Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) merupakan kelainan hormonal ditandai dengan disfungsi pada ovum sehingga menyebabkan infertilitas yang di mana perkembangan folikel hanya mencapai ukuran 10 mm. Dilansir dari Center for Disease Control dan Prevention (CDC) PCOS, yaitu penyakit yang menjadi penyebab utama infertilitas pada wanita. Penyakit ini dapat diketahui dengan pemeriksaan melalui USG ginekologis.
Siklus haid yang tertunda atau oligomonore yang diikuti dengan anovulasi kronis merupakan tanda disfungsi ovum. Namun, anovulasi jangka panjang yang menyebabkan perdarahan di rahim yang tidak berfungsi dapat meniru siklus haid yang normal. Penderita penyakit PCOS memiliki kelebihan pada hormon androgen dan hormon insulin.
Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti hingga saat ini. Namun, terdapat beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab penyakit tersebut menyerang wanita, yaitu faktor genetik, kelebihan hormon insulin dan hormon androgen. Rata-rata pengidap penyakit ini menyerang wanita pada usia produktif terutama pada remaja yang rentan terkena penyakit ini. Di Eropa PCOS adalah masalah yang tidak lagi asing bagi wanita muda dan remaja.
BACA JUGA: Widy Vierratale Tak Tahu Arti 'Info Loker', Warganet: Dia Gak Pernah Cari Kerja
Dikutip dari National Institute of Health (NIH), Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) adalah suatu gangguan endokrin utama yang terjadi pada wanita di usia reproduksi. Penderita penyakit PCOS akan mengalami nyeri haid yang berlebih, rambut rontok, siklus haid yang tidak teratur, kelebihan berat badan, kulit menjadi berminyak atau berjerawat, timbulnya rambut yang berlebihan pada area tertentu seperti wajah, dada, punggung, dan bokong.
Mengapa PCOS dapat menyebabkan perempuan mengalami depresi? Wanita yang mengidap penyakit PCOS merasa harga dirinya lebih rendah dari wanita lain karena penampilan fisik hiperandrogenisme seperti obesitas, wajah yang berjerawat batu atau kistik, rambut yang rontok, seborrhea, dan hirsustisme. Hal tersebut tentu saja dapat memengaruhi identitas feminin mereka. Wanita tersebut akan merasa insecure dengan kondisi fisik tersebut.
Faktor psikososial bukan menjadi salah satu penyebabnya. Akan tetapi, terdapat beberapa gejala utama seperti disfungsi pada haid, obesitas, dan infertilitas. Penderita PCOS memiliki gejala neurotik di mana seseorang mengalami kesulitan dalam mengatasi stres, depresi, dan cemas. Pada kondisi ini masalah psikologis yang kebanyakan dialami oleh wanita yang mengidap penyakit ini, yaitu depresi.
Penderita PCOS mengalami gejala-gejala depresi diantaranya, yaitu mood depresif, melankolis, dan selalu merasa sedih. PCOS dapat menyebabkan gangguan mental lainnya termasuk bipolar, anxiety, insomnia, dan skizofrenia. Penderita PCOS lebih banyak mengalami kesulitan tidur atau insomnia.
Lalu, bagaimana mengatasi stress pada penderita PCOS?
Mengatasi stres pada penderita PCOS dapat dilakukan dengan cara farmakologi maupun nonfarmakologi. Pada farmakologi dapat dilakukan dengan pemberian obat antidepresan dan anti cemas termasuk golongan benzodizapam seperti alprazolam tapi dapat menyebabkan ketergantungan yang berlebih. Sedangkan dalam nonfarmakologi cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi stres, yaitu berelaksasi dengan cara meditasi.
PCOS dapat ditangani dengan merubah pola hidup yang sehat, rajin berolahraga, dan melakukan diet rendah kalori. Biasanya dokter memberikan obat-obatan yang dapat membantu siklus haid menjadi teratur dengan pemberian pil progestin dsb. Dokter pun dapat memberikan obat anti diabetes seperti metformin karena dikhawatirkan wanita yang menderita penyakit ini dapat terkena risiko penyakit diabetes. Timbulnya rambut yang berlebih pada area tertentu dapat diatasi dengan mencukur.
PCOS merupakan penyakit yang berbahaya apabila tidak diatasi secara langsung. Karena, penderita PCOS dapat menderita penyakit lain termasuk obesitas, kanker endometrium, stroke, diabetes, dan disfungsi jantung. Oleh sebab itu, apabila telah mengalami tanda dan gejala dari penyakit PCOS segerakan untuk pergi menemui dokter agar dapat ditangani lebih lanjut.
Video yang mungkin kamu lewatkan.
Tag
Baca Juga
Artikel Terkait
-
5 Manfaat Jus Seledri untuk Kulit, Solusi Alami Mengurangi Jerawat di Wajah
-
Serikat Pekerja Mengecam Penghapusan Kelas BPJS Kesehatan Jadi KRIS Tunggal
-
Harus Pilih-Pilih, Penderita Sakit Ginjal Disarankan Hindari 6 Olahraga Ini agar Tidak Cedera
-
4 Tanda Kekurangan Vitamin D yang Sering Diabaikan, padahal Sering Dirasakan Sehari-hari
-
Jenis Kelelahan yang Sering Disalahpahami sebagai Rasa Malas
Health
-
Ilmuwan Temukan 'Sidik Jari' Makanan Ultra-Proses dalam Darah dan Urin
-
Popcorn Brain: Ketika Otak Sulit Fokus Akibat Sering Terpapar Gadget
-
Neural Fatigue: Kelelahan Kognitif Akibat Terpapar Stimulus Berulang
-
Attention Fragmentation: Pecahnya Pikiran Akibat Konsumsi Konten Receh
-
Fenomena Brain Fog: Kesulitan Fokus Akibat Sering Konsumsi Konten Receh
Terkini
-
Marvel Resmi Tunda Dua Film Avengers Ini Demi Tingkatkan Kualitas
-
Mengulik Save me Karya Xdinary Heroes: Kala Jiwa yang Terluka Harapkan Pertolongan Tuhan
-
Boy Group AHOF Umumkan Debut Juli, Gandeng EL CAPITXN sebagai Produser
-
Dikabarkan Kembali ke Spanyol, Mampukah Jordi Amat Bersaing di Usia Senja?
-
Marvel Hapus 3 Film dari Jadwal Rilis Usai Doomsday dan Secret Wars Ditunda