Kanker payudara merupaan salah satu penyakit kanker terbanyak yang dialami oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan data dari Pathological Based Registration di Indonesia, kanker payudara menempati urutan pertama dengan frekuensi relatif sebesar 18,6%.
Diperkirakan angka kejadian kanker payudara di Indonesia adalah 12/100.000 wanita dengan mortilitas cukup tinggi yakni 18% dari kematian yang dijumpai pada wanita. Penyakit ini juga dapat menyerang pria dengan frekuensi sebesar 1%.
Lebih dari 80% kasus yang ditemukan di Indonesia telah berada pada stadium lanjut, sehingga sulit untuk melakukan upaya pengobatan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui upaya pencegahan, diagnosis dini, serta pengobatan yang tepat.
Faktor Risiko Kanker Payudara
Dikutip dari Panduan Nasional Penanganan Kanker Payudara tahun 2015, beberapa faktor risiko penyebab kanker payudara antara lain jenis kelamin wanita, berusia di atas 50 tahun, memiliki riwayat keluarga yang pernah menderita kanker payudara, serta genetik.
Faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara adalah riwayat penyakit kanker payudara sebelumnya atau sudah pernah mengalami kanker payudara, riwayat menstruasi dini atau mulai menstruasi sejak kurang dari 12 tahun, serta menopouse lambat yang terjadi lebih dari 55 tahun. Riwayat reproduksi seperti tidak memiliki anak atau tidak menyusui juga dapat menjadi faktor risiko kanker payudara.
Beberapa faktor lainnya yaitu terapi hormonal, konsumsi alkohol, riwayat radiasi dinding dada, serta faktor lingkungan.
Prevensi atau Pencegahan
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/414/2018 tentang Pedoman Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Kanker Payudara, pencegahan pada kanker payudara dilakukan melalui pencegahan primer dan sekunder.
Pencegahan primer merupakan suatu usaha untuk tidak terkena kanker payudara dengan cara mengurangi atau meniadakan faktor-faktor yang dapat memicu kanker payudara. Pencegahan primer diawali dengan mengenali dan mengetahui faktor-faktor risiko kanker payudara seperti yang sudah disebutkan di atas.
Pencegahan sekunder dilakukan dengan skrining kanker payudara yaitu pemeriksaan untuk menemukan abnormalitas yang dapat mengarah pada kanker payudara pada seseorang atau kelompok orang yang tidak mempunyai keluhan. Tujuan skrining ini adalah untuk menurunkan angka morbiditas dan angka kematian. Pencegahan sekunder ini merupakan primadona dalam penangan kanker secara keseluruhan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ikuti Perjalanan Hampa Kehilangan Kenangan di Novel 'Polisi Kenangan'
-
3 Novel Legendaris Karya Penulis Indonesia, Ada Gadis Kretek hingga Lupus
-
Geram! Ayu Ting Ting Semprot Netizen yang Hujat Bilqis Nyanyi Lagu Korea
-
Haji Faisal Akui Sempat Syok dengan Konten Atta Halilintar yang Disebut Netizen Sentil Fuji
-
Outfit Bandara Seowon UNIS Jadi Sorotan, K-netz Perdebatkan Usia Debut
Artikel Terkait
Health
-
Bukan Cuma 'Minuman Nenek-nenek', Ini 5 Jamu Wajib Coba buat Cewek Biar Gak Gampang Sakit
-
Demam? Jangan Buru-Buru Minum Obat, Ini Penjelasan Dokter Soal Penyebabnya!
-
Menstruasi Tidak Teratur? Ini Tanda PCOS yang Perempuan Wajib Kenali!
-
Bed Rotting Jadi Tren Self-Care buat Gen Z, Sehat atau Nggak Sih?
-
Kepala 'Meledak' Gara-gara Stres? Ini 10 'Obat' Simpel yang Bisa Bikin Tenang Lagi
Terkini
-
Nafkah Sarwendah dari Ruben Onsu Memanas: Uang Bulanan Sistem Reimburse?
-
Rekap Australian Open 2025: 11 Wakil Indonesia Melaju ke Babak 16 Besar
-
Partisipasi Publik Palsu: Strategi Komunikasi di Balik Pengesahan Revisi KUHAP
-
Leya Princy Rayakan Ultah, Momen Akrab dengan El Putra Bikin Baper Netizen!
-
Perjuangan untuk Hak dan Kemanusiaan terhadap Budak dalam Novel Rasina