Scroll untuk membaca artikel
Rendy Adrikni Sadikin | Meisyara Husni
Go around the world

2 tahun sudah, tapi belum lagi berakhir masa covid-19. Mendekati akhir 2021, kini dunia sudah dikejutkan kembali oleh pendatang varian baru corona virus, yaitu Omikron. Keadaan pademik tersebut mungkin akan terus berlanjut diprediksi kian nyata hadirnya, melalui informasi program berita juga media sosial, hingga menyambut awal 2022. 

Kabar buruk saat tahun depan tiba, persis dirasakan kecewa berat lantaran lamanya menunda darma-wisata ke destinasi yang masih lockdown. Walaupun ada rasa muncul tak peduli akan demikian, mengunjungi objek turisme yang lain,  selagi masih berada pada zona aman, sambil terus menunggu para ahli berusaha keras, guna menyelidiki ulang dari jenis sifat virus terkini yang diteliti. Berikut adalah beberapa peristiwa yang harus dipersiapkan saat travel.

1. Lakukan imunisasi sebelum pergi Trip

Tiada vaksin, bakalan gak ada cara bepergian. Suntikan imunisasi semacam vaksin yellow fever ke Afrika, Eropa, Amerika Selatan, Sudan dan Nigeria. Ada juga vaksin naik haji serta umroh,  menyuntik meningokokus, yang diwajibkan ke Arab Saudi. Serta vaksin lainnya, yang tidak dapat disebutkan satu demi satu, sama dengan situasi tujuan yang dimaksud, menjadi anjuran proteksi diri pertama sekali bagi wisatawan ke luar negeri. Penting faktanya, apalagi booming masa Omikron sekarang, rayuan hampir semua negara tidak akan mengizinkan masuk para pelancong yang belum divaksinasi. Oleh karena itu, jalan keluar satu-satunya adalah vaksin.

2. Periksa balik pedoman ekspedisi paska vaksinasi

Omikron sungguh-sungguh pun sedang memaksa pemerintah negara perlu memperkenalkan ketentuan tambahan, dan adendum baru itu berhak diterapkan sesuai dengan pedoman perjalanaan buat turis domestik dan mancanegara. Laksana domestik diilustrasikan dengan mengecek pengunjung lokal, hanya mewajibkan laporan tes negatif PCR saja seandainya mereka tidak terdata dalam elektronik. Sedangkan haluan antar bangsa, pelancong international harus membawa sertifikat kedua dosis vaksinasi sebagai bukti jikalau warga negara asing (WNA) telah melaksanakan vaksinasi Covid-19.

Kemudian, WNA asal negara-negara terkonfirmasi varian Omikron berlanjut tetap diuji ulang PCR  jangkitan Covid supaya tidak merebak di Indonesia, dan wajib  menjalankan masa karantina  selama 14 hari 24 jam. Begitu pun WNI (warga negara Indonesia) akan diberlakukan persyraratan waktu isolasi yang sama. Sebaliknya, cegah Omikron, lebih sedikit dengan durasi 10 hari 24 jam bagi pengasingan diri WNA dan WNI  yang bukan datang dari wilayah terdaftar Omikron. Penambahan begitu, regulasi karantina pun bervariasi dari satu negara bagian ke negara bagian lainnya, maka penting guna mengetahui pedoman tujuan destinasi terkait Covid.

3. Sisipkan dokumen medis jika ada sakit tertentu

Paspor, visa, permit, bahkan bukti bebas fiskal, dan asuransi perjalanan, memang dokumen perjalanan wisata yang nilai esensinya sebagai jaminan hidup sementara dalam kurun batas juga wilayah tertentu. Saat akan di ruang waktu kesana, tetapi ada baiknya juga, perlu mempersiapkan sertifikat kesehatan yang mendeskripsi perwakilan kondisi tubuh dari rekamedis laboratori berdasarkan riwayat penyakit tertentu. Apabila, ada sewaktu kejadian yang tidak diinginkan, bukti dokumen perjalanan satu ini memiliki keresmian bantuan layanan medis dengan segera. Jadi, berpergian jauh untuk berlibur bukan satu halangan bagi traveler yang tengah mengindap penyakit tertentu

4. Pakai masker wajah berlapis ganda

Banyak cara untuk menjaga imunitas tubuh, dan meningkatkan itu bukan selalu dari faktor interen yang meliputi pola makanan bergizi serta teratur minum air bersih sebanyak 8 gelas perhari. Tapi keseimbangan faktor eksteren, ikut mendominasi suatu keharusan properti terpenting yang dimiliki selama traveling, salah satunya ialah masker wajah. Topeng varian Omrikon, memang disainnya  seperti masker berlapis ganda, kesempurnaan  menutup mulut dan hidung berfungsi memproteksi double diri, dengan memperlambat tingkat penyebaran virus baru ini.

5. Jaga jarak sosial

Menghindari resiko penyebaran di bandara, satu area berbahaya, lamanya berada di ruangan ber-Ac. Sensasi dingin kian lembab menjadikan harga mati penularan yang tak dapat dinego, namun jadi tawaran pasti, semisal berdiam duduk di tempat berventilasi lebih baik serapan pertukaran udaranya yang terbuka. Adapun, pergi dari tempat umum, dan menjauhi keramaian, merupakan usaha 1 meter yang bernilai positif dimana menjaga jarak dengan orang lain di tengah meningkatnya jumlah Omrikon di dunia. Contohnya saja, seorang travel tidak akan pernah mengetahui kondisi kesehatan orang lain yang sedang sakit kan? Penyebab itu, mengapa perlu social distancing.

6. Pertahankan gaya hidup higienis

Mempertahankan, itu memang tidak mudah. Konsisten berpikir ikut melibatkan emosional sikap berjuang tinggi saat tahu penyebaran tipe virus baru Omikron, menuntut diri untuk lebih, akan gaya hidup sehat lagi, dan higienis. Representasi diuji klinis misal rajin mencuci tangan, segera membersihkan tubuh atau mandi setelah keluar rumah, rutin mengasingkan baju kerja dengan pakaian anak pula lansia, dan memakai bahkan siapkan hand sanitizer di dalam tas setelah menyentuh benda-benda pada fasilitas umum yang dapat menginfeksi tangan. Kesemua kontributif ditiru, harus selaras dengan taat asas kebersihan yang menjamin hidup mau lebih kondusif tertantang

Meisyara Husni