ciri-cirinya pasien mengalami demam, lemas, sakit kepala yang berat, sakit punggung, nyeri otot, pembengkakan pada kelenjar getah bening disertai ruam-ruam pada kulit seperti di telapak tangan, kaki, dan wajah.

Ruam pada kulit biasanya muncul setelah 1-3 hari sejak demam. Ruam tersebut akan berkembang menjadi bintil merah yang berisi cairan bening hingga nanah, kemudian akan melepuh dan mengeras lalu rontok dengan sendirinya.

3. Perlu test PCR untuk diagnosa

Monkeypox termasuk dalam genus orthopoxvirus yang menghasilkan antigen dan antibodi yang dapat membuatnya terlihat seperti virus lainnya. WHO menyarankan penggunaan Polymerase chain reaction (PCR) untuk diagnosa monkeypox karena akurasi dan sensitivitasnya yang baik. Swab PCR untuk monkeypox dilakukan pada area kulit yang ruam di tubuh pasien.

4. Dapat menyebar ke sesama manusia

Mengutip informasi dari WHO, penyebaran monkeypox dapat terjadi ke sesama manusia melalui orang yang telah terjangkit gejala. Seperti bersentuhan dari kulit ke kulit, mulut ke kulit, hingga kontak seksual. Lingkungan yang terinfeksi monkeypox juga dapat menjadi penyebab penyebaran. Misalnya apabila orang yang terinfeksi menyentuh benda dan permukaan, jika orang lain menyentuh benda tersebut maka dapat terinfeksi. Virus ini juga dapat menular ke bayi dan anak-anak. 

5. Vaksin masih dalam pengembangan

Informasi terbaru yang didapat dari laman resmi WHO, vaksin yang sebelumnya digunakan untuk smallpox saat ini sedang dikembangkan dan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk digunakan sebagai pencegahan monkeypox. Beberapa negara menganjurkan penggunaan vaksin ini hanya untuk orang yang berisiko atau memiliki kontak erat dengan penderita monkeypox. Vaksin monkeypox belum tersedia secara luas dan vaksinasi masal belum dianjurkan untuk dilakukan.

6. Kasus pertama monkeypox di Indonesia

Kementerian Kesehatan RI mengumumkan kemunculan kasus pertama monkeypox di Indonesia pada 20 Agustus 2022 melalui laman resmi kemkes.go.id. Pasien tersebut adalah seorang laki-laki berusia 27 tahun yang memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri. Pasien mengalami cacar pada wajah, telapak tangan, hingga kaki. Kini, pasien tersebut telah dinyatakan sembuh dan negatif pada 29 Agustus 2022.

Itulah keenam fakta monkeypox yang perlu kamu ketahui. Jika kamu mengalami gejala cacar monyet ini, segera hubungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan ya.

Tan Puan