Anak-anak memang cenderung menyukai makanan manis. Salah satu makanan manis yang umumnya disukai anak-anak yaitu permen. Saking sukanya, beberapa anak juga bisa makan permen secara berlebihan.
Hal ini dikarenakan mereka masih belum tahu risiko dan bahaya yang bisa terjadi akibat terlalu sering makan permen seperti gigi berlubang dan sakit gigi. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk selalu membatasi konsumsi permen pada anak sejak usia dini.
Ternyata bahaya makan permen secara berlebihan pada anak tidak hanya mengakibatkan gigi berlubang saja, lho. Melansir dari laman sehatq.com, ada beberapa efek buruk yang bisa terjadi apabila anak makan permen terlalu banyak. Berikut penjelasannya.
1. Menyebabkan Sakit Gigi
Setiap orang tua pasti tahu jika mengonsumsi permen terlalu sering bisa menyebabkan gigi berlubang dan sakit gigi pada anak. Hal ini dikarenakan kandungan gula yang tinggi dan lengket dalam permen berisiko menyebabkan gigi berlubang.
Permen cenderung menempel pada sela-sela gigi dan susah dibersihkan. Sisa permen inilah yang kemudian menjadi makanan bakteri dan menyebabkan asam yang dapat merusak gigi.
2. Obesitas
Makan permen secara berlebihan ternyata juga bisa memicu obesitas pada anak. Hal ini disebabkan permen mengandung gula yang cukup tinggi.
Kelebihan gula juga bisa menyebabkan tubuh terlalu banyak mendapatkan kalori. Apabila terlalu banyak, kalori yang masuk ke dalam tubuh akan disimpan sebagai lemak yang dapat memicu obesitas.
Tak sampai di situ, umumnya permen juga menggunakan lemak sebagai bahan pembuatannya. Oleh karena itu sangat penting untuk membatasi konsumsi permen pada anak.
3. Kurang Gizi
Permen mengandung gula yang cukup tinggi yang bisa membuat perut kenyang lebih lama. Apabila dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan, permen dapat membuat anak menjadi susah makan. Apabila ini berlangsung lama dan menjadi kebiasaan, asupan nutrisi pada anak tidak akan tercukupi dengan baik.
Anak yang seharusnya mengonsumsi makanan sehat dengan seimbang hanya akan merasa kenyang dengan makan permen yang tidak ada nilai gizinya.
4. Menghambat Perkembangan Anak
Seperti yang sudah dijelaskan, saat anak mengonsumsi permen secara berlebihan akan membuat perut terasa kenyang. Hal ini dapat membuat anak tidak mendapatkan asupan nutrisi dengan baik. Kekurangan nutrisi inilah yang dapat menghambat perkembangan anak.
Nah, itu dia beberapa bahaya akibat terlalu sering makan permen pada anak. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk membatasi konsumsi permen dan memberikan edukasi tentang bahaya kebanyakan makan permen pada anak.
Baca Juga
-
5 Ide Casual Outfit Terinspirasi dari Hwang Minhyun, Bisa Jadi Referensi!
-
7 Inspirasi OOTD Simpel ala Jung Hae In, Bisa Buat Beragam Look!
-
7 Inspirasi Gaya Sporty ala Cha Eun Woo ASTRO, Tampil Modis dan Fashionable
-
Tampil Anggun dan Elegan dengan 5 Ide Feminim Outfit ala Kim Yoo Jung
-
Biar Gak Mati Gaya, Intip 7 Ide Styling Celana Jeans ala I.N Stray Kids
Artikel Terkait
-
Punya Harley dan Rubicon, Segini Gaji dan Tunjangan AKBP Achiruddin yang Anaknya Aniaya Mahasiswa
-
Ribut Gegara Warisan Saat Lebaran, Anak Bacok Ibu Kandung di Sumut
-
Moge yang Dipamerkan AKBP Achiruddin Tak Terdaftar di LHKPN
-
Harta Kekayaan AKBP Achiruddin, Perwira Polisi yang Biarkan Anaknya Aniaya Ken Admiral
-
Tak Patut Dicontoh, Viral Anak di Bawah Umur Latihan Menyetir Mobil di Jalan Raya
Health
-
Neural Fatigue: Kelelahan Kognitif Akibat Terpapar Stimulus Berulang
-
Attention Fragmentation: Pecahnya Pikiran Akibat Konsumsi Konten Receh
-
Fenomena Brain Fog: Kesulitan Fokus Akibat Sering Konsumsi Konten Receh
-
6 Jenis Tanaman yang Dapat Mengatasi Bau Mulut, Ada Apel hingga Kemangi
-
Cognitive Offloading: Ketika Otak Tak Lagi Jadi Tempat Menyimpan Informasi
Terkini
-
5 Rekomendasi Serial Kerajaan Netflix yang Tak Kalah Seru dari Bridgerton
-
Ulasan Novel Holly: Rahasia Mengerikan di Balik Rumah Pasangan Terhormat
-
Aprilia Tolak Tawaran Jorge Martin, Honda Sudah Siapkan Senjata?
-
Agensi Umumkan aespa dan IZNA Bersiap untuk Comeback pada Juni 2025
-
5 Penjahat Boku no Hero Academia yang Layak Dimaafkan, Siapa Saja?